Waktu itu tanggal 17 September 2021, hari dimana Ane ada sebuah acara di Kota Bandar Lampung pada siang hari dan di sela - sela waktu pagi hari Ane bingung dan bimbang mau makan pagi dimana, biasanya kalau di rumah kan tinggal makan saja, eh ini pagi hari di daerah lain pula jadi ya mau tidak mau harus mencari sebuah tempat warung makan untuk mengisi energi Ane. Sudah menjadi kebiasaan Ane sob, saat mengunjungi sebuah daerah atau tempat lain Ane tak mau menyia - nyiakan kesempatan begitu saja. Ane selalu mencari - cari informasi mengenai tempat makan suatu daerah itu yang cukup di rekomendasikan oleh sahabat - sahabat blogger atau media - media online yang mengulas tentang kuliner dan biasanya kuliner yang direkomendasikan itu mempunyai citra rasa yang sudah tidak diragukan lagi kelezatannya, Percaya deh sob!!! Akhirnya Ane mendapatkan sebuah informasi bahwa ada sebuah tempat makan yang enak dan cocok untuk didatangi yakni Encim Gendut yang beralamatkan di Jl. Lindu No. 6 Palapa, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Itu artinya Ane berkunjung kesini kurang lebih 1,5 tahun yang Lalu. Begitu sampai di rumah, awalnya Ane mau langsung bercerita membubuhkan tulisan - tulisan di blog ini, tapi apalah daya laptop yang Ane gunakan rusak dan mati tidak bisa hidup sama sekali. Maklum usianya memang sudah tidak muda lagi untuk ukuran sebuah peralatan elektronik yakni sekitar 13 tahun jadi Ane mulai bisa bercerita sekarang. Tidak apa - apa ya sob, wong ya belum lewat dari 2 tahun e loh jadi masih agak relevan lah. Hehehe.
Ow iya sob, bagi sobat yang ingin membaca ulasan kunjungan kuliner Ane kemarin silahkan diklik saja judul dibawah ini ya sob!
Dengan menaiki ojek online dari tempat penginapan di sebuah hotel, Ane bergegas menuju kesini walau dalam keadaan ramai kendaraan di jalan maklum waktu itu sekitar jam 8 pagi kurang 10 menitan jadi ya jamnya para pegawai berangkat bekerja. Sesampainya disini, Ane sedikit ragu - ragu apakah tempat makan tersebut sudah buka atau belum. Pasalnya pintu tempat makan ini masih dalam keadaan tertutup dan belum ada satupun kendaraan yang terparkir. Apakah Ane datangnya kepagian atau memang sengaja di tutup karena didalam ruangan itu ruangan ber-AC? Nampak dari luar tempat makan ini berbeda dengan tempat makan pada umumnya, rapi dengan pot - pot bunga terdapat berbagai macam tanaman bunga yang diletakkan diatas rak bunga, ada juga beberapa bunga yang diletakkan begitu saja di lantai, bentuk gedungnya menyerupai rumah pribadi beratapkan pelana dan tepat dibagian bawah gunung - gunung terdapat benner berukuran cukup kecil bertuliskan "Encim Gendut". Di samping kiri dari sisi gedung terdapat pula jalan untuk masuk tanpa melalui pintu depan.
Keragu - raguan Ane terjawab sudah seketika saat seorang pelayan menyambut Ane dengan ramah. Beliau menjelaskan bahwa menunya belum lengkap dan kalau memang Ane ingin segera makan, Ane dipersilahkan untuk mengambilnya. Tentu dengan nasi dan pilihan menu seadanya.
Mbak Pegawai : Selamat datang mas, silahkan ambil sendiri ya mas!
Tapi menunya belum lengkap, masih ada beberapa yang
belum matang.
Ane : Iya mbak, nunggu agak lengkap saja lah mbak. Kalau
diizinkan, bolehkah saya untuk mengambil gambar?
Mbak Pegawai : Ow, boleh saja mas. Silahkan! Saya tinggal dahulu ke
belakang sebentar ya mas!
Ane : Iya mbak, Silahkan!
Ane tidak mau melewatkan suasana ruangan ini begitu saja sob, Ane ingin melihat - lihat dan mencermati dahulu ruangan makan yang estetik ini. Iya lho sob, ruangan makan ini banyak pernak - pernik aksesoris yang cukup banyak, namun tertata cukup rapi dan unik serta memberi kesan nilai estetik yang tinggi yang dapat membuat siapa saja yang berkunjung merasakan kenyamanan.
|
|
Ruangannya cukup lapang, karena tidak ada sekat berupa dinding atau apapun didalamnya. Di bagian langit - langit tergantung payung - payung bercorak khas tionghoa, 8 buah sangkar burung yang didalamnya berisi lampu - lampu gantung yang berfungsi sebagai penerangan, serta dua buah lampu tradisional khas jawa. Tak kalah menariknya, di bagian sisi - sisi dinding yang semuanya didominasi oleh warna putih terdapat berbagai macam lukisan maupun peralatan - peralatan rumah tangga seperti lukisan - lukisan empat orang perempuan memakai "kemben" bercorak batik dengan posisi kaki menyilang, lukisan seorang encim yang sedang menuangkan air minum kedalam cangkir menggunakan teko seng tradisional, daftar menu harga yang dapat dipesan oleh pengunjung serta puluhan piring baki tempo dulu dengan berbagai macam ukuran dan corak sebagai hiasan yang tertata rapi dan unik menambah nilai seni. By the way sobat tahu tidak apa itu makna dari encim?, oke kalau belum tahu sini Ane bisikin ya sob bahwa kata "encim" menurut KBBI mempunyai arti "sapaan / panggilan terhadap wanita keturunan China yang sudah bersuami".
Suasana ruang Rumah Makan Encim Gendut saat itu |
|
|
Lalu bagaimanakah dengan meja tempat duduknya? Di sisi ruang sebelah kanan berdekatan dengan pintu masuk terdapat sebuah meja kasir tempat pengunjung membayar setelah selesai makan, kemudian sebelah selatannya tersusun dengan rapi meja makan dengan kaki meja terbuat dari baja dan pada permukaan mejanya berlapiskan keramik, kursi yang terbuat dari kayu dan juga kursi sofa yang dilengkapi dengan bantal yang seolah - olah menyuruh kepada para pengunjungnya dalam menikmati menu yang ada agar dalam keadaan santai tidak perlu buru - buru. Begitu pula yang terdapat di sisi ruangan bagian kiri, terdapat beberapa meja dan kursi makan namun tak sebanyak yang ada di sisi kanan ruangan.
Adapun dibagian tengah - tengah ruangan terdapat sebuah meja panjang menyerupai meja prasmanan penuh dengan wadah - wadah berisi makanan tempat dimana para pengunjung mengambil sendiri makanan yang tersedia. Selesai mengamati suasana yang ditawarkan oleh tempat makan ini, bergegas Ane mengambil sendiri makanan yang telah tersedia. Disinilah Ane mengalami kebingungan karena menu yang tersedia cukup banyak. Semua menu olahan yang ditawarkan khas rumahan mulai dari beragam nasi seperti nasi putih, lontong sayur, nasi uduk dan nasi kuning. Beragam olahan daging ayam seperti ayam goreng, pepes, opor ayam, ati ampela, telur, dan ayam bakar.
Beragam menu olahan seafood seperti rajungan, cumi - cumi, ikan seruit, ikan merem - melek, ikan peda, dan ikan bakar, hingga menu lainnya seperti soto betawi, kikil, sate bakso, tempe - tahu, jengkol, bakwan dan lain sebagainya. Setelah pilah - pilih akhirnya Ane mengambil nasi putih dengan mie bihun putih dengan bumbu sederhana, tiga biji cumi - cumi yang di masak agak asin, dan tiga buah semur jengkol yang bisa menimbulkan bau yang sangat khas kesukaan Ane, hehehe. Semua menu yang Ane ambil di catat oleh salah seorang mbak pegawai dan segera Ane mengambil posisi tempat duduk tepat di bawah hiasan piring baki tempo dulu.
Sekarang saatnya Ane merasakan sebagian kecil menu olahan yang ada di Rumah Makan Encim Gendut ini, mulai dari mie bihun putih rasanya itu bagi Ane menyerupai rasa masakan yang diolah oleh ibu Ane gurih bumbunya pas tidak "anyep" atau terlalu asin begitupula dengan semur jengkolnya yang begitu lembut dan bau jengkolnya tidak terlalu kuat dan cenderung tidak berbau. Kalau cumi - cuminya tow rasanya ya seperti cumi - cumi yang diolah pada umumnya yang wuenak. Bersama dengan minuman air putih, maka dari itu
Tak habiskan semuanya! |
Disini Ane dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa selain tempat makan ini menghadirkan suasana jawa tradisional berpadukan tionghoa, estetik, dan kenyamanan, juga menawarkan berbagai macam olahan menu makanan rumahan yang enak untuk dinikmati. Harga untuk semua olahan menu yang Ane ambil sebesar 23k saja, cukup ekonomis bukan? So, buat sobat - sobat yang tinggal di Bandar Lampung atau kebetulan berada disini dan kangen dengan menu olahan rumahan, sobat bisa menjadikan Rumah Makan Encim Gendut ini sebagai alternatif tempat makan pilihan sobat semua.
Jam buka : Setiap hari dari pukul 7 pagi hingga 4 sore
Tidak ada komentar:
Posting Komentar