Awalnya pas malam - malam ntah kenapa Ane kepingin banget buat ngerasain yang namanya oseng - oseng mercon lagi sob, secara sudah lama Ane tak merasakannya. Saat itu yang Ane coba adalah Oseng - oseng Mercon Bu Narti dan mempunyai rasa yang kurang pedas, kalau masalah enak sieh enak. Nah, berhubung malam itu juga Ane malas untuk pergi keluar ya akhirnya Ane tunda dulu untuk besok aja carinya. Kebetulan ada sebuah warung makan yang bukanya bukan dari sore hingga malam hari, tapi justru dari pagi hingga sore hari. warung makan tersebut bernama Warung Makan Oseng - Oseng Mercon Bu Narmi yang terletak di Jl. Purwodiningratan, Yogyakarta.
Ingat ya sob, Oseng - oseng Mercon "Bu Narmi", bukan Oseng - oseng Mercon "Bu Narti" yang mungkin sebagian dari sobat sudah mengetahuinya, cuman beda huruf saja yakni M sama T. Memang ada hubungan persaudaraan diantara keduanya? ntahlah sob Ane tidak tahu.
Benar saja malam sudah berlalu dan kini pagi pun sudah datang, hal ini ditandai dengan adanya sang mentari yang sudah menampakkan diri di ufuk timur. Tepat pukul 8 pagi Ane arahkan kuda hijau Ane menuju ke TeKaPe.
Singkat cerita sampailah Ane disini, warungnya cukup sederhana bercat hijau dan hanya mempunyai dua buah meja saja yang terpasang. Warungnya tampak sepi hanya ada dua orang saja yang berada disini. Mereka tak lain dan tak bukan adalah Sang Penjualnya yang sedang sibuk mempersiapkan apa yang harus mereka persiapkan. Sepertinya warungnya baru buka aja.
"Mau pesan apa mas? adanya oseng - oseng mercon saja yang baru matang, sayurnya belum matang", tanya salah satu pejualnya yang kebetulan seorang ibu - ibu sambil memberi tahu kalau baru oseng - oseng merconnya saja yang bisa di pesan.
"Yasudah Bu, oseng - oseng merconnya saja", timpal Ane karena memang itulah mengapa Ane kesini.
"Minumnya mas?", tanya beliau lagi kepada Ane.
"Selain teh dan jeruk apa lagi Bu?", tanya Ane lagi kepadanya.
"Nggak ada mas, adanya cuman teh dan jeruk saja", timpal beliau.
"Yasudah Bu, air putih saja kalau begitu", jawab Ane dengan cepatnya.
"Baik mas", timpal beliau.
Tak perlu menunggu lama kini pesanan Ane sudah ada dihadapan Ane. Nah, inilah sob yang dinamakan oseng - oseng mercon itu.
Secara penampilan oseng - oseng ini seperti daging koyor yang di sambal. Benar sob, oseng - oseng mercon ini memang terbuat dari koyoran daging sapi, kikil, kulit, dan sedikit daging sapi. Terlihat berminyak, hal ini dipengaruhi oleh adanya kandungan lemak yang tinggi. Oseng - oseng mercon ini disajikan dengan potongan buah mentimun. Bila masih kurang pedas lagi, Ane bisa menambahkan sambal kedalamnya. mantab!
Sekarang saatnya Ane melahap habis oseng - oseng mercon ini. Rasanya memang cukup pedas sob, tapi menurut Ane cenderung agak manis. Disinilah Ane semakin yakin kalau oseng - oseng ini memang terbuat dari banyak daging lemak, setelah lama - kelamaan dirasa - rasa ada yang menempel di bibir mirip kalau Ane makan daging sapi bagian gajihnya. Duh kolestrol jadi naik nieh kalau begini. Satu kata deh sob untuk ini,"wuenak tenan'.
Masalah kantong tenang saja sob, untuk seporsi oseng - oseng mercon dan segelas air putih hanya dibanderol dengan harga 15k saja. Cukup bersahabat bukan?
Gambaran rute menuju lokasi warungnya:
Warung ini terletak kurang lebih 600 meter dari titik nol kilometer Kota Jogja. Dari Titik Nol Kilometer tersebut bergeraklah ke arah barat (ke Kanan dari arah Malioboro) lurus melewati pertigaan lampu merah, masih lurus ke arah barat dan pelankan laju kendaraan sobat (bagi yang memakai kendaraan). Perhatikan dengan teliti sebuah plank yang bertuliskan SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang terletak di sebelah kanan (utara) jalan sebelum perempatan lampu merah. Plank ini menunjukkan ke arah Jl. Purwodiningratan. Nah, warung ini terletak persis di pintu masuk Jl. Purwodiningratan tersebut.
Jam buka: Pukul 08.00 - 16.00 WIB
Atau barangkali sobat tertarik untuk menikmati jenis koyoran yang lainnya? okelah, kalau begitu klik aja langsung di
Sego Koyor Bu Parman
Sampai Jumpa!
Benar saja malam sudah berlalu dan kini pagi pun sudah datang, hal ini ditandai dengan adanya sang mentari yang sudah menampakkan diri di ufuk timur. Tepat pukul 8 pagi Ane arahkan kuda hijau Ane menuju ke TeKaPe.
Singkat cerita sampailah Ane disini, warungnya cukup sederhana bercat hijau dan hanya mempunyai dua buah meja saja yang terpasang. Warungnya tampak sepi hanya ada dua orang saja yang berada disini. Mereka tak lain dan tak bukan adalah Sang Penjualnya yang sedang sibuk mempersiapkan apa yang harus mereka persiapkan. Sepertinya warungnya baru buka aja.
"Mau pesan apa mas? adanya oseng - oseng mercon saja yang baru matang, sayurnya belum matang", tanya salah satu pejualnya yang kebetulan seorang ibu - ibu sambil memberi tahu kalau baru oseng - oseng merconnya saja yang bisa di pesan.
"Yasudah Bu, oseng - oseng merconnya saja", timpal Ane karena memang itulah mengapa Ane kesini.
"Minumnya mas?", tanya beliau lagi kepada Ane.
"Selain teh dan jeruk apa lagi Bu?", tanya Ane lagi kepadanya.
"Nggak ada mas, adanya cuman teh dan jeruk saja", timpal beliau.
"Yasudah Bu, air putih saja kalau begitu", jawab Ane dengan cepatnya.
"Baik mas", timpal beliau.
Tak perlu menunggu lama kini pesanan Ane sudah ada dihadapan Ane. Nah, inilah sob yang dinamakan oseng - oseng mercon itu.
Secara penampilan oseng - oseng ini seperti daging koyor yang di sambal. Benar sob, oseng - oseng mercon ini memang terbuat dari koyoran daging sapi, kikil, kulit, dan sedikit daging sapi. Terlihat berminyak, hal ini dipengaruhi oleh adanya kandungan lemak yang tinggi. Oseng - oseng mercon ini disajikan dengan potongan buah mentimun. Bila masih kurang pedas lagi, Ane bisa menambahkan sambal kedalamnya. mantab!
Sekarang saatnya Ane melahap habis oseng - oseng mercon ini. Rasanya memang cukup pedas sob, tapi menurut Ane cenderung agak manis. Disinilah Ane semakin yakin kalau oseng - oseng ini memang terbuat dari banyak daging lemak, setelah lama - kelamaan dirasa - rasa ada yang menempel di bibir mirip kalau Ane makan daging sapi bagian gajihnya. Duh kolestrol jadi naik nieh kalau begini. Satu kata deh sob untuk ini,"wuenak tenan'.
Masalah kantong tenang saja sob, untuk seporsi oseng - oseng mercon dan segelas air putih hanya dibanderol dengan harga 15k saja. Cukup bersahabat bukan?
Gambaran rute menuju lokasi warungnya:
Warung ini terletak kurang lebih 600 meter dari titik nol kilometer Kota Jogja. Dari Titik Nol Kilometer tersebut bergeraklah ke arah barat (ke Kanan dari arah Malioboro) lurus melewati pertigaan lampu merah, masih lurus ke arah barat dan pelankan laju kendaraan sobat (bagi yang memakai kendaraan). Perhatikan dengan teliti sebuah plank yang bertuliskan SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang terletak di sebelah kanan (utara) jalan sebelum perempatan lampu merah. Plank ini menunjukkan ke arah Jl. Purwodiningratan. Nah, warung ini terletak persis di pintu masuk Jl. Purwodiningratan tersebut.
Jam buka: Pukul 08.00 - 16.00 WIB
Atau barangkali sobat tertarik untuk menikmati jenis koyoran yang lainnya? okelah, kalau begitu klik aja langsung di
Sego Koyor Bu Parman
Sampai Jumpa!
Wua .....namanya unik oseng-oseng mercon. Dari namanya dan melihat penampilannya sudah terasa pedas, Mas Anis :)
BalasHapusBetul mbak Evi,,, :-)
Hapusmantap, pagi pagi sudah sarapan yang bikin meledak,
BalasHapuspaling suka oseng, apalagi yg pedes...hmm
Enak ya mas ya?
Hapuspedes biar tambah semangat mas, hehehe...
Begitu denger Oseng-Oseng rasanya perut ini kaya teriak..MAU DONGGGGGG..hii
BalasHapusSilahkan langsung aja ke TeKaPe mas, :-)
HapusSaya kira mercon itu petasan, tapi kalau petasan kenapa di oseng :D wah itu google maps versi tangan sendiri ya :D
BalasHapusHahaha,,,
HapusHabis di google nggak ada keterangan lampu merah nya mas, hahaha pizzzzzzz a
Iya... namanya unik juga. Oseng-oseng mercon. Jadi terbayang, saat oseng-oseng dikuali, makanannya meletus kayak mercon. Hehehe...
BalasHapusHahaha,,, bisa aja mas Mirwan, yang jelas pedes mas ketika di ma'em,,,,
Hapus