Setelah melihat-lihat keadaan Kota Singaraja tepatnya di Tugu Singa Ambara Raja dan Taman Makam Pahlawan Curastana, Ane lanjutkan kembali perjalanan Ane menuju ke sebuah obyek wisata yang sangat terkenal di kalangan para wisatawan, yaitu Pantai Lovina. Ane arahkan kuda hijau Ane menuju kearah barat untuk menemukan Jl. Raya Singaraja - Gilimanuk, syukur jalan utama yang Ane cari ketemu juga. Ane ikuti jalan ini hingga kira-kira 10 menit lamanya Ane bertemu dengan sebuah persimpangan lima jalan. Disini sudah ada papan petunjuk yang mengarahkan ke arah pantai. Berdasarkan papan petunjuk tersebut bahwa Ane harus belok kearah kanan. Wokelah, setelah Ane ikuti ternyata benar. Tak sampai 5 menit berjalan sampailah Ane dilokasi yang masuk dalam daftar kunjungan Ane, yakni Pantai Lovina.
Tak ada tiket masuk yang dikenakan sehingga Ane dengan leluasanya masuk kedalam. Hal pertama yang Ane lihat disini adalah bedirinya sebuah pura yang ada dikanan jalan. Pura tersebut bernama Pura Dalem Desa Pakraman Kalibukbuk. Lanjut menuju tempat parkir, tak ada seorang petugas parkir yang berjaga ataupun mengarahkan Ane untuk parkir dimana. Dengan PeDenya Ane parkir kuda hijau Ane di sembarang tempat bawah pohon.
Setelah memarkir kuda hijau Ane, Ane mulai jalan-jalan menyusuri pantai. Iya, Ane kesini sengaja hanya ingin tahu dimana letak pantai ini dan jalan-jalan santai di sekitarnya saja. Berhubung hari sudah siang, tak mungkin rasanya Ane kesini untuk melihat lumba-lumba karena memang pantai ini terkenal dengan wisata lumba-lumbanya. So, buat sobat yang datang kesini dan ingin melihat lumba-lumba, jangan datang di siang hari karena lumba-lumba akan muncul saat pagi hari sekitar jam 6 hingga jam setengah 10.
Pantai ini cukup sepi, tak banyak orang yang berkunjung kesini. Ntah karena hari masih pagi atau gimana, yang jelas begitulah kenyataannya. Ane cukup terpesona dengan keindahan pantai yang ada. Pasirnya berwarna hitam namun bersih, airnya berwarna biru dengan kapal-kapal jukung berlayar diatasnya, serta adanya sebuah dermaga kecil dengan jembatan yang terbuat dari semen dan pasir menjorok kelaut menambah cantiknya suasana pantai.
Sesuai dengan temanya, dibagian barat pantai berdiri dengan kokoh sebuah monumen segi lima yang diatasnya terdapat seekor lumba-lumba yang sedang berpose mengenakan mahkota. Sementara dibagian bawahnya terdapat lima buah patung lumba-lumba yang sedang berpose namun tak menggunakan mahkota.
Terdapat sebuah penjelasan berbahasa inggris mengenai asal-muasal pantai ini dinamakan Pantai Lovina. Beginilah kira-kira ceritanya:
"Tidak ada sumber yang pasti dan meyakinkan mengenai awal mula Lovina. Menurut keterangan dari anak dari Anak Agung Panji Trisna, suku dari raja Buleleng yang paling terkenal bahwa nama Lovina diberikan olehnya yang mana berlokasi di Desa Kaliasem, dimana pada pertama kali dia membangun sebuah bungalow seperti resort. Dia berkata bahwa nama Lovina diambil dari sebuah nama hotel kecil di India yaitu Lafeina tempat dia tinggal dan menulis buku dengan judul Ni Ketut Widhi. Buku ini diterjemahkan kedalam beberapa bahasa. Diingatannya nama hotel, oleh karena itu memberi kepemilikan tanahnya nama Lovina. Tetapi ada juga versi lain bahwa nama Lovina diberikan dikarenakan oleh 2 pohon santen ditanam olehnya dan tumbuh memeluk satu sama lain. Di kasus ini Lovina berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti mencintai satu sama lain atau cinta. Kemudian nama Lovina ditafsirkan sebagai kependekan kata dari "Love" and "Ina" dan itu ditafsirkan sebagai "Love to Indonesia".
Bagaimana sob, menarik bukan ceritanya? Pokoknya kalau sobat datang kesini jangan lupa deh sob berpose di depan monumen ini dan sekaligus membaca penjelasan mengenai awal mula dinamakan Lovina. Soal penginapan, jangan takut karena disekitar Pantai Lovina ini sudah banyak terdapat penginapan-penginapan yang berdiri. Begitu juga dengan toko-toko souvernir, pasti ada lah.
Berjalan-jalan disekitar pantai saja Ane sudah merasa terhibur, apalagi bertemu dengan lumba-lumbanya di tengah laut ya? hmmmm, tapi sayang Ane datangnya sudah kesiangan. Huuuuuah, Huuuuuah, ngantuk sob. Dah dulu ya sob ya, Ane tak mau cari tempat dahulu buat istirahat agar badan ini fresh kembali. Sampai Jumpa!
Terdapat sebuah penjelasan berbahasa inggris mengenai asal-muasal pantai ini dinamakan Pantai Lovina. Beginilah kira-kira ceritanya:
"Tidak ada sumber yang pasti dan meyakinkan mengenai awal mula Lovina. Menurut keterangan dari anak dari Anak Agung Panji Trisna, suku dari raja Buleleng yang paling terkenal bahwa nama Lovina diberikan olehnya yang mana berlokasi di Desa Kaliasem, dimana pada pertama kali dia membangun sebuah bungalow seperti resort. Dia berkata bahwa nama Lovina diambil dari sebuah nama hotel kecil di India yaitu Lafeina tempat dia tinggal dan menulis buku dengan judul Ni Ketut Widhi. Buku ini diterjemahkan kedalam beberapa bahasa. Diingatannya nama hotel, oleh karena itu memberi kepemilikan tanahnya nama Lovina. Tetapi ada juga versi lain bahwa nama Lovina diberikan dikarenakan oleh 2 pohon santen ditanam olehnya dan tumbuh memeluk satu sama lain. Di kasus ini Lovina berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti mencintai satu sama lain atau cinta. Kemudian nama Lovina ditafsirkan sebagai kependekan kata dari "Love" and "Ina" dan itu ditafsirkan sebagai "Love to Indonesia".
Bagaimana sob, menarik bukan ceritanya? Pokoknya kalau sobat datang kesini jangan lupa deh sob berpose di depan monumen ini dan sekaligus membaca penjelasan mengenai awal mula dinamakan Lovina. Soal penginapan, jangan takut karena disekitar Pantai Lovina ini sudah banyak terdapat penginapan-penginapan yang berdiri. Begitu juga dengan toko-toko souvernir, pasti ada lah.
Berjalan-jalan disekitar pantai saja Ane sudah merasa terhibur, apalagi bertemu dengan lumba-lumbanya di tengah laut ya? hmmmm, tapi sayang Ane datangnya sudah kesiangan. Huuuuuah, Huuuuuah, ngantuk sob. Dah dulu ya sob ya, Ane tak mau cari tempat dahulu buat istirahat agar badan ini fresh kembali. Sampai Jumpa!
Mantap pantainya. Itu airnya jernih gak?
BalasHapusJernih Bang,,,
HapusMasyaAllah indah banget,, wiiiih
BalasHapusSubhanallah!
Hapus