Dari dulu Ane kalau makan soto ya hanya makan soto khas Jogja dan Solo saja sob, eh nggak dink, bulan lalu Ane dah ngerasain yang namanya Coto Makassar dan cotonya itu cukup membuat Ane kurang menyukainya. Tiba - tiba ide Ane muncul lagi sob, "kalau ada semacam soto lagi yang bolak - balik Ane sering membacanya dan mungkin sobat juga". Ya, Soto tersebut adalah Soto Lamongan. Tapi sekarang permasalahannya adalah dimanakah Soto Lamongan yang enak di Yogyakarta ya? hmmm, setelah baca sana - baca sini akhirnya nemu juga tuh soto. Soto tersebut bernama Soto Lamongan Hijroh yang terletak di Jl. A. M. Sangaji, Yogyakarta.
Oke tanpa fikir panjang berangkatlah Ane menuju ke TeKaPe. Letaknya yang cukup dekat dengan kost Ane membuat perjalanan Ane tak membutuhkan waktu yang cukup banyak, hanya sekitar 8 - 9 menitan saja. Warungnya cukup sederhana dengan meja dan kursi terpasang memanjang dan membujur. Di bagian dindingnya juga terpasang tulisan dari beberapa koran seperti Merapi dan beberapa gambar dengan berbagai macam tema. Nampaknya warung ini cukup dikenal di kota ini dan tentu sangat direkomendasikan buat di coba.
Warung Soto Lamongan Hijroh tampak depan |
Kondisi dalam ruangan Warung Soto Lamongan Hijroh |
Mendekati Sang Penjualnya, Ane memesan seporsi soto lamongan dan sebagai minumannya Ane pesan segelas es teh manis saja. Dengan lihainya tangan terampil bapaknya meracik soto untuk Ane dan tanpa menunggu terlalu lama, kini pesanan yang Ane pesan sudah ada di atas meja.
Ada yang beda sob di soto ini, ada sesuatu yang membuat Ane terkejut yaitu terdapatnya semacam parutan kelapa yang biasa digunakan untuk campuran hidangan kalau dalam bahasa jawanya disebut dengan "Krawu". Setelah tanya bapaknya kalau bahan yang Ane maksud tersebut adalah koya yang biasa ada di Soto Lamongan dan berfungsi sebagai penyedap rasa. Apakah sama dengan bumbu penyedap rasa yang dijual di toko? nggak tahu deh, tak cobain dulu ya.
Selain koya, semangkok soto lamongan ini berisi nasi putih, sedikit bihun, kubis, potongan setengah telur, suwiran daging ayam, dan taburan seledri. Berbeda dengan soto khas Jogja dan Solo yang mempunyai kuah bening, soto Lamongan ini memiliki kuah yang sedikit keruh tapi tak sekeruh Coto Makassar yang ada di La Capila Jogja. Oke, langsung saja kita bahas rasanya ya sob.
Rasanya cukup gurih dan khas, sehubungan Ane senang dengan yang pedas - pedas, Ane tambahkan sedikit sambal kedalamnya, tak lupa juga kecapnya. Gurihnya kuah kini berpadu pas dengan pedasnya sambal dan juga sedikit manisnya kecap. Untuk koyanya, menurut Ane rasanya khas dan berbeda dengan bumbu penyedap rasa yang dijual di toko. Lengkap sudah daging ayam yang digunakan adalah ayam kampung serta hadirnya potongan setengah telur. Mantab rasanya, satu kata deh sob untuk soto ini," Wuenak tenan".
Soal harga masih cukup bersahabat kok sob, semangkok soto lamongan dan segelas es teh manis hanya dihargai sebesar 12k saja. Gimana, tertarikkah buat mencobanya?
Bagi sobat yang belum mengetahui lokasi persisnya, mungkin gambaran rute menuju kesininya ini akan sedikit membantu:
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah utara melalui Jl. Moh. A.M. Sangaji hingga bertemu perempatan lampu merah. Masih lurus lagi hingga sobat menjumpai sebuah bangunan hotel yang cukup besar dan bangunan tersebut bernama Hotel Tentrem. Nah, Warung Soto Lamongan Hijroh ini terletak persis di depan Hotel Tentrem tersebut.
Jam buka warung : Pukul 06.00 - 14.00 WIB
Tapi bapaknya bilang kalau hari minggu jam 11 pun sudah habis. So, sebaiknya kesini jangan terlalu siang ya sob, agar sobat tak kecewa karena kehabisan.
Sampai jumpa!
Bapaknya yang sedang meracik soto untuk Ane |
Ini dia hasil racikannya serta segelas es teh siap menemani Ane |
Selain koya, semangkok soto lamongan ini berisi nasi putih, sedikit bihun, kubis, potongan setengah telur, suwiran daging ayam, dan taburan seledri. Berbeda dengan soto khas Jogja dan Solo yang mempunyai kuah bening, soto Lamongan ini memiliki kuah yang sedikit keruh tapi tak sekeruh Coto Makassar yang ada di La Capila Jogja. Oke, langsung saja kita bahas rasanya ya sob.
Rasanya cukup gurih dan khas, sehubungan Ane senang dengan yang pedas - pedas, Ane tambahkan sedikit sambal kedalamnya, tak lupa juga kecapnya. Gurihnya kuah kini berpadu pas dengan pedasnya sambal dan juga sedikit manisnya kecap. Untuk koyanya, menurut Ane rasanya khas dan berbeda dengan bumbu penyedap rasa yang dijual di toko. Lengkap sudah daging ayam yang digunakan adalah ayam kampung serta hadirnya potongan setengah telur. Mantab rasanya, satu kata deh sob untuk soto ini," Wuenak tenan".
Soal harga masih cukup bersahabat kok sob, semangkok soto lamongan dan segelas es teh manis hanya dihargai sebesar 12k saja. Gimana, tertarikkah buat mencobanya?
Bagi sobat yang belum mengetahui lokasi persisnya, mungkin gambaran rute menuju kesininya ini akan sedikit membantu:
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah utara melalui Jl. Moh. A.M. Sangaji hingga bertemu perempatan lampu merah. Masih lurus lagi hingga sobat menjumpai sebuah bangunan hotel yang cukup besar dan bangunan tersebut bernama Hotel Tentrem. Nah, Warung Soto Lamongan Hijroh ini terletak persis di depan Hotel Tentrem tersebut.
Jam buka warung : Pukul 06.00 - 14.00 WIB
Tapi bapaknya bilang kalau hari minggu jam 11 pun sudah habis. So, sebaiknya kesini jangan terlalu siang ya sob, agar sobat tak kecewa karena kehabisan.
Sampai jumpa!