Gudeg lagi, gudeg lagi, namanya saja Kota Gudeg sob jadi banyak para penjual gudeg yang tersebar hampir di seluruh Kota Jogja ini. Ada sentra penjualan gudeg Sleman di sekitaran kampus UGM, Sentra Penjualan Gudeg Wijilan di sekitaran Alun - alun Selatan Kota Jogja dan bahkan ada penjual gudeg yang menyendiri keberadaannya sob, tapi masih terbilang tak jauh sieh dari Wijilan. Ya, gudeg tersebut adalah Gudeg Bu Niek yang terletak di Pasar Kluwih, Suryoputran, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Keraton, Yogyakarta.
Ane paling suka menikmati gudeg itu kalau nggak pada pagi, ya malam hari sob. Setelah searching - searching di internet ketemulah sebuah artikel yang mengupas tentang gudeg ini, Kebetulan Gudeg Bu Niek ini bukanya dari pagi jam 6 hingga peralihan ke siang jam 10, "jadi cocok buat sarapan", fikirku.
Benar saja di lain hari akhirnya Ane jadi mendatangi tempat tersebut. Arahannya dari Alun - alun Utara Kota Jogja, Ane bergerak ke arah timur melalui Jl. Ibu Ruswo hingga menemukan sebuah belokan ke arah kanan (selatan). Beloklah Ane kesitu melalui Jl. Wijilan hingga sejauh kurang lebih 600 meter Ane menemukan sebuah perempatan jalan yang kedua. Dari sini beloklah Ane ke arah kanan (barat) hingga Ane menemukan Warung Gudeg Bu Niek ini yang terletak di sebelah kanan (utara) jalan sebelum masjid dan Pasar Kluwih. Nah, misal kalau sobat kesini dan sudah sampai pasar, berarti sobat kebablasan.
Warungnya cukup sederhana hanya dengan menggunakan sebuah gerobak sederhana dan menempati samping bangunan POS Ronda Suryoputran. Jadi setiap para pengunjung yang datang tak terkecuali dengan Ane ketika hendak beli gudegnya dan di makan disini bisa memakannya di depan POS Ronda tersebut. Woke!
"Mau pakai apa mas", tanya Sang Penjual dengan ramah ketika Ane baru saja turun dari motor.
"Bentar ya Bu", balas Ane dengan cepatnya.
Setelah melihat - lihat persediaan menunya, akhirnya Ane memutuskan untuk pesan nasi gudeg pakai telur saja.
"Pakai telur saja Bu", timpal Ane.
Dengan lincahnya Sang Ibu tersebut meracik gudeg yang Ane pesan, dan kini seporsi nasi gudeg sudah ada dihadapan Ane beserta air minumnya teh hangat.
Gudeg disajikan menggunakan piring yang terbuat dari menjalin yang diatasnya diberi alas berupa kertas minyak. Seporsi nasi gudeg terdiri dari nasi, gudeg, krecek, cabai, areh, tahu dan berhubung Ane pesannya pakai telur maka telur yang Ane maksud sudah ada didalamnya. Ow iya sob, daun ketela yang biasanya tak ada didalam gudeg, disini juga terdapat lho sob. Di sela - sela Ane mengamati gudegnya, Anepun penasaran donk sob termasuk jenis apakah gudeg ini? Sehabis Ane menanyai Sang Penjualnya, Ane ketahui kalau gudeg yang beliau jual termasuk jenis gudeg basah, begitu juga dengan arehnya yang berwarna krem. Sementara kreceknya menurut Ane lebih menyerupai sayur tempe yang diolah bersamaan biji cabai.
Lalu bagaimanakah dengan rasanya? hmmm cukup enak sob. Arehnya cukup lemas dan gurih, gudegnya cukup manis dan yang Ane suka rasa daun ketelanya yang begitu lembut di bibir mulut ini. Namun untuk kreceknya cenderung terasa seperti sayur tempe. Satu kata untuk ini,"Wuenak tenan". Untuk itu
Soal harga menurut Ane gudeg ini saat ini termurah di Jogja sob bila dibandingkan dengan yang lainnya. Seporsi nasi gudeg dan segelas teh hangat hanya dibanderol dengan harga 10k saja. Gila bukan?
Dengan lincahnya Sang Ibu tersebut meracik gudeg yang Ane pesan, dan kini seporsi nasi gudeg sudah ada dihadapan Ane beserta air minumnya teh hangat.
Gudeg disajikan menggunakan piring yang terbuat dari menjalin yang diatasnya diberi alas berupa kertas minyak. Seporsi nasi gudeg terdiri dari nasi, gudeg, krecek, cabai, areh, tahu dan berhubung Ane pesannya pakai telur maka telur yang Ane maksud sudah ada didalamnya. Ow iya sob, daun ketela yang biasanya tak ada didalam gudeg, disini juga terdapat lho sob. Di sela - sela Ane mengamati gudegnya, Anepun penasaran donk sob termasuk jenis apakah gudeg ini? Sehabis Ane menanyai Sang Penjualnya, Ane ketahui kalau gudeg yang beliau jual termasuk jenis gudeg basah, begitu juga dengan arehnya yang berwarna krem. Sementara kreceknya menurut Ane lebih menyerupai sayur tempe yang diolah bersamaan biji cabai.
Lalu bagaimanakah dengan rasanya? hmmm cukup enak sob. Arehnya cukup lemas dan gurih, gudegnya cukup manis dan yang Ane suka rasa daun ketelanya yang begitu lembut di bibir mulut ini. Namun untuk kreceknya cenderung terasa seperti sayur tempe. Satu kata untuk ini,"Wuenak tenan". Untuk itu
Tak habiskan |
Gudeg emang ga ada tandingannya. Meskipun sy tinggal di jakarta, alhamdulillah ada yang jual gudeg jogja, kebetulan emang jago masak, dan wuiiih mantap bener...
BalasHapusJadi klo lagi kangen Jogja udah ada penawarnya hehe...
Yo'i,,, Alkhamdulillah, ternyata masih banyak yang gemar akan citarasa gudeg,,,
HapusBerarti kalau kangen gudeg, bisa masak sendiri nuw mbak, :-)
walaupun gudeg lagi, tapi tetap buat ngiler lihatnya... ngiler lagi...ngiler lagi.. eh btw murah ya mas..
BalasHapusHehehehe,,,, iya mbak, harga Jogja gitu low, :-)
Hapus