Semakin lama di Bali tempat yang Ane jelajahi didaftar kunjungan Ane semakin sedikit. Selain obyek wisata berupa wisata alam maupun pura, Bali juga mempunyai tempat wisata kuliner yang khas dan patut untuk dicoba. Salah satunya adalah Warung Jerman yang terletak di Jl. Raya Puputan no.206, Renon, Denpasar. Pertama kali mendengarnya Ane tak langsung percaya kalau warung ini menyediakan berbagai macam menu makanan khas Bali, pasalnya dari namanya saja sudah kelihatan kalau warung ini ada kaitannya dengan Negara Jerman. Tentu menu makanan yang tersedia merupakan makanan khas Jerman atau warung ini milik orang jerman.
Tapi saat Ane mendatangi tempat tersebut secara langsung barulah Ane percaya kalau warung ini benar-benar menyediakan menu makanan khas Bali, sedangkan kata "Jerman" hanyalah sebuah akronim dari "Jeruk Manis" saja. Saat Ane sampai disini, hanya ada beberapa orang saja yang sedang berkunjung, maklum hari masih terlalu pagi dan warungnya baru saja buka. Hal ini terlihat dari pelayannya yang masih sibuk menyiapkan menu makanannya.
Setelah memarkirkan kuda hijau, lantas Ane masuk kedalam. Warungnya tak begitu luas dengan dindingnya terbuat dari setengah batu-bata dan setengahnya lagi kayu yang dipasang tidak rapat. Di kayu-kayu tersebut terpasang berbagai macam menu makanan yang dapat dipesan oleh para pengunjungnya. Ada sager/be jeruk, ayam panggang sambel matah, jukut urap, tipat bungkul, ayam panggang, tum ayam, ayam bakar, tipat kuah ayam, dan nasi campur ayam. Sementara untuk minumannya ada es campur jerman, es jeruk, es daluman, es teh, dan kopi Bali.
Tak hanya itu dibagian dinding ini juga terpasang beberapa buah foto pemilik warung bersama orang-orang terkenal yang pernah mampir kesini. Dari sekian foto tersebut, ada sebuah foto yang membuat Ane merasa tepat berkunjung kesini. Ya, Foto Pak Bondan Winarno yang terkenal akan kata "Mak Nyusss" nya.
Warungnya cukup bersih dan meja serta kursi terpasang dengan rapi. Ane mengambil salah satu posisi tempat duduk didekat pintu masuk. Setelah memikirkan agak lama hendak mau makan apa, akhirnya pilihan Ane jatuh pada tipat kuah ayam. Sedangkan untuk minumannya apalagi kalau bukan jeruk manisnya. Ane maju kedepan untuk pesan menu-menu tersebut.
Tak lama Ane menunggu, tak sampai 15 menit pesanan yang Ane pesan sudah ada didepan semua. Seporsi tipat kuah ayam dan segelas es jeruk manis. Seporsi tipat kuah ayam terdiri dari setusuk sate lilit, tipat (ketupat), setengah butir telur ayam rebus, sambal, ayam goreng, ayam betutu, sayur, dan tum ayam (dalam bahasa jawa sama dengan bothok), serta ada tambahan semangkok sup ayam yang berisi setengah.
Lalu bagaimanakah dengan rasanya? berhubung menu yang diunggulkan disini adalah minuman jeruk manisnya, maka dari itu minuman ini yang pertama Ane cicipi. Sruput, sruput, sruput, hmmm rasanya sangat manis dan khas. Tidak beda jauh sieh sama minuman jeruk manis pada umumnya, cuman kadar jeruknya saja yang lebih kental. Sekarang pindah pada tipat kuah ayamnya. Sama seperti sate lilit pada umumnya, rasa sate lilit ini cukup lembut dan empuk di mulut. Begitupula dengan daging ayam dan tipatnya. Sayurnya segar dan lengkap sudah dengan hadirnya sambal yang sangat pedas serta ayam goreng yang terasa kriuk-kriuk begitu mendarat di mulut. Tak ketinggalan juga pada sup ayamnya, rasa kuah ayamnya itu mirip dengan rasa kuah pada bakso yang diberi tambahan seledri dan bawang goreng. Untuk dagingnya juga enak dan Dua kata deh sob untuk ini semua,"wuenak tenan, Le Leduk".
Rasa yang enak sepadan dengan harga yang harus Ane bayarkan. Semuanya dihargai 37k saja. Gimana, tertarikkah sobat untuk mencicipinya? Warung ini terletak sangat strategis di pusat kota dekat perkantoran sehingga mudah untuk ditemukan. Letaknya tidak jauh dari Patung Kapten Japa di Bunderan Renon, hanya sekitar 100 meter kearah barat saja. Jam buka warungnya dari pukul 8 pagi hingga sore hari jam 6 Wita.
Warungnya cukup bersih dan meja serta kursi terpasang dengan rapi. Ane mengambil salah satu posisi tempat duduk didekat pintu masuk. Setelah memikirkan agak lama hendak mau makan apa, akhirnya pilihan Ane jatuh pada tipat kuah ayam. Sedangkan untuk minumannya apalagi kalau bukan jeruk manisnya. Ane maju kedepan untuk pesan menu-menu tersebut.
Tak lama Ane menunggu, tak sampai 15 menit pesanan yang Ane pesan sudah ada didepan semua. Seporsi tipat kuah ayam dan segelas es jeruk manis. Seporsi tipat kuah ayam terdiri dari setusuk sate lilit, tipat (ketupat), setengah butir telur ayam rebus, sambal, ayam goreng, ayam betutu, sayur, dan tum ayam (dalam bahasa jawa sama dengan bothok), serta ada tambahan semangkok sup ayam yang berisi setengah.
Seporsi tipat kuah ayam dan segelas es jeruk manis |
Tipat kuah ayamnya |
Lalu bagaimanakah dengan rasanya? berhubung menu yang diunggulkan disini adalah minuman jeruk manisnya, maka dari itu minuman ini yang pertama Ane cicipi. Sruput, sruput, sruput, hmmm rasanya sangat manis dan khas. Tidak beda jauh sieh sama minuman jeruk manis pada umumnya, cuman kadar jeruknya saja yang lebih kental. Sekarang pindah pada tipat kuah ayamnya. Sama seperti sate lilit pada umumnya, rasa sate lilit ini cukup lembut dan empuk di mulut. Begitupula dengan daging ayam dan tipatnya. Sayurnya segar dan lengkap sudah dengan hadirnya sambal yang sangat pedas serta ayam goreng yang terasa kriuk-kriuk begitu mendarat di mulut. Tak ketinggalan juga pada sup ayamnya, rasa kuah ayamnya itu mirip dengan rasa kuah pada bakso yang diberi tambahan seledri dan bawang goreng. Untuk dagingnya juga enak dan Dua kata deh sob untuk ini semua,"wuenak tenan, Le Leduk".
Untuk itu tak habiskan semuanya |
Pokoknya kalo aku ke bali, pasti blogmu aku jadiin referensi.. Makanan khas gini yg aku suka, drpd nyobain makanan kekinian yg kdg ga jls hahahaha... Menarik bgt tampilan menunya mas. Sate lilit dimakan ama ketupat :D mantap sih kebayang
BalasHapusHehehe,,, Yupz bener banget, dijamin mantab mbak :-)
Hapus