Selepas berkunjung di Pantai Labuan Sait dan mampir makan dahulu disebuah warung, Ane menuju ke Pantai Pandawa. Pasalnya setelah mengunjungi Pantai Labuan Sait Ane sudah tidak menemukan lagi sebuah pantai di deretan pantai-pantai selatan Pulau Bali. Ada sieh satu pantai lagi yang bernama Pantai Dreamland, namun Ane tak tahu dimanakah letak pantai tersebut. Yasudah akhirnya Ane menuju kesini saja.
Berawal dari sebuah papan petunjuk di persimpangan jalan yang Ane baca setelah melewati Garuda Wisnu Kencana (GWK), akhirnya Ane menginjakkan kaki disini. Ane ikuti arah papan petunjuk tersebut hingga akhirnya Ane menemukan sebuah persimpangan jalan yang cukup besar. Masih lurus lagi hingga tak lama kemudian sampailah Ane di Kawasan Pantai Pandawanya.
Sebelum memasuki pantainya, Ane diwajibkan membayar disebuah loket masuk Pantai Pandawa sebesar 10k dengan rincian 8k untuk tiket masuknya dan 2k untuk karcis masuk sepeda motor. Ane pacu lagi kuda hijau Ane menuju kedalam, nampaknya pantai ini masih dalam proses pembangunan. Hal ini terlihat disepanjang jalan tukang bangunan proyek sedang mengerjakan sesuatu.
Melewati jalan ini Ane benar-benar merasa cukup terhibur dengan pemandangan yang ada. Disepanjang jalan Ane disuguhkan dengan pemandangan berupa tebing-tebing kapur yang cukup indah. Tebing-tebing tersebut berada disamping kanan dan kiri jalan sehingga lewat ditengahnya serasa melewati belahan bukit kapur. Amazing!!!Namun demikian masalah infrastruktur jalan tak perlu ditanyakan lagi, jalannya sudah sangat baik, beraspal, lebar, dan mulus.
Setelah melewati jalan yang menikung kekanan dan kemudian menikung lagi kekiri, barulah Ane membaca sebuah papan nama bertuliskan "Pantai Pandawa" yang terletak di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali dan dapat melihat pemandangan birunya air laut lepas. Pemandangan ini tentunya akan membuat siapa saja yang melihatnya pasti ingin segera sampai disana.
Tapi sepertinya tidak untuk pantai ini. Ada sebuah tempat berupa tanah lapang yang cukup luas berada disebelah kanan jalan. Disini banyak kendaraan yang terparkir. "Lalu apasih yang dilakukan pengendaranya disini?" ternyata ini tow yang dilakukannya. Berfoto dengan berlatarbelakangkan tulisan "Pantai Pandawa" berwarna putih. Tulisan ini berada ditebing bagian atas.
Selain itu disebelah kiri jalan yang menurun mengarah ke pantai, mereka berfoto bersama dengan 7 buah pahatan patung dimulai dari patung tikus, patung Dewi Kunti, dan diikuti patung pandawa 5. Mungkin karena inilah mengapa pantai ini dinamakan dengan Pantai Pandawa 5. Apakah benar begitu?
Ternyata tidak, bukan karena patung-patung tersebut pantai ini dinamakan dengan Pantai Pandawa dan Inilah cerita yang sebenarnya. Pantai Pandawa dahulu dikenal dengan Pantai "Penyekjekan". Perbuhan nama menjadi Pantai Pandawa dilandasi pada spirit dari kisah pengasingan Panca Pandawa selama 12 tahun ke hutan dan goa gala-gala. Kisah ini sejalan dengan perjuangan kehidupan masyarakat adat Kutuh yang selama kurun waktu 1997 sampai 2010 membelah tebing untuk melepaskan diri dari keterpinggiran dan keterasingan kehidupan. Mulai tahun 2012 kawasan ini dinyatakan sebagai kawasan wisata untuk dapat dikunjungi oleh masyarakat umum. Semoga spirit cahaya perjuangan Panca Pandawa yang telah menyinari kehidupan masyarakat Adat Kutuh dapat bermanfaat untuk dunia. Cahaya Pantai Pandawa dari Kutuh untuk dunia (Sumber: Tulisan yang ada di Tiket masuknya).
Mengamati ulah para pengendara tersebut, Anepun demikian sama dengan yang mereka lakukan. Setelah selesai, barulah Ane pacu kuda hijau Ane melaju kebawah. Tepat pukul 2 siang Ane sudah sampai ditempat parkir. Berhubung cuacananya masih terasa panas menyengat Ane memilih berteduh dahulu disebuah gazebo tak jauh dari tempat parkir tersebut.
30 menit berselang nampaknya intensitas matahari tetap saja terasa sama. Tentu Ane tidak mau kemalaman sampai di tempat penginapan Kota Denpasar. Ane segera melangkahkan kaki menuju lokasi pantainya, dan inilah pemandangan yang ada. Pantainya cukup luas memiliki garis pantai yang cukup panjang dengan disamping kanan dan kirinya dibatasi oleh tebing-tebing kapur yang cukup tinggi, birunya air laut dengan ombaknya yang cukup besar namun terpecah ditengah-tengah lautan, berpasir putih dengan bulir yang agak kasar serta banyak para pengunjung yang sudah memadati pantainya.
Ya, pengunjung yang ada disini terbilang sudah sangat ramai. Berbeda dengan obyek wisata lainnya yang ada di Bali, kebanyakan para pengunjung adalah wisatawan lokal. Banyak yang pengunjung lakukan disini, ada yang sedang berenang cantik di tepi laut, banyak bule berjemur menghitamkan kulit mereka (tidak disarankan bagi wisatawan lokal, karena bukannya kulit eksotis yang didapatkannya malah kulitnya ntar cenderung gosong menghitam, hehehe), ada yang bermain kano, bahkan ada juga yang hanya duduk-duduk saja ditepi pantai namun sambil berteduh melihat-lihat bule yang tidak memakai pakaian, eh.
Bagi wisatawan yang ingin berteduh didekat pinggir pantainya, bisa. Disepanjang garis pantai sudah ada banyak payung beserta kursinya yang berderet menunggu pengunjungnya untuk menyewa. Kalau lapar, tak perlu khawatir karena disekitar lokasi sudah banyak warung-warung kecil yang berdiri menjajakan berbagai macam menu makanan.
Ane sendiri tak banyak melakukan hal disini, Ane hanya berjalan-jalan menuju ujung tebing dan kemudian duduk-duduk saja. Setelah itu jalan lagi dekat dengan air lautnya sambil foto cekrak sana, cekrek sini, kemudian melihat-lihat aktifitas para wisatawan, dan terakhir duduk-duduk cukup lama disebuah gazebo yang ada disebelah kanan jalan menuju ujung timur pantai hingga sore hari.
Eh nggak juga dink, yang jelas cuacan dalam keadaan sudah tak panas lagi.
Sebelum memasuki pantainya, Ane diwajibkan membayar disebuah loket masuk Pantai Pandawa sebesar 10k dengan rincian 8k untuk tiket masuknya dan 2k untuk karcis masuk sepeda motor. Ane pacu lagi kuda hijau Ane menuju kedalam, nampaknya pantai ini masih dalam proses pembangunan. Hal ini terlihat disepanjang jalan tukang bangunan proyek sedang mengerjakan sesuatu.
|
|
Melewati jalan ini Ane benar-benar merasa cukup terhibur dengan pemandangan yang ada. Disepanjang jalan Ane disuguhkan dengan pemandangan berupa tebing-tebing kapur yang cukup indah. Tebing-tebing tersebut berada disamping kanan dan kiri jalan sehingga lewat ditengahnya serasa melewati belahan bukit kapur. Amazing!!!Namun demikian masalah infrastruktur jalan tak perlu ditanyakan lagi, jalannya sudah sangat baik, beraspal, lebar, dan mulus.
Setelah melewati jalan yang menikung kekanan dan kemudian menikung lagi kekiri, barulah Ane membaca sebuah papan nama bertuliskan "Pantai Pandawa" yang terletak di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali dan dapat melihat pemandangan birunya air laut lepas. Pemandangan ini tentunya akan membuat siapa saja yang melihatnya pasti ingin segera sampai disana.
Tapi sepertinya tidak untuk pantai ini. Ada sebuah tempat berupa tanah lapang yang cukup luas berada disebelah kanan jalan. Disini banyak kendaraan yang terparkir. "Lalu apasih yang dilakukan pengendaranya disini?" ternyata ini tow yang dilakukannya. Berfoto dengan berlatarbelakangkan tulisan "Pantai Pandawa" berwarna putih. Tulisan ini berada ditebing bagian atas.
Patung tikus Pantai Pandawa |
Ane bersama patung Dewi Kunti |
Patung Dharma Wangsa |
Patung Bima |
Patung Arjuna |
Patung Nakula |
Patung Sahadewa |
Mengamati ulah para pengendara tersebut, Anepun demikian sama dengan yang mereka lakukan. Setelah selesai, barulah Ane pacu kuda hijau Ane melaju kebawah. Tepat pukul 2 siang Ane sudah sampai ditempat parkir. Berhubung cuacananya masih terasa panas menyengat Ane memilih berteduh dahulu disebuah gazebo tak jauh dari tempat parkir tersebut.
Tulisan Pantai Pandawa dilihat dari tempat parkir kendaraan |
Ya, pengunjung yang ada disini terbilang sudah sangat ramai. Berbeda dengan obyek wisata lainnya yang ada di Bali, kebanyakan para pengunjung adalah wisatawan lokal. Banyak yang pengunjung lakukan disini, ada yang sedang berenang cantik di tepi laut, banyak bule berjemur menghitamkan kulit mereka (tidak disarankan bagi wisatawan lokal, karena bukannya kulit eksotis yang didapatkannya malah kulitnya ntar cenderung gosong menghitam, hehehe), ada yang bermain kano, bahkan ada juga yang hanya duduk-duduk saja ditepi pantai namun sambil berteduh melihat-lihat bule yang tidak memakai pakaian, eh.
Bagi wisatawan yang ingin berteduh didekat pinggir pantainya, bisa. Disepanjang garis pantai sudah ada banyak payung beserta kursinya yang berderet menunggu pengunjungnya untuk menyewa. Kalau lapar, tak perlu khawatir karena disekitar lokasi sudah banyak warung-warung kecil yang berdiri menjajakan berbagai macam menu makanan.
Ane sendiri tak banyak melakukan hal disini, Ane hanya berjalan-jalan menuju ujung tebing dan kemudian duduk-duduk saja. Setelah itu jalan lagi dekat dengan air lautnya sambil foto cekrak sana, cekrek sini, kemudian melihat-lihat aktifitas para wisatawan, dan terakhir duduk-duduk cukup lama disebuah gazebo yang ada disebelah kanan jalan menuju ujung timur pantai hingga sore hari.
Merdeka! |
Ada bule juga yah disitu?
BalasHapusAda bang
HapusKalo sama pantai kuta jauh atau deket mas? Pengen ih kesini :D
BalasHapusLumayan sieh mbak,,, hanya arahnya saja tinggal ke selatan kok mbak
HapusMasnya sendirian saja itu ?
BalasHapusYo'i mas,,,
Hapus