Warung Bakso Kuning Gading yang awalnya beralamatkan di Jl. Abu Bakar Ali No.2, kini pindah agak jauh dari pusat kota sob yakni di Jl. Magelang Km. 7,8 Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Bakso kuning gading ini cukup membuat Ane penasaran konon katanya penyajian bakso ini berbeda dengan yang lainnya. katanya ada tambahan daging ayam dan babatnya.
Untuk menjawab rasa penasaran Ane berangkatlah Ane menuju kesana. Warungnya cukup luas dengan meja dan kursi yang tersusun rapi dan bersih. Ada beragam jenis menu bakso dan minuman yang dapat Ane pilih, diantaranya ada bakso babat, bakso otot, dan bakso ayam. Sedangkan minumannya ada teh, jeruk, tape, dan kelapa muda.
Eh, by the way tahu tidak sob mengapa bakso ini dinamakan bakso kuning gading? Konon katanya sieh awal jualannya warung bakso ini menempati sebuah bangunan yang berwarna kuning sehingga disebutlah demikian. Tapi sekarang berhubung pindahnya belum lama, bangunan yang ditempati belum bercat kuning. Apakah kedepannya akan di cat berwarna kuning? ntahlah hanya Tuhan dan penjualnya saja yang tahu, hehehe.
"Mau pesan apa mas?", tanya Sang Penjualnya saat Ane barusaja memasuki warungnya.
"Bakso babat saja Pak", jawab Ane dengan singkat.
"Ma'af, habis ew mas adanya bakso otot dan bakso ayam saja", balas Sang Penjualnya.
"Kalau begitu bakso otot saja Pak", balas Ane tanpa ingin berpusing - pusing lagi.
"Minumnya?", tanya bapaknya lagi.
"Es tape aja Pak", timpal Ane.
"Wah itu juga sudah habis mas", jawab bapaknya.
"Yasudah air es aja Pak", timpal Ane dengan perasaan yang agak menyesal karena apa yang Ane inginkan tak sesuai dengan rencana.
Tak butuh waktu lama sob, pesanan yang Ane pesan sudah datang.
Secara penampilan, bakso ini disajikan memang benar - benar beda sob dengan penyajian bakso pada umumnya. Semangkok bakso berisi 3 buah bakso, sawi, mie kuning, irisan tahu, seledri, sedikit taburan bawang goreng, dan mempunyai kuah yang bening. Ini bedanya sob selain itu semua, juga terdapat suwiran daging ayam yang tentunya menggoda untuk dinikmati.
Rasanya? Kuahnya terasa sangat gurih, tidak asin dan cenderung nikmat. Begitupula dengan baksonya yang terasa sekali rasa dagingnya. Sedangkan pada suwiran daging ayamnya terasa lembut di mulut sehingga dapat memanjakan lidah Ane. Dua kata deh sob untuk ini semua,"Wuenak tenan, Le leduk".
Soal harga, kali ini bapaknya sedang berbaik hati sob, karena baru saja pindah lokasi untuk minumannya Ane digratiskan. So, hanya bayar baksonya saja sebesar 15k saja. Memang sieh sob bila dibandingkan dengan bakso - bakso lain yang ada di Yogyakarta, bakso ini terbilang agak mahal sedikit tapi hal itu sebanding dengan apa yang kita rasakan.
Cara menuju lokasi:
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah barat melalui Jl. P. Diponegoro hingga menemukan perempatan lampu merah. Kemudian beloklah ke arah kanan (utara) melalui Jl. Magelang lurus terus hingga menemukan perempatan di bawah jalan layang. Masih lurus lagi ke arah utara hingga sobat menemukan POM Bensin Mlati yang terletak di sebelah kiri (barat) jalan. Maju sedikit, ada jalan balik arah. Nah Warung Bakso Kuning Gading ini berada tepat di jalan balik arah tersebut. Sampai deh!
Berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari Sang Penjualnya bahwa Warung Bakso Kuning Gading buka dari jam 9 pagi hingga maksimal 8 malam, tapi beliau juga menambahkan kalau saat sedang ramai - ramainya bakso ini bisa tutup pada jam 4 sore.
Eh, by the way tahu tidak sob mengapa bakso ini dinamakan bakso kuning gading? Konon katanya sieh awal jualannya warung bakso ini menempati sebuah bangunan yang berwarna kuning sehingga disebutlah demikian. Tapi sekarang berhubung pindahnya belum lama, bangunan yang ditempati belum bercat kuning. Apakah kedepannya akan di cat berwarna kuning? ntahlah hanya Tuhan dan penjualnya saja yang tahu, hehehe.
"Mau pesan apa mas?", tanya Sang Penjualnya saat Ane barusaja memasuki warungnya.
"Bakso babat saja Pak", jawab Ane dengan singkat.
"Ma'af, habis ew mas adanya bakso otot dan bakso ayam saja", balas Sang Penjualnya.
"Kalau begitu bakso otot saja Pak", balas Ane tanpa ingin berpusing - pusing lagi.
"Minumnya?", tanya bapaknya lagi.
"Es tape aja Pak", timpal Ane.
"Wah itu juga sudah habis mas", jawab bapaknya.
"Yasudah air es aja Pak", timpal Ane dengan perasaan yang agak menyesal karena apa yang Ane inginkan tak sesuai dengan rencana.
Tak butuh waktu lama sob, pesanan yang Ane pesan sudah datang.
Secara penampilan, bakso ini disajikan memang benar - benar beda sob dengan penyajian bakso pada umumnya. Semangkok bakso berisi 3 buah bakso, sawi, mie kuning, irisan tahu, seledri, sedikit taburan bawang goreng, dan mempunyai kuah yang bening. Ini bedanya sob selain itu semua, juga terdapat suwiran daging ayam yang tentunya menggoda untuk dinikmati.
Rasanya? Kuahnya terasa sangat gurih, tidak asin dan cenderung nikmat. Begitupula dengan baksonya yang terasa sekali rasa dagingnya. Sedangkan pada suwiran daging ayamnya terasa lembut di mulut sehingga dapat memanjakan lidah Ane. Dua kata deh sob untuk ini semua,"Wuenak tenan, Le leduk".
Soal harga, kali ini bapaknya sedang berbaik hati sob, karena baru saja pindah lokasi untuk minumannya Ane digratiskan. So, hanya bayar baksonya saja sebesar 15k saja. Memang sieh sob bila dibandingkan dengan bakso - bakso lain yang ada di Yogyakarta, bakso ini terbilang agak mahal sedikit tapi hal itu sebanding dengan apa yang kita rasakan.
Cara menuju lokasi:
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah barat melalui Jl. P. Diponegoro hingga menemukan perempatan lampu merah. Kemudian beloklah ke arah kanan (utara) melalui Jl. Magelang lurus terus hingga menemukan perempatan di bawah jalan layang. Masih lurus lagi ke arah utara hingga sobat menemukan POM Bensin Mlati yang terletak di sebelah kiri (barat) jalan. Maju sedikit, ada jalan balik arah. Nah Warung Bakso Kuning Gading ini berada tepat di jalan balik arah tersebut. Sampai deh!
Berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari Sang Penjualnya bahwa Warung Bakso Kuning Gading buka dari jam 9 pagi hingga maksimal 8 malam, tapi beliau juga menambahkan kalau saat sedang ramai - ramainya bakso ini bisa tutup pada jam 4 sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar