Biasanya kan yang namanya tongseng berasal dari daging kambing ya sob, tapi bagaiamana jikalau tongseng tersebut berasal dari daging ayam kampung? Nah, inilah sob yang membuat Ane penasaran dengan adanya tongseng ayam kampung. Warung yang menjual tongseng ayam kampung tersebut bernama Warung Gule/Tongseng Ayam Kampung Moro Seneng yang terletak di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jujur sob, sebenarnya yang namanya tongseng Ane kurang suka, yang membuat Ane kurang suka itu karena rasa kuahnya kaya akan rempah tetapi manis. Maka dari itulah Ane mencoba sajian masakan tongseng ini siapa tahu berbeda dengan masakan tongseng dari daging kambing dan Ane menyukainya.
Pada tanggal 8 Mei 2016 kemarin akhirnya Ane jadi juga menyambanginya. Berikut rute menuju kesana, Dari Kota Yogyakarta tepatnya di perempatan lampu merah Plengkung Gading, Ane arahkan kuda hijau Ane menuju ke arah barat (belok kanan bila dari Alun - alun Selatan) melalui Jl. MT. Haryono hingga perempatan lampu merah Pojok Beteng Kulon. Beloklah Ane ke kiri (selatan) melalui Jl. Bantul hingga bertemu perempatan lampu merah Dongkelan. Masih lurus lagi ke arah selatan melewati sebuah perempatan lampu merah dan pertigaan lampu merah hingga memasuki Gapura "Selamat Datang di Kabupaten Bantul". Lurus sedikit ketemu Perempatan Lampu Merah Klodran. Masih lurus lagi melewati Masjid Agung Manunggal Bantul dan Pasar Bantul hingga menemukan perempatan lampu merah. Kemudian beloklah Ane ke kanan (barat) searah dengan menuju Kantor Bupati Bantul. Di sebelah kanan (timur) Kantor ini ada jalan yang mengarah ke utara/ke belakang (Jl. Wolter Monginsidi). Ane ikuti jalan tersebut hingga sejauh kurang lebih 100 meter sampailah Ane di tempat yang Ane maksud. Warungnya terletak di sebelah kanan (timur) jalan.
Warungnya cukup sederhana dengan sebagian dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Beberapa meja dan kursi juga telah terpasang dengan rapi. Bagi yang mau lesehan, juga ada tempat untuk itu.
"Mau makan apa mas?", tanya Sang Penjual kepada Ane begitu memasuki warungnya.
"Tongseng ayam kampung aja bu, 1 porsi", jawab Ane dengan singkat.
"Minumnya?", tanya beliau kembali.
"Selain teh dan jeruk, ada apalagi Bu?", tanya Ane kembali
"Adanya ya cuman itu ew mas!", timpal beliau dengan nada yang merendah.
"Yasudah Bu, es jeruk saja", jawab Ane karena malas ribet mikir lagi.
"Baik mas!", balas beliau.
Begitu Ane memesannya, Sang Penjual pun segera memasaknya untuk Ane. Kebetulan pas Ane kesana warungnya cukup sepi sob sehingga tak perlu nunggu terlalu lama pesanan yang Ane pesan.
Sekilas tak ada bedanya tongseng ayam kampung ini dengan tongseng kambing. Sepiring tongseng berisi potongan daging ayam kampung, irisan tomat, cincangan cabai segar, dan kuah yang berwarna cokelat muda. Rasanya? hemmm ternyata cocok di lidah sob, kuahnya cukup gurih dan tak begitu manis, dagingnya juga terasa lembut di mulut dan bahkan tak pernah sekalipun Ane merasakan alotnya daging ayam tersebut. Lengkap sudah dengan adanya cincangan cabai rawit yang membuat tongsengnya sedikit pedas. Pokoknya dua kata deh sob untuk tongseng ayam kampung ini,"Wuenak tenan, Le leduk". Saking enaknya juga berhubung lapar Ane memutuskan untuk menambah seporsi nasi lagi.
Soal harga ternyata masih sangat bersahabat kok sob, untuk semuanya hanya dibanderol dengan harga 14k saja dengan rincian seporsi tongseng 8k, nasi putih 2 porsi 4k, dan segelas es jeruk 2k.
Berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari Sang Penjual, Warung Tongseng/Gule Ayam Kampung Moro Seneng ini buka dari jam 8 pagi hingga 4 sore.
Warung Gule / Tongseng Ayam Kampung Moro Seneng tampak dari depan |
Gambaran rute menuju lokasi |
"Mau makan apa mas?", tanya Sang Penjual kepada Ane begitu memasuki warungnya.
"Tongseng ayam kampung aja bu, 1 porsi", jawab Ane dengan singkat.
"Minumnya?", tanya beliau kembali.
"Selain teh dan jeruk, ada apalagi Bu?", tanya Ane kembali
"Adanya ya cuman itu ew mas!", timpal beliau dengan nada yang merendah.
"Yasudah Bu, es jeruk saja", jawab Ane karena malas ribet mikir lagi.
"Baik mas!", balas beliau.
Begitu Ane memesannya, Sang Penjual pun segera memasaknya untuk Ane. Kebetulan pas Ane kesana warungnya cukup sepi sob sehingga tak perlu nunggu terlalu lama pesanan yang Ane pesan.
Foto bagian dalam warung |
Menu hari ini yang siap Ane sikat habis |
Kondisi tongseng yang masih belum di makan |
Kondisi tongseng yang sudah di makan, begitupula sepiring nasi dan segelas es jeruk |
Berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari Sang Penjual, Warung Tongseng/Gule Ayam Kampung Moro Seneng ini buka dari jam 8 pagi hingga 4 sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar