Di Bali Ane benar-benar merasa menjadi kelompok yang minoritas. Biasanya Ane di pagi hari mendengar suara adzan, kini disini tak berlaku. Ane sendiri tinggal di Jl. Nangka Utara dekat dengan Jl. Gatot Subroto, Denpasar. Setelah kemarin menjelajah obyek wisata yang ada di daerah Tabanan, hari ini Ane berencana menjelajah daerah Ubud. Ane heran dengan Ubud, Ubud sangat terkenal di kalangan para wisatawan. Apalagi tempat ini sudah bolak-balik menjadi tempat syuting film para artis salah satunya Julia Roberts dalam film Eat Pray, Love, semakin terkenal saja tempat ini dan juga membuat Ane semakin penasaran saja. Belum pernah Ane berkunjung kesini, maka dari itu di hari yang ke-4 ini Ane bertekad untuk mengunjunginya.
Berangkat dari penginapan jam 6 pagi, menyusuri Jl. Gatot Subroto dan berlanjut ke Jl. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Sebelumnya Ane sempat melihat sebuah plank yang mengarahkan ke Sukawati melalui Jl. Wr. Supratman, namun Ane cuekin karena yang Ane tahu kalau mau ke Ubud melalui Sukawati dan mudah di tempuh dari Jl. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Jalannya sangat lebar dan mulus, maklum jalan ini merupakan jalan nasional yang sangat peting menuju bagian timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dengan mengikuti sebuah plank, dari jalan bypass Ane harus berbelok kearah kiri (utara). Jalan yang awalnya lebar, kini menjadi lebih sempit namun beraspal. Ane merasa kalau jalan ini justru memutar-mutar sehingga terasa lama untuk sampai tujuan.
Sekitar 30 menit kemudian sampailah Ane di Ubud. Lalu lintasnya sudah cukup padat, jalannya cukup kecil beraspal mulus namun volume kendaraan cukup banyak. Tujuan pertama Ane adalah mengunjungi Museum Antonio Blanco yang terkenal dengan lukisannya yang membuat Ane aduhai menggoda buat dibawa pulang dan di pajang di ruang kamar. Tapi apa boleh buat sesampainya disana museumnya belum buka. Seorang satpam memberitahukan kepada Ane kalau Museum Antonio Blanco buka dari jam 9 pagi hingga 5 sore Wita. Sementara Ane sampai sini jam 07.15 Wita.
Yasudah kalau begitu Ane tak makan terlebih dahulu. Ubud Sebagai tempat tujuan wisata utama di Bali tentu akan sangat mudah dijumpai tempat makan yang enak-enak. Dari sekian tempat makan yang ada di Ubud, setidaknya ada 3 buah tempat makan yang berhasil menarik perhatian Ane salah satunya Nasi Ayam Kedewatan IBu Mangku.
Nasi Ayam Kedewatan IBu Mangku terletak di Jl. Raya Kedewatan, Ubud, Bali. Kalau sobat menjumpai warung makan ini di seminyak dan Renon maka warung tersebut adalah cabang dari Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku yang ada di Ubud ini. Letaknya tidak terlalu jauh dari Ubud central, hanya sekitar 4 Km saja.
Sesampainya disana belum ada pengunjung sama sekali. Meja dan kursi tertata dengan rapi. Ada 2 jenis tempat duduk yang dapat Ane pilih yakni sistem meja-kursi yang terdapat di bagian utama warung dan sistem lesehan bentuknya menyerupai bale yang didesain khas Bali. Selain itu disini hanya tersedia 2 menu saja yaitu nasi ayam campur dan nasi ayam pisah. Beberapa pelayannya nampak siap melayani para tamu yang datang.
Ane : Nasi Ayam campur ya mbak 1 porsi saja
Sang Pelayan: Baik mas! minumnya?
Ane : Aqua kecil saja!
Ane memilih sistem lesehan saja sob dengan alasan agar bisa santai sejenak menikmati suasana Bali yang tenang nan sejuk ini. Tak perlu menunggu lama kini pesanan yang Ane pesan sudah ada dihadapan Ane.
Seporsi nasi ayam campur terdiri dari lawar, telur, ayam suwir, kacang goreng, kulit goreng, dan sate lilit yang menjadi menu khas dari nasi campur ini.
Lalu bagaimanakah dengan rasanya? hmmm rasanya sangat lezat, enak dan khas. Walaupun Ane baru pertama kalinya menyantap, Ane dapat merasakan betapa pas dan sedapnya bumbu-bumbu yang diberikan kedalam masakan ini. Lawarnya enak, sate lilitnya juga enak, begitupula suwiran ayam dan kulit gorengnya huala enak sekali. Kulit gorengnya ituloh renyah banget. Dua kata deh sob untuk ini semua,"Wuenak tenan, Le Leduk". Untuk itu
Soal harga masih cukup bersahabat dengan kantong kok sob, seporsi nasi ayam campur dengan sebotol air minum hanya dibanderol sebesar 25k saja. Gimana, tertarik buat mencicipinya? kalau begitu langsung saja deh sob untuk menuju ke Ubud. Setahu Ane jam buka warungnya dari pukul 7 pagi - 4 sore Wita.
Ane : Nasi Ayam campur ya mbak 1 porsi saja
Sang Pelayan: Baik mas! minumnya?
Ane : Aqua kecil saja!
Ane memilih sistem lesehan saja sob dengan alasan agar bisa santai sejenak menikmati suasana Bali yang tenang nan sejuk ini. Tak perlu menunggu lama kini pesanan yang Ane pesan sudah ada dihadapan Ane.
Narsis dulu sebelum makan |
Ini menunya |
Lalu bagaimanakah dengan rasanya? hmmm rasanya sangat lezat, enak dan khas. Walaupun Ane baru pertama kalinya menyantap, Ane dapat merasakan betapa pas dan sedapnya bumbu-bumbu yang diberikan kedalam masakan ini. Lawarnya enak, sate lilitnya juga enak, begitupula suwiran ayam dan kulit gorengnya huala enak sekali. Kulit gorengnya ituloh renyah banget. Dua kata deh sob untuk ini semua,"Wuenak tenan, Le Leduk". Untuk itu
Tak kasih jempol |
dan tak habiskan |
dari tampilannya menggugah selera ni
BalasHapusYo'i
Hapuswaduh mas... aku ngiler pooollll iki...
BalasHapusKalau begitu, besok kalau ke Ubud mampir kesini mbak Monic, :-)
Hapus