Hari ini adalah hari terakhir Ane mengunjungi Kota Metro. Setelah urusan pekerjaan beres, sebelum pulang ke rumah sebagai penutup perjalanan di Kota yang penuh dengan keramah - tamahan ini Ane memutuskan untuk mengunjungi sebuah tempat lagi hanya sekedar makan siang mengisi energi yang telah terkuras habis sebelumnya. Nama tempat tersebut yaitu Bengkel Perut D'Sawah yang terletak di Jl. Basuki Rahmat Yosodadi, Kec. Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung. Dengan memanfaatkan ojek online, tepat pukul setengah 2 siang Ane sampai sini. Makan siangnya telat karena ya urusan pekerjaan tadi.
Sekarang jujur sob, apa yang pertama kali terlintas di benak sobat semua ketika mendengar tentang kata bengkel? Pastilah sobat langsung berfikiran tentang tempat servis kendaraan bermotor, ya kan sob? kalau begitu anggapan kita sama. Saat pertama kali mendengar kata Bengkel Perut D'Sawah, Ane beranggapan bahwa tempat tersebut sebagai tempat untuk menyervis perut yang letaknya berada di tengah sawah. Benar saja lokasi tempat makan yang satu ini memang demikian. Cuman ada yang sangat disayangkan, saat Ane datang ke lokasi padi yang merupakan tanaman khas sawah mulai masa menanam sehingga Ane tidak bisa menyaksikan hijaunya pemandangan tanaman padi yang tentu Ane harapkan.
Oke, tidak apa - apa. Lanjut ceritanya! Bengkel Perut D'Sawah ini memiliki lokasi parkir yang cukup untuk menampung puluhan kendaraan bermotor. Sebenarnya Ane sedikit bingung tentang branding yang diusung oleh tempat makan ini apakah ini memang benar - benar bengkel perut yang Ane maksud atau Sabin Coffe? Pasalnya saat memasuki area resto, terpampang dengan jelas nama Sabin Coffe di bagian atas gapura masuk bersebelahan dengan nama Bengkel Perut atau memang keduanya berkolaborasi atau bahkan nama sebelumnya mau rebranding diganti dengan Sabin Coffe? tapi kalau menurut Ane nama yang sebelumnya sebaiknya jangan diganti dan tetap menggunakan nama Bengkel Perut D'Sawah karena sudah dikenal banyak orang dan tidak membuat para pengunjung bingung.
Sesampainya didalam, Ane merasakan suasana yang berbeda akan tempat makan yang mengusung konsep makan di tengah areal persawahan dengan pondokan - pondokan yang berdiri berbaris berjajar. Di setiap pondokan sudah dilengkapi dengan tempat cuci tangan masing - masing sehingga tidak perlu bingung ke tempat lain kalau hanya sekedar untuk cuci tangan. Kapasitas semua pondokan tidaklah sama, ada yang bisa memuat 4 orang, 6 orang hingga pondokan yang dapat menampung rombongan dalam jumlah besar.
Ane hanya seorang diri maka Ane mengambil salah satu pondokan yang berkapasitas paling kecil saja. Ada beragam menu makanan yang dapat Ane pilih mulai dari makanan berat, makanan ringan, hingga makanan penutup. Selain itu juga tersedia beraneka olahan nasi dan mie, sayur, hingga sambal seperti sambal belut dan sambal terasi mentah. Adapun untuk menu minumannya tak kalah banyak mulai dari aneka macam milky flavour, mojito, kopi maupun non kopi, aneka macam juice hingga minuman khas Sabin Coffee.
Namun sayangnya semua menu - menu yang sudah Ane sebutkan diatas belum tentu tersedia. Hal tersebut Ane alami saat memilih menu makanan belut goreng maupun sambal belut, kata mbak salah satu pegawainya kedua menu tersebut kosong sehingga Ane harus mencermati kembali daftar menu yang ada. Alhasil menu - menu yang Ane pesan yaitu 1 nasi tutug oncom, 1 pete goreng, dan 400 gram gurame bakar, sedangkan minumannya segelas aqua plastik yang menjadi pilihan Ane.
Tak perlu menunggu terlalu lama pesanan yang Ane pesan sudah ada di hadapan Ane. Seporsi nasi tutug oncom yang lumayan agak banyak; gurame bakar yang cukup membuat Ane terkejut lho lho lho kok gurame bakarnya kelihatan gosong? wah jan gimana rasanya?; lalapan - lalapan seperti daun kemangi, irisan buah mentimun, rebusan daun kates, serta semangkok kecil sambal terasi sebagai bonusnya. Tak ketinggalan dengan air minumnya.
Bagaimanakah dengan rasanya? dengan ditemani angin yang begitu semilir suasana khas daerah persawahan Ane menikmati satu - persatu hidangan yang tersaji. Mulai dari ikan guramenya, mencuil sedikit bagian tubuhnya Ane rasakan lebih mendalam rasanya itu ya biasa saja tak ada yang spesial, enak dan syukur rasa gosongnya tidak begitu terasa pahit. Beralih pada nasi tutug oncom, nasi yang diolah bertaburkan oncom walau demikian oncomnya masih bisa dibedakan dari nasinya. Rasanya sangat lezat tak henti - hentinya urat - urat yang ada di mulut Ane mengunyah secara terus menerus hingga tak terasa akan habis apalagi perut dalam kondisi lapar dan hadirnya lalapan pete goreng yang memang sudah menjadi lalapan favorit Ane tentu makan siang ini menjadi berkesan.
Apa karena Ane lapar atau memang suasananya yang mendukung? Pasalnya makan di tempat seperti ini dalam pondokan itu sempat mengingatkan Ane pada waktu kecil dulu. Ane sering diajak oleh kedua orang tua Ane ke Ladang (bukan sawah) sieh, maklum Ane anak desa. Waktu itu kedua orang tua Ane selalu mbontot (bahasa jawa yang artinya membawa bekal) nasi lengkap dengan sayur dan lauk - pauknya. Saat siang hari tiba pas perut sedang lapar - laparnya tentu cocok kita makan siang dan selalu saja kita menyantap bekal tersebut didalam gubug. Waow rasanya itu luar biasa walau hanya dengan menu sederhana nasi, sambal terasi dan ikan asin. Pokoknya kelezatannya itu luar biasa tidak bisa Ane gambarkan.
Maka dari itu Ane bisa bilang ini enak karena Ane lapar, suasana yang mendukung atau bahkan memang makanannya yang enak? ntahlah, yang jelas Bengkel Perut D'Sawah ini keren mengusung konsep makan di tengah areal persawahan yang mampu membangkitkan gairah nafsu makan pengunjungnya. Pun demikian dengan Ane, Saking lezatnya semua makanan yang ada di hadapan Ane lenyap seketika yang tersisa hanyalah tulang - belulang ikan gurame, kulit luar pete, sedikit nasi dan lalapan yang kurang Ane sukai.
Untuk semuanya Ane diharuskan membayar 56k dengan rincian 400 gram gurame bakar 40k, seporsi nasi tutug oncom 5k, dan 1 porsi pete goreng 5k serta pajak PPN 10% 5k. Adapun air minumnya kata mbaknya gratis. Horee!!!
Jam Buka: 10 pagi hingga 9 malam
No. HP : 0821 8054 6660