Sore ini mau makan dimana ya? setelah tadi pagi ngerasain Es Pisang Ijo dan Coto Makassar, rasanya ingin cari tempat yang baru lagi buat kulineran. Entah mengapa sob Ane kalau lagi malas - malasnya untuk keluar, ya paling cari tempat makan di sekitar kostan aja, tapi kalau lagi semangat - semangatnya dalam satu hari bisa mendatangi 2 atau 3 tempat sekaligus buat tempat makan. Maklum, di Jogja sendiri banyak sekali tempat - tempat makan yang bisa dikunjungi. Nah berhubung sekarang lagi semangat - semangatnya untuk keluar maka setelah tadi pagi mendatangi La Capila, sekarang mendatangi Warung Sate Pak dakir yang terletak di Jl. HOS Cokroaminoto 75 Jogja.
Tapi sob disini bukan satenya yang akan Ane coba, melainkan menu lainnya yaitu Nasi Goreng Pliket yang konon katanya mempunyai rasa yang nikmat dan enak sekali. Apakah benar begitu? Ntahlah, Ane sendiri tidak tahu karena sebelumnya Ane belum pernah mencobanya. Maka dari itu untuk membuktikannya Ane menyambangi warung ini di sore hari.
ternyata tak hanya Butet saja yang pernah kesini, tetapi pecinta kuliner nusantara pun pernah menyambangi tempat ini. Siapa lagi kalau bukan Pak Bondan, lalu Ane yang dirundung penasaran dan kebetulan Ane duduk tak jauh dari para pegawainya bekerja, bertanyalah Ane kepada mereka tentang kapan Pak Bondan berkunjung kesini dan salah satu dari mereka menjawab kalau Pak Bondan pernah mampir kesini tahun 2007. Waow, sudah lumayan lama juga ya.
Sang Pegawai tersebutpun tak lupa menanyakan tentang pesanan apa yang hendak Ane pesan. Dengan gesitnya Ane langsung menjawab Nasi Goreng Pliket untuk makanannya dan es tape hijau untuk minumannya. Pelayanannya pun terbilang cukup cepat, tak sampai 10 menit pesanan yang Ane pesan kini sudah ada di hadapan Ane.
Secara penampilan tak ada yang istimewa sob pada nasi goreng pliket ini, sama seperti nasi goreng pada umumnya terdapat potongan buah tomat, kubis (kol), dan taburan bawang goreng. Lalu dimana letak keistimewaannya? ternyata setelah tak aduk - aduk, Nasi goreng ini di masak dengan mencampurkan potongan daging kambing bagian lemak dan sumsumnya.
Lalu bagaimanakah dengan rasanya? Hmmm, untuk rasanya sendiri memang benar - benar lezat, semuanya serba pas di lidah, tak asin, tak juga manis serta memang nasi goreng ini terasa pliket di mulut. Ow iya sob kata "pliket" sendiri dalam bahasa Indonesia berarti lengket. Jadi ya kalau diartikan dalam bahasa Indonesia berarti Nasi goreng lengket. Eh nggak boleh dink, lawong nama kok diartikan. Jadi yang menjadikan nasi goreng ini pliket karena adanya campuran lemak dan sumsum daging kambingnya. Dua kata untuk ini," Wuenak tenan, Le leduk", bedalah dengan rasa nasi goreng - nasi goreng pada umumnya. Saking lahapnya kurang dari 12 menit
Habis sudah semuanya |
Ane : Ini dengan Pak Dakirnya sendiri bukan ya Pak?
Pak Dakir : Iya mas, saya Pak Dakirnya sendiri
Ane : Wah, kebetulan Pak kalau begitu bisa ngobrol - ngobrol
sedikit tentang warung bapak. Sudah lama ya pak warung
bapak ini berdiri?
Pak dakir : Iya mas, dari tahun 1966
Ane : Bukanya dari jam berapa sampai jam berapa Pak?
Pak dakir : Saya itu buka dari jam setengah 5 kadang - kadang ya
jam 4 sore hingga jam 10 malam. Itu saja sudah bisa
menghidupi 10 karyawan mas termasuk saya sendiri. Jadi
ya itu walaupun untung sedikit tapi merata
Ane : Berkah berarti Pak
Pak Dakir : Ya itu mas maksud saya yang penting berkah.
Ane : Benar Pak, benar. Kalau boleh tahu resep nasi goreng
pliket ini darimana Pak? apakah dari percobaan bapak
sendiri atau bagaimana?
Pak dakir : Ini dari resep orang tua saya mas.
Ane : Eow,
Sehubungan ada beberapa pengunjung yang datang lagi maka Ane segera meminta izin untuk pamit pulang dan beliau pun mempersilahkannya.
Berikut gambaran rute menuju Warung Sate Pak Dakir:
Dari Titik Nol Kilometer Jogja, bergeraklah ke arah barat (belok kanan bila dari arah Malioboro) hingga menemukan pertigaan lampu merah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, masih lurus terus hingga menemukan perempatan lampu merah. Masih lurus lagi ke arah barat melalui Jalan Wirobrajan dan melewati jembatan hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Dari sini beloklah ke arah kanan (utara) hingga Jl. HOS Cokroaminoto 75 atau kurang lebih 20 meter sesudah Pasar Klithikan Pakuncen.
Warungnya berada tepat di sebelah barat laut dari Pasar Klithikan.
nasi gorengnya bikin penasaran, ingin merasakan pliketnya..
BalasHapusSilahkan mas,,,
Hapuswah itu deket rumah saya yang dulu mas... kuncen mantap dah.....
BalasHapusEow,,, berarti sering kesini donk dulunya? :-)
Hapuswah nasi gorengnya kliatan enak banget ini mas....jadi laper pagi2 liat begini ini...
BalasHapusLangsung aja mbak, buat nasi goreng, hehehe
Hapusyg bikin aku tertarik ini krn pake sumsum itu.. krn biasanya aku ga gitu doyan nasi goreng apalagi yg banyak kecap gitu.. tp kalo rasanya gurih suka :)
BalasHapusHahaha,,, iya mbak, beda banget deh mbak dari kebanyakan nasi goreng biasa. Kudu di coba mbak, bila pulang ke Solo mampir ke Jogja, :-)
HapusLah, ini gw skarang lagi di kuncen, haha
BalasHapusLah, kalau begitu langsung mampir saja mas, :-)
HapusPak dakir meninggal th 1993, trus ente ngobrol sama hantunya gitu ?
BalasHapusPak Dakir yang mana ya gan? mungkin yang dimaksud agan beda kali Pak Dakirnya,,, :-)
Hapus