Minggu, 30 Agustus 2020

Blusukan ke Taman Seribu Batu Las Sengok Tulang Bawang Barat

Selepas mengunjungi Taman Faiz Way Sido, petualangan Ane lanjutkan kembali menuju obyek wisata selanjutnya. Tujuan selanjutnya yaitu Taman Seribu Batu, ada juga yang menyebutnya dengan Taman Batu Megalitikum atau bahkan hanya disebut dengan Las Sengok saja. Apapun itu namanya yang paling penting bagi Ane adalah bagaimana caranya Ane bisa sampai disana. Dengan mengandalkan google maps, sampai juga Ane di tempat ini walau sempat terjadi drama salah jalan sebanyak 2 kali. Jalannya terbilang cukup sempit namun sudah sangat baik bila dibandingkan dengan jalan-jalan yang ada di kabupaten tetangganya seperti Mesuji dan Tulang Bawang.


Disini Ane mulai mengerti mengapa Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) ini mulai ramai dikunjungi oleh para wisatawan, selain telah berdirinya beberapa obyek wisata yang cukup menarik juga dikarenakan faktor infrastruktur seperti jalan menuju obyek wisata yang sudah cukup baik. Lengkap sudah di tambah dengan keramahan warga sekitar. Dengan adanya 3 hal ini tentu kedepannya Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) akan semakin ramai dan maju. Ane yakin sebagus apapun obyek wisata itu bila kondisi jalan yang buruk dan keamanan yang buruk pula pasti tak ada wisatawan yang mau berkunjung.


Dari Taman Faiz Way Sido, waktu yang Ane perlukan untuk sampai sini tak banyak, hanya sekitar 25 menitan saja. Taman Seribu Batu Las Sengok terletak di Tiyuh (Desa) Karta, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung. Tak ada tiket masuk yang dikenakan begitu juga dengan parkir kendaraan alias free. Ane sempat bingung kenapa tidak ada tiket masuk, padahal obyek wisata ini sudah diresmikan. Tapi Ane bisa memakluminya karena memang Taman Seribu Batu ini sepenuhnya belum jadi 100%. Hal ini terlihat dari masih berlangsungnya proses pengerjaan.

Calon jalan berlorong yang sekarang dijadikan sebagai tempat parkir untuk sementara
Para pekerja yang sedang meratakan tanah sebagai tempat untuk meletakkan batu-batu nantinya
Juga masih terdapat alat berat yang sedang mengerjakan pekerjaannya
Ane yakin suatu saat nanti setelah proses pengerjaan selesai, bakal banyak wisatawan yang datang. Belum jadi saja sudah berhasil menarik perhatian Ane, apalagi nanti kalau sudah jadi? Hamparan batu dengan berbagai macam bentuk dan ukuran berdiri kokoh tersusun melingkar terlihat cukup eksotis. Jumlahnya tak ada seribu, bahkan seratus saja tidak ada. Kenapa disebut Taman Seribu Batu? Mungkin hanya untuk sebutan saja biar banyak orang yang penasaran sehingga menariknya untuk berkunjung. Okelah!



Selain bebatuan ada sisi lain yang dapat Ane nikmati, yaitu betapa indahnya di sekeliling lokasi. Dua buah sungai mengapit tempat ini dan pemandangan pepohonan kayu alam yang masih alami memberikan kesegaran bagi indra penglihatan. Tak banyak yang dapat Ane harapkan dari tempat ini, berbagai macam fasilitas belum tersedia mulai dari tempat pembuangan sampah, kamar kecil, hingga warung makan. Karena memang belum selesai proses pembangunannya.




Ane benar-benar kagum akan konsep wisata yang ada disini, kawasan rawa (lebung) saja bisa disulap menjadi lokasi yang bernilai. Tentu ini akan berdampak baik bagi perekonomian warga sekitar.

Cara Menuju ke Taman Seribu Batu Las Sengok Tubaba

Dari Jalan Lintas Sumatera (tepatnya di Pertigaan Desa Gunung Batin Ilir), belok kearah barat (Kiri dari arah Kota Bandar Lampung atau kanan dari arah Kota Palembang) melalui Jl. Way Abung lurus terus hingga kurang lebih 16,3 Km menemukan Pasar Daya Murni. Maju sedikit ada perempatan.

Tepat di pojok barat laut perempatan tersebut terdapat sebuah masjid bernama Masjid Agung Al-Mustaqim. Beloklah kearah kanan (utara), maju sedikit di sebelah kanan terdapat Kantor Polsek Tulang Bawang Udik. Berarti sobat sudah berada di jalan yang benar. Lurus terus ikuti jalan ini sejauh 12 Km hingga mentok sampai di Tiyuh (Desa) Karta. Kemudian belok kanan sejauh 100 meter hingga mentok. Lalu belok kiri dan ikuti jalan ini hingga sejauh kurang lebih 1 Km. Setelah melewati jembatan, cermatilah area sekitar tanah rawa-rawa ini terutama di sisi kiri jalan. Taman Seribu Batu Las Sengok Sudah dapat terlihat dari kejauhan.

Baca juga:  Stonehenge Jogja, apakah ada yang beda???
Let's Go

Sabtu, 25 Juli 2020

Taman Faiz Way Sido, Sensasi Menikmati Flying Bike di Tulang Bawang Barat

"Seorang anak yang tumbuh mulai menginjak remaja namun cukup mempesona", Ane fikir itulah sebuah kalimat yang pantas disematkan kepada salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung ini. Ya kabupaten tersebut bernama Tulang Bawang Barat atau biasa di singkat dengan Tubaba. Bagaimana tidak, kabupaten yang baru berumur 12 tahun ini dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang telah berhasil mencuri perhatian baik dari warga kabupaten itu sendiri maupun luar kabupaten, tak terkecuali dengan Ane.

Mungkin belum banyak orang yang mengenal tentang kabupaten ini. Kabupaten yang dahulu di pandang sebelah mata, kini mulai diperhitungkan di Provinsi Lampung terutama di kawasan bagian utara. Bahkan kabupaten yang sebelumnya telah ada saja terbilang kalah dengan pamornya. Dalam catatan ini, Ane ingin berbagi pengalaman tentang kunjungan Ane di Tubaba bersama Sang Adik.

Kita asli putra daerah, lahir di bumi yang berjuluk "Sang Bumi Rua Jurai". Namun begitu sebelum berkunjung ke Kabupaten Tubaba ini, Kita tetap mempersiapkan segalanya termasuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang keamanan disana. Kita sadar betul bahwa bumi kelahiran kita ini dikenal luas akan keamanannya yang terbilang buruk, berita kasus pembegalan seolah-olah tak bisa lepas dari bumi ini. Ini sepenuhnya tidak salah, tapi juga sepenuhnya tidak benar. Ada wilayah Lampung yang memang benar-benar aman, tetapi ada juga wilayah Lampung yang memang sangat rawan akan kejahatan. Tapi khusus untuk wilayah Tulang Bawang Barat ini tergolong aman dan terkendali, walaupun begitu persiapan yang matang adalah hal yang tetap wajib kita lakukan.

Kita mengawali rencana perjalanan ini dengan membuat list tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi, kemudian membuat rutenya agar efektif dan efisien dalam memanfaatkan waktu, memperhitungkan waktu yang kita punya, hingga biaya yang kita perlukan. Berhubung rumah kita dengan Kabupaten Tubaba yang akan kita kunjungi tidak terlalu jauh sekitar 95 Km, maka kendaraan yang kita pakai adalah sepeda motor roda dua. Ya punyanya kita ya hanya itu, coba kalau punya kendaraan roda 4 pasti ya Ane gunakan, hehehe. Sepeda motor roda dua yang Ane punya ini berumur cukup tua sekitar 11 tahun namun soal kemampuan Ane tak perlu meragukannya lagi. Rekor tertinggi sudah dua kali Ane gunakan dalam perjalanan Mesuji - Wonosobo, Kota Agung (PP) yang berjarak kurang lebih 275 Km dan sampai sekarang tak ada masalah dengannya.

Kita sengaja melakukan perjalanan sepagi mungkin, ini biasa Ane lakukan saat akan menempuh perjalanan yang cukup jauh. Udara masih segar walau terasa dingin, badan dalam kondisi prima, fikiran jernih sehingga bisa berkonsentrasi selama dalam perjalanan. Rencana awal Ane berangkat pukul 05.15 setelah melakukan ibadah shalat subuh, Tapi apalah daya waktu menjadi ngaret karena Ane harus menunggu adik Ane terlebih dahulu untuk bersiap-siap, maklum cewek jadi persiapannya ya cukup ribet. Hingga akhirnya tepat pukul 05.49 WIB setelah berpamitan kepada kedua orang tua, kita berangkat menuju TeKaPe.

Perjalanan ini memakan waktu sekitar 3 jam (termasuk beli batu kamera dan sarapan pagi). Kita tiba pukul 08.55 WIB, adapun obyek wisata yang pertama kita datangi adalah Taman Faiz yang beralamatkan di Tiyuh (desa) Way Sido, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung. Kita sempat ragu apakah benar tempat yang kita datangi ini benar-benar sebuah tempat yang kita maksud? Pasalnya secara penampilan terlihat dari depan hanya berupa sebuah toko yang cukup sederhana. Tapi kita yakin bahwa disinilah tempat yang kita maksud, karena di bagian depan samping kiri toko tersebut terdapat sebuah tulisan penjelasan berbunyi "Taman-Faiz Way Sido Kalipengacaran". Kalau begitu

Sebuah toko yang menjadi pemandangan pertama yang kita lihat
 
Pintu masuk Taman Fiz Way Sido, ada di sebelah kanan toko
 
"Lalu dimanakah letak pintu masuknya?", tanya Ane dalam hati.

Setelah memperhatikan dengan seksama ternyata pintu masuknya ada di sebelah kanan toko tersebut. Tepat sebelum pintu masuk terdapat loket pembayaran, terpampang dengan jelas tarif tiket masuknya. 

Harga tiket masuk Taman Faiz:

Hari Senin - Jumat   : 10k/orang

Hari Sabtu dan Minggu: 15k/orang

Sepertinya tarif ini belum lama berubah karena dalam tiket tersebut tarif lama diganti dengan tarif yang baru hanya menggunakan sebuah pulpen. Pintar juga ini pengelolanya, apalagi moment ini bertepatan dengan hari libur sekolah jadi ya tepat. Untuk 2 orang dan sebuah sepeda motor, uang yang harus kita keluarkan sebesar 33k.

Tiket sudah ada di tangan. Motor sudah kita parkir, kini saatnya Ane bersama adik Ane menjelajah taman ini hingga ke sudut-sudutnya. Kesan pertama Ane saat melihat taman ini adalah tempat yang cukup rapi dan bersih. Gazebo - gazebo dengan berbagai macam bentuk berdiri menyapa setiap pengunjung yang datang. Namun sayang, belum ada pengunjung yang datang sama sekali, sepertinya Ane bersama adik Ane merupakan pengunjung yang datang pertama kali. Maklum, menurut informasi yang Ane dapat Taman Faiz ini buka dari pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Sementara Ane bersama adik Ane masuk kesini tepat pukul 09.00 WIB.

Konsep Jalan setapak yang terbuat dari paving block bercatkan warna biru muda bercorak bunga menemani setiap langkah para pengunjungnya. Ane cukup kagum dibuatnya, pengelolaan Taman Faiz ini benar-benar serius dan tak main-main. Konsep pembangunannya patut diacungi jempol, berusaha memanjakan setiap pengunjung yang datang. Setiap spot cocok untuk berfoto bersama keluarga. Ane fikir cukup instagramable.

Ada patung spot gajah

Konon kata adik Ane, ini namanya spot love love. Ane hanya manggut - manggut saja. Repot urusannya kalau cewek berbicara itu di bantah,😆😆😆

Berbagai fasilitas permainan anak-anak tersedia disini mulai dari kincir angin bertarifkan 10k/10 menit, kereta mini, kolam pemandian bola bertarifkan 5k/anak, kolam renang untuk anak SD bertarifkan 10k/anak, ayunan, perosotan dan lain sebagainya. Lalu untuk orang dewasa? Tak perlu khawatir karena Taman Faiz ini sudah lumayan lengkap fasilitas permainannya, untuk orang dewasa bahkan bisa juga untuk anak-anak bisa menyewa perahu bebek dan sejenisnya jika ingin sekedar keliling-keliling di sekitaran kolam. Biaya sewanya 20k/perahu selama 20 menit. 1 perahu bisa diisi maksimal 6 orang.

Ane tertarik untuk mencoba salah satu permainan yang tersedia yaitu Flying Bike (sepeda terbang). Dengan membayar 10k, Ane sudah bisa menikmati fasilitas permainan ini. Tak ada durasi waktu yang di patok, namun cukuplah waktu 10 menit bagi Ane untuk menikmatinya. Awalnya sempat ragu-ragu, walau dalam tubuh Ane sudah terpasang sabuk pengaman.

Yang penting bergaya dulu, urusan berani tidak berani itu belakangan!

"Tenang mas tidak apa-apa, tidak kalau jatuh", suara seorang petugas berusaha meyakinkan Ane. 

"Ah, toh kalau jatuh kan di air, bukan di tanah. jadi tak jadi masalah", fikirku.

Penyeberangan dimulai. Dikit demi sedikit sepeda Ane kayuh hingga di tengah-tengah. Tapi tetap saja saat berusaha keras untuk sampai ke ujung ada perasaan ragu-ragu, rasanya ituloh mantul-mantul. Yasudahlah sampai ditengah-tengah saja. Begitu juga dengan adik Ane rasa ragu-ragu dan khawatir menyelimutinya, tak bisa Ia sembunyikan. Terlihat dari mimik mukanya yang kelihatan gelisah tapi gembira. Maklum, Ia tak bisa berenang, jadi Ane harus siap siaga juga kalau - kalau dia jatuh ke bawah. Dia juga hanya sampai ditengah saja tanpa melanjutkan sampai di ujung.


Kalau kesini hanya jalan-jalan saja tak jadi masalah. Melihat-lihat seluruh area taman, ada berbagai macam bunga yang diletakkan didalam terowongan, beberapa hewan seperti monyet yang ditempatkan di dalam kotak yang menyerupai bentuk rumah, atau hanya sekedar duduk-duduk saja diatas kursi terbuat dari betonan di pinggiran kolam. Rindangnya pepohonan membuat suasana di Taman Faiz ini begitu teduh. Terlebih gazebo-gazebo tersebar hampir di semua bagian taman, cocok bila untuk bersantai sejenak kabur dari rutinitas sehari - hari cukup membosankan.

Kira - kira kapan ya bisa berkeliling indonesia?

Duh mumete!

Tak perlu khawatir perut akan keroncongan, karena terdapat beberapa kafe dan warung makan yang menjajakan makanan. Tinggal siapkan saja uangnya. Namun sayang, saat ini hanya beberapa saja yang buka, hal ini mungkin karena Taman Faiz ini belum lama buka pasca Pandemi Korona Covid-19 atau memang belum sepenuhnya warung dan kafe tersebut beroperasi. Ah, ntahlah. Selain itu beragam fasilitas pendukung terbilang cukup lengkap diantaranya ada tong sampah, kamar kecil yang ditempatkan di setiap pojokan taman dan sisi kanan (barat) tempat parkir, bahkan terdapat live song music yang dibawakan oleh penyanyi lokal.

Hari sudah semakin siang, Ane putuskan untuk melanjutkan perjalanan kembali ke obyek wisata selanjutnya.

Cara Menuju ke Taman Faiz Way Sido Tubaba:

Tugu Selamat datang ini akan sobat lewati sebelum sampai di Taman Faiz nya

Dari Jalan Lintas Sumatera (tepatnya di Pertigaan Desa Gunung Batin Ilir), belok kearah barat (Kiri dari arah Kota Bandar Lampung atau kanan dari arah Kota Palembang) melalui Jl. Way Abung lurus terus hingga kurang lebih 16,3 Km menemukan Pasar Daya Murni. Maju sedikit ada perempatan.

Tepat di pojok barat laut perempatan tersebut terdapat sebuah masjid bernama Masjid Agung Al-Mustaqim. Beloklah kearah kanan (utara), maju sedikit di sebelah kanan terdapat Kantor Polsek Tulang Bawang Udik. Berarti sobat sudah berada di jalan yang benar. Lurus terus ikuti jalan ini sejauh 4,8 Km hingga menemukan Alfa***t Kartaraharja yang berada di pojok utara pertigaan. 

Sampai disini, beloklah kearah kiri (selatan) sejauh kurang lebih 3 Km hingga sobat membaca papan nama bertuliskan Taman Faiz yang sobat maksud. Letaknya ada di sisi kanan (barat) jalan.

Let's Go

Senin, 29 Juni 2020

Mie Ayam Koga, Inilah Mengapa Begitu Legendaris dan Terkenal di Lampung

Dari sekian banyak warung makan mie ayam yang ada di Bandar Lampung, ada salah satu yang berhasil menarik perhatian Ane sob yakni Mie Ayam Koga karena dalam papan nama tersebut tercantum sebuah tulisan "sejak 1978". Tulisan ini seolah-olah ingin menjelaskan kepada siapa saja yang melihatnya bahwa mie ayam ini sudah lama berdiri dan tak perlu di ragukan lagi soal cita rasa yang ditawarkannya. Memang iya sob, berdasarkan dari pengalaman Ane yang sudah-sudah biasanya kalau warung makan yang sudah lama berdiri itu soal rasa memang benar-benar jos. Pokoknya oke punya lah.


Kondisi Warung Mie Ayam Koga tampak depan
Tapi Ane tidak langsung mampir ke warung ini begitu saja, karena pada sore itu niatan Ane hanya ingin makan di Nasi Uduk Toha. Berhubung rasa penasaran Ane cukup dalam, maka setelah berkunjung ke Nasi Uduk Toha selanjutnya Ane menuju kesini. Loh Nis, apakah masih muat tuh perut? Nah begini sob, kebetulan jarak antara Warung Nasi Uduk Toha dengan Mie Ayam Koga ini terbilang cukup lumayan, ya sekitar 2 Km serta dalam perjalanan itu ada sebuah tempat menarik untuk disinggahi sebentar yakni Taman Tugu Juang sehingga sebelum menuju ke Warung Mie Ayam Koga Ane terlebih dahulu main-main di Taman Tugu Juang ini. Lumayan sambil menikmati sorenya Kota Bandar Lampung, kalau-kalau ada yang nyantol, eh. Baru setelah agak malam Ane berkunjung ke Mie Ayam Koga ini sambil menuju perjalanan pulang ke penginapan.

Suasana Taman Tugu Juang saat sore menjelang malam hari
Warna-warni lampu hias yang aduhai cantiknya menghadirkan suasana yang romantis

Dari Taman Tugu Juang menuju Mie Ayam Koga ini Ane tempuh dengan berjalan kaki sob, awalnya sieh sempat ragu-ragu dan berfikir naik ojek online saja. Akan tetapi jaraknya yang tak begitu jauh bagi Ane sekitar 1,8 Km serta ditunjang dengan hobi Ane yang memang suka berjalan kaki jadi ya tak masalah, hitung-hitung olahraga malam. Tepat pukul 8 malam sampailah Ane di TeKaPe. Mie Ayam Koga yang Ane datangi ini berlamatkan di Jl. Teuku Umar No. 48 Kedaton Bandar Lampung, berseberangan dengan Pasar Koga yang letaknya tidak terlalu jauh. Inilah mengapa mie ayam ini dinamakan dengan Mie Ayam Koga.
Sebenarnya Warung Makan Mie Ayam Koga ini sudah membuka 2 buah cabang di Kota Bandar Lampung, diantaranya di Tansmart Lampung yang beralamatkan di Jl. Sultan Agung Way Halim dan di Lampung Walk yang beralamatkan di Jl. Urip Sumoharjo. Berhubung disini awal mula mie ayam ini ada serta tak sengaja menemukan papan namanya yang berhasil membuat Ane penasaran sehingga tempat inilah yang Ane pilih.
 

Warung makannya tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlalu sempit, berupa ruko yang memang berdiri diantara ruko-ruko lainnya. Menurut Ane warung makan ini tidak mengutamakan penampilannya dan itu tak masalah bagi para pengunjungnya, tetapi lebih mengutamakan cita rasa. Hal ini terlihat dari pengunjungnya yang datang cukup ramai menempati tempat duduk yang sudah dipersiapkan yakni sistem meja dan kursi. Kalau sobat datang kesini jangan memilih lesehan ya sob karena disini tak ada tempat duduk berupa lesehan. Tapi soal keamanan jangan khawatir karena Warung Makan Mie Ayam Koga ini sudah dilengkapi dengan CCTV baik untuk memantau area dalam ruangan maupun luar ruangan.


Nih kan sob, ada CCTV nya!
Tak ingin berlama-lama melihat setiap detail sudut ruangan, lalu Ane bergegas menuju ke salah satu tempat duduk yang masih kosong. Tak lama kemudian salah seorang pelayannya mendatangi Ane dengan membawa daftar menu. Ada 2 jenis menu yang ditawarkan yaitu menu makanan dan menu minuman. Ane kira warung makan ini hanya menjual menu makanan mie ayam saja dengan berbagai macam variasi olahan, ternyata Ane salah. Selain mie ayam itu sendiri ada berbagai jenis olahan menu makanan lainnya yang ditawarkan diantaranya ada kwetiau, bihun, Cap Cay, bakso, pangsit bahkan nasi goreng.


Namun sayang, tak ada daftar harga yang dicantumkan dalam daftar menu ini yang ada hanyalah gambaran menunya saja dan penegasan kembali bahwa Mie Ayam Koga ini adalah mie ayam No. 1 di Lampung dan untuk kehalalannya di jamin 100% Halal.

Sedangkan untuk menu minumannya ada beraneka macam Es seperti Es Teler, Es Cincau, Es Kacang Merah, Es Shanghai, dan Es Markisa Mutiara; berneka macam jus; dan juga berneka macam kopi seperti kopi hitam, kopi susu, dan Es Coffee Jelly.


Karena menu utama yang spesial disini adalah mie ayam, tentu pilihan Ane jatuh pada mie ayam. Adapun untuk minumannya, Ane memilih es jeruk manis. Tak perlu menunggu lama, pesanan pun datang. Segelas Es jeruk manis, acar timun, semangkok mie ayam dan ada yang berbeda. Tak seperti mie ayam pada umumnya, mie ayam ini disajikan berbarengan dengan semangkok sup tulang ayam. Apakah ini sudah termasuk dalam harga semangkok mie ayam ataukah dihargai terpisah? ntahlah, yang jelas tak sabar rasanya Ane untuk segera mencicipinya.


Ngeksis dulu sebelum makan, mari!
Sekilas mie ayam ini tampak biasa-biasa saja tak ada bedanya dengan mie ayam pada umumnya. Semangkok mie ayam berisi mie dengan tekstur yang lebih kecil dibandingkan dengan mie ayam pada umumnya, cincangan daging ayam, selada, dan pangsit. Lalu bagaimanakah dengan rasanya? Ane Mulai dari kuahnya terlebih dahulu, sruput, sruput, sruput, hmmm rasanya itu cukup gurih dan nikmat. Khas bangetlah pokoknya, bahkan saking nikmatnya nieh ya sob kali ini Ane makan mie ayam tanpa saos dan kecap. Kalau sambal mah masih tetap pakai.



Berlanjut ke mienya, hulala ternyata terasa lembut banget di mulut, kekenyalan pun tak terasa sama sekali seperti kebanyakan rasa mie ayam pada umumnya. Semakin penasaran saja Ane pada cincangan daging ayamnya. Bagaimanakah rasanya? Hola, dagingnya juga tak kalah lembutnya. Lengkap sudah lezatnya dengan kehadiran selada, pangsit dan sop tulang ayamnya. Tak heran bila Mie Ayam Koga ini selalu saja ramai pengunjung, ini Ane saksikan sendiri mulai dari awal kedatangan Ane hingga mau pergi ada saja pengujung yang datang. Untuk itu

Tak habiskan semuanya, kecuali acar timun, bongkahan es, dan tulang ayam yang keras ☺
Puas menikmati semuanya, kini giliran Ane untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan Ane tersebut. Seporsi mie ayam dan segelas es teh manis dihargai sebesar 41k. Didalam struk ini tidak tercantum semangkok sup tulang ayam, berarti semangkok sup tersebut sudah termasuk dalam seporsi mie ayam. Pantas saja seporsi mie ayam dihargai sendiri sebesar 24k, lebih mahal memang bila dibandingkan dengan harga mie ayam pada umumnya, namun sepadan dengan rasa yang ditawarkannya.


Bagaimana sob, penasarankah dengan rasanya? kalau penasaran, silahkan sobat datang langsung ke Mie Ayam Koga ini.

Jam buka: Setiap hari dari Pukul 09.00 WIB hingga Pukul 21.00 WIB.
Sampai Jumpa!
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me