Beberapa waktu lalu Ane sempat bingung mau pergi kemana pas ulang tahun Ane nanti. Pasalnya pada waktu - waktu sebelumnya ketika hari ulang tahun Ane tiba, Ane sempatkan untuk keluar Jogja. Ya walaupun tidak jauh - jauh amat, tetapi cukup puas lah Ane menikmatinya. Pada saat usia Ane yang ke-23 Ane lebih memilih mendaki gunung dan gunung yang Ane pilih saat itu adalah Gunung Andong di Magelang. Berbeda dengan ulang tahun yang ke-23, pada ulang tahun yang ke-24 Ane lebih memilih eksplorer Pacitan. Tujuan utama Ane bersama dengan sahabat Ane di Pacitan ini beragam mulai dari Goa Gong, Pantai Klayar, Pantai Banyunibo dan Kawasan Karst Indonesia di Pracimantoro, Wonogiri. Pada kenyataannya sieh kita tak hanya mendatangi tempat - tempat tersebut, tetapi juga beberapa obyek wisata yang menarik lainnya.
Udah tua kok ya masih beginian gitu lho |
Tapi tak apa - apa, yang penting sekarang saatnya makan kuenya |
dan sekarang sudah ketebak kan ultah yang ke berapa Ane ini? Yapz, ke-25 (sudah tua ya, ya Ane merasa kok). Banyak dilema dan banyak yang harus Ane kerjakan saat usia Ane memasuki seperempat abad ini. Daripada memikirkan apa yang membuat Ane malah semakin bingung dan galau saja lebih baik memikirkan mau kemanakah akan pergi saat ultah nanti? Setelah searching sana - sini, akhirnya Ane menentukan bahwa pada usia yang setua ini lebih memilih bepergian aja di dalam Jogja. Ada sebuah tempat yang sudah mulai dikenal tetapi belum Ane datangi dan tempat tersebut adalah Ratu Boko. Lho kok bisa? padahal kan sudah banyak pengunjung yang datang kesini. Ya memang, menurut Ane Ratu Boko ini mulai ramai dikunjungi saat ada program kunjungannya yang dimasukkan ke dalam program kunjungan Candi Prambanan. Tentu kita sudah tahu donk bahwa Candi Prambanan sudah terkenal baik di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Artinya pengunjung bisa berkunjung ke Ratu Boko ini dengan cara membeli tiket terusan dari Candi Prambanan. Coba dulu apakah tempat ini ramai dikunjungi? tidak sob, sebelum ada program ini tempat ini terbilang cukup sepi.
Ratu Boko terletak di atas perbukitan Boko tepatnya berada di dua dusun dan dua desa yaitu Dusun Dawung, Desa Bokoharjo, dan Dusun Sumberwatu, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini terletak tidak jauh dari Candi Prambanan sehingga tidak heran bila candi ini dikelola bersama - sama dengan pengelolaan Candi Prambanan. Dahulu Ane pernah berbincang - bincang dengan salah satu petugas candi yang mana Ane lupa nama candinya, Sang petugas tersebut mengatakan bahwa untuk memasuki candi - candi yang ada di Jogja tidaklah terlalu mahal bahkan gratis. Kecuali tiga tempat yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Ratu Boko. Lalu kenapa kok bisa begitu? beliau menjawab bahwa pengelolaan ketiga candi tersebut diserahkan ke pihak swasta. Eow
Benar saja, sesampainya disini Ane diwajibkan membayar tiket masuk sebesar 27k dengan rincian 25k untuk tiket masuk ke obyek wisata dan 2k untuk parkir kuda hijau Ane. Untuk memasukinya Ane mendapatkan sebuah kartu dimana kartu tersebut berguna untuk membuka palang pintu masuk dengan cara memasukkannya kedalam mesin. Keren!!!
Bila dibandingkan dengan candi - candi lainnya yang tak kalah menariknya seperti Candi Plaosan dan Candi Ijo, tarif ini terbilang cukup mahal. Tapi dengan tarif sebesar itu sepadan dengan apa yang kita rasakan dan nikmati. Pelayanannya oke, begitupula dengan fasilitas yang tersedia, ada masjid, kamar kecil, restaurant, dan bahkan di sepanjang jalan sudah terpasang gazebo - gazebo yang bisa digunakan oleh para pengunjung bila lelah.
Setelah melewati pintu masuk, Ane harus menaiki anak tangga terlebih dahulu untuk sampai ke atas. Sebelum menaiki anak tangga tersebut, Ane memilih melihat - lihat daerah sekitar terlebih dahulu. Tampak disitu terpampang dengan jelas sebuah peta Kompleks Candi, hal ini dimaksudkan agar pengunjung yang datang memahaminya dan bisa mengeksplorer seluruh bagian kompleks tanpa tersesat.
Ternyata banyak juga ya yang dapat dinikmati disini. Oke, tanpa membuang waktu - waktu lagi segeralah Ane naik ke atas. Di kanan - kiri jalan terdapat berbagai macam tumbuhan hijau sehingga angin yang berhembus begitu segar terasa di badan. Tapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama, sesampainya di atas pemandangan yang terlihat kini berganti dengan tanah lapang yang begitu luas dengan di sepanjang jalannya terdapat gazebo - gazebo yang siap menyambut para pengunjungnya. Tampak ada satu dua orang yang sedang duduk di dalamnya, ada yang sedang bersantai ria, ada yang bercanda ria, bahkan ada yang sedang minum es kelapa muda. Ya, di dalam sini memang ada sebuah warung yang berdiri dan berdampingan dengan sebuah masjid. Lengkap sudah suasana yang didapat, karena di tengah - tengah tanah lapang terdapat sebuah kolam air mancur yang masih berfungsi dengan baik.
Disini belum terlihat sama sekali batang hidung candinya. Masih ada beberapa ratus meter lagi yang harus Ane tempuh. Sinar matahari yang sangat terik tak menghalangi Ane dalam menjelajahinya. Seperti yang sudah Ane bilang sebelumnya, disini banyak tempat yang dapat dinikmati oleh para pengunjungnya tak terkecuali dengan Ane.
Tempat yang pertama kali menarik perhatian Ane bahkan para pengunjung lainnya adalah Gapura. Bagaimana tidak menarik, selain sebagai tempat pintu masuk bagi para pengunjung yang datang juga merupakan ikon dari kompleks Candi Ratu Boko itu sendiri.
Terlihat ada dua buah bangunan gapura yang berdiri dimana gapura I mempunyai 3 buah pintu masuk dan gapura II mempunyai 5 buah pintu masuk. Jangan membayangkan kalau Ratu Boko ini secara visual seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, atau bentuk candi lainnya ya sob, tetapi sejauh mata memandang yang tampak hanyalah tanah lapang yang sangat luas (Alun - alun) dengan di samping kiri terdapat sebuah candi dan bukit. Apakah candi tersebut adalah Candi Ratu Boko? bukan, candi tersebut adalah Candi Pembakaran dan Sumur Suci.
Konon kabarnya candi ini dinamakan Candi Pembakaran karena didasarkan pada penemuan abu yang terdapat di sumuran candi sehingga orang - orang beranggapan bahwa bangunan ini dahulunya digunakan sebagai tempat pembakaran atau penyimpanan abu jenazah raja. Setelah diteliti dengan seksama, ternyata anggapan tersebut tidaklah benar dan yang benar adalah bahwa abu tersebut merupakan hasil sisa pembakaran kayu. Sementara pada sumurnya dahulu digunakan dalam upacara keagamaan di candi ini. Air sumurnya diyakini mengandung tuah. Pada saat dilaksanakan upacara tawur agung satu hari sebelum hari raya nyepi bagi umat Hindu, sumur ini di ambil airnya untuk digunakan sebagai air suci, nah itulah mengapa sumur ini disebut dengan sumur suci.
Bila Ane bergerak ke arah utara maka akan sampai di Gardu Pandang dan apabila bergerak ke arah selatan maka akan sampai di Paseban, Pendopo, Goa, Kolam, dan Keputren. Ane memilih ke arah selatan terlebih dahulu dengan pertimbangan kalau nanti lelah bisa santai di gardu pandangnya. Melewati Alun - alun, Ane bertemu dengan sebuah tempat yang berbentuk batur. Tempat tersebut bernama Paseban. Eow iya sob, setiap tempat yang terdapat disini sudah ada papan penjelasannya ya, sehingga bila sobat datang kesini tidak usah bingung lagi akan nama - nama di setiap tempatnya.
Paseban sendiri terdiri dari 2 batur, paseban timur dan paseban barat. Dua bangunan ini diperkirakan saling berhadapan, namun belum diketahui secara pasti fungsinya untuk apa. Dinamakan Paseban karena berdasarkan analogi dengan bangunan kraton pada masa sekarang. Paseban adalah ruang tunggu bagi tamu yang akan menemui raja.
Tak banyak yang dapat dilihat disini, selanjutnya Ane langkahkan kaki menuju Pendopo. Di tengah perjalanan Ane melihat beberapa rumah yang berdiri di dalam kompleks. Nampaknya tak hanya bangunan candi saja yang berdiri disini tetapi juga terdapat beberapa bangunan rumah penduduk. Kayuhan kaki Ane semakin cepat karena sinar matahari yang begitu terik dan panas.
Berbicara mengenai pendopo, yang terlintas di benak Ane adalah bangunan berbentuk limasan khas jawa. eh, ternyata Ane salah. Bangunan pendopo yang ada disini adalah bangunan semacam batur yang mirip dengan Paseban. Cuman bedanya di pendopo ini terdapat bangunan pagar yang megelilinginya.
Sama dengan Paseban, jumlah batur pada pendopo ada dua buah yakni batur sebelah utara dan selatan yang disebut juga dengan pringgitan. Kedua batur tersebut dihubungkan dengan selasar. Batur yang ada di sebelah utara lebih luas daripada batur yang ada di sebelah selatan. Di atas batur utara (batur pendapa) terdapat 24 umpak, sedangkan di atas batur selatan (batur pringgitan) terdapat 12 umpak. Umpak - umpak tersebut diperkirakan berfungsi sebagai landasan tiang penyangga yang terbuat dari kayu, dengan begitu dahulu diperkirakan bangunan ini mempunyai dinding.
Selain kedua batur di atas, banyak yang dapat dilakukan disini sob. Sepertinya tempat ini mejadi lokasi favorit para pengunjung untuk dapat menikmati pemandangan yang ada. Dari kejauhan terlihat 2 buah batur yang saling berjajar, sedangkan tepat di bawahnya terdapat kompleks kolam yang terbagi menjadi dua bagian. Pokoknya ajib bener deh pemandangannya.
Semakin penasaran aja Ane dibuatnya. Tak puas memandangi dari atas pendopo, segeralah Ane turun ke bawah. Bukan karena apa - apa ya sob, tapi karena takut kalau hujan segera turun. Secara ini kan musim hujan, sekalipun langit cerah bisa - bisa mendadak turun hujan.
Seperti yang terlihat dari atas, di bawah area pendopo terdapat sebuah kompleks kolam yang terbagi menjadi 2 bagian, kolam utara dan kolam selatan. Kedua bagian kolam ini dipisahkan oleh dinding pagar dan dihubungkan dengan gapura. Ntah apa dulu fungsi dari kolam ini, Ane tidak tahu. Mau tanya, tanya kepada siapa? mau baca, di penjelasannya juga nggak tercantum. Yasudahlah. Tapi ya sob, kolam ini sepertinya ada ikannya, bagaimana tidak ketika Ane sedang berada di sini ada bebarapa orang yang sedang memancing. Kalau gitu tadi dari kost tak bawakan pancing. Dapat 2 kilo kan lumayan, bisa menggantikan uang tiket masuk (nggak mau rugi).
Tak jauh dari sini, terdapat sebuah tempat yang bernama Keputren. Keputren ini terdiri dari 2 buah batur juga yang berdampingan utara selatan dan menghadap ke arah barat. Sama seperti sebelumnya, di atas batur terdapat umpak sebanyak 84 buah yang diduga sebagai tempat dudukan tiang kayu penyangga atap. Letaknya yang berada di ujung timur dan jauh dari gapura membuat tempat ini tak seramai tempat - tempat lainnya.
Setelah mengeksplorer Gapura, Kolam dan Keputren, ternyata masih ada sebuah tempat lagi lho sob yang belum Ane kunjungi di bagian timur ini. Tahu tidak sob tempat apakah itu? Ya, tempat tersebut adalah Goa. Hayo, apa yang terlintas di fikiran sobat ketika pertama kali mendengar kata goa? pastilah tempatnya yang lembab, kadang juga bisa becek atau licin bila musim hujan datang, ada stalagtit dan stalagmitnya, dan lain sebagainya. Eh ternyata goa yang ada disini tuh beda banget dengan goa - goa pada umumnya, goa yang kecil dan tidak dalam serta tak ada stalagtit dan stalagmitnya. Goa tersebut bernama Goa Lanang dan Goa Wadon.
Dinamakan Goa Wadon karena terdapat semacam relief yang menggambarkan alat kelamin wanita (lambang Yoni) di atas pintunya. Yoni ini biasanya dilengkapi dengan lingga yaitu simbol kelamin laki - laki. Persatuan antara keduanya menyebabkan kesuburan. Diharapkan daerah di sekitar lingga dan yoni ikut menjadi subur. Goa ini diduga berfungsi sebagai tempat untuk bersemedi.
Kompleks Ratu Boko ini memang benar - benar luas sob. Walaupun semua terjelajahi, ya lumayan juga menguras tenaga dan selalu mengelap keringat. Ada sebuah tempat lagi yang menjadi tujuan akhir Ane disini yaitu Gardu Pandang. Lokasi ini paling cocok bila dinikmati ketika akan melakukan perjalanan pulang. Kenapa? karena selain dekat dengan Gapura juga memiliki pemandangan yang sangat eksotis. Dari semua tempat yang ada, menurut Ane disinilah pemandangan yang paling cantik. Di sebelah utara kita dapat melihat Candi Prambanan yang berdiri dengan megah, sementara di sebelah selatan kita dapat melihat dengan jelas dua buah Gapura, Candi Pembakaran dan hamparan tanah lapang yang sangat luas.
Dah sampai sini dulu ya sob cerita Ane mengenai Ratu Boko ini. Dah tahu sendiri kan ceritanya kalau kebanyakan dari tempat ini terdiri dari dua bagian. Dimulai dari gapuranya ada dua buah, Pendoponya juga dua buah, begitupula dengan Kolam, keputren, dan goanya yang juga masing - masing terdiri dari dua buah. Lalu yang nulis ini? hmmm.
So, bila sobat merasa penasaran silahkan datang langsung kesini aja ya sob dan buktikan sendiri keunikan dan keindahannya. Ingin tahu cara menuju kesininya? berikut rute yang bisa sobat tempuh.
Dari titik Nol Kilometer Kota Jogja, bergeraklah ke arah timur searah menuju ke Kebun Binatang Gembira Loka Zoo. Sesampainya di Kebun Binatang Gembira Loka Zoo, masih lurus lagi sedikit hingga sobat menemui perempatan lampu merah. Dari sini, beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Janti melewati gedung JEC hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Beloklah ke arah kiri (utara) lagi hingga sobat menemukan jalan layang Janti. Lewatilah jalan layang tersebut dan kemudian ambil ke arah kanan menuju ke arah Solo. Ikuti jalan ini hingga sobat menemukan Candi Prambanan di kiri (utara) jalan. Di sebelah selatan dari candi ini ada sebuah pertigaan yang mengarah ke arah kanan (selatan), nah beloklah ke arah tersebut melalui Jl. Raya Piyungan hingga sobat menemukan pertigaan jalan ke arah kiri (timur), tenang saja disini sudah ada petunjuk jalannya kok sob. Beloklah ke arah jalan tersebut hingga kurang lebih 600 meteran. Pada perempatan pertama, beloklah ke arah kiri (utara) dan ikuti jalan ini hingga sobat sampai di Kompleks Candi Ratu Boko.
Jam buka berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari petugasnya: Dari pukul 6 pagi hingga 6 sore.
*Sebagian teks Ane kutip dari tulisan yang ada di setiap obyeknya di Candi Ratu Boko*
Ratu Boko terletak di atas perbukitan Boko tepatnya berada di dua dusun dan dua desa yaitu Dusun Dawung, Desa Bokoharjo, dan Dusun Sumberwatu, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini terletak tidak jauh dari Candi Prambanan sehingga tidak heran bila candi ini dikelola bersama - sama dengan pengelolaan Candi Prambanan. Dahulu Ane pernah berbincang - bincang dengan salah satu petugas candi yang mana Ane lupa nama candinya, Sang petugas tersebut mengatakan bahwa untuk memasuki candi - candi yang ada di Jogja tidaklah terlalu mahal bahkan gratis. Kecuali tiga tempat yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Ratu Boko. Lalu kenapa kok bisa begitu? beliau menjawab bahwa pengelolaan ketiga candi tersebut diserahkan ke pihak swasta. Eow
Benar saja, sesampainya disini Ane diwajibkan membayar tiket masuk sebesar 27k dengan rincian 25k untuk tiket masuk ke obyek wisata dan 2k untuk parkir kuda hijau Ane. Untuk memasukinya Ane mendapatkan sebuah kartu dimana kartu tersebut berguna untuk membuka palang pintu masuk dengan cara memasukkannya kedalam mesin. Keren!!!
Bila dibandingkan dengan candi - candi lainnya yang tak kalah menariknya seperti Candi Plaosan dan Candi Ijo, tarif ini terbilang cukup mahal. Tapi dengan tarif sebesar itu sepadan dengan apa yang kita rasakan dan nikmati. Pelayanannya oke, begitupula dengan fasilitas yang tersedia, ada masjid, kamar kecil, restaurant, dan bahkan di sepanjang jalan sudah terpasang gazebo - gazebo yang bisa digunakan oleh para pengunjung bila lelah.
Setelah melewati pintu masuk, Ane harus menaiki anak tangga terlebih dahulu untuk sampai ke atas. Sebelum menaiki anak tangga tersebut, Ane memilih melihat - lihat daerah sekitar terlebih dahulu. Tampak disitu terpampang dengan jelas sebuah peta Kompleks Candi, hal ini dimaksudkan agar pengunjung yang datang memahaminya dan bisa mengeksplorer seluruh bagian kompleks tanpa tersesat.
Ternyata banyak juga ya yang dapat dinikmati disini. Oke, tanpa membuang waktu - waktu lagi segeralah Ane naik ke atas. Di kanan - kiri jalan terdapat berbagai macam tumbuhan hijau sehingga angin yang berhembus begitu segar terasa di badan. Tapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama, sesampainya di atas pemandangan yang terlihat kini berganti dengan tanah lapang yang begitu luas dengan di sepanjang jalannya terdapat gazebo - gazebo yang siap menyambut para pengunjungnya. Tampak ada satu dua orang yang sedang duduk di dalamnya, ada yang sedang bersantai ria, ada yang bercanda ria, bahkan ada yang sedang minum es kelapa muda. Ya, di dalam sini memang ada sebuah warung yang berdiri dan berdampingan dengan sebuah masjid. Lengkap sudah suasana yang didapat, karena di tengah - tengah tanah lapang terdapat sebuah kolam air mancur yang masih berfungsi dengan baik.
Disini belum terlihat sama sekali batang hidung candinya. Masih ada beberapa ratus meter lagi yang harus Ane tempuh. Sinar matahari yang sangat terik tak menghalangi Ane dalam menjelajahinya. Seperti yang sudah Ane bilang sebelumnya, disini banyak tempat yang dapat dinikmati oleh para pengunjungnya tak terkecuali dengan Ane.
Tempat yang pertama kali menarik perhatian Ane bahkan para pengunjung lainnya adalah Gapura. Bagaimana tidak menarik, selain sebagai tempat pintu masuk bagi para pengunjung yang datang juga merupakan ikon dari kompleks Candi Ratu Boko itu sendiri.
|
|
Ini dia gapuranya |
|
|
Pemandangan tampak dari atas candi |
Paseban sendiri terdiri dari 2 batur, paseban timur dan paseban barat. Dua bangunan ini diperkirakan saling berhadapan, namun belum diketahui secara pasti fungsinya untuk apa. Dinamakan Paseban karena berdasarkan analogi dengan bangunan kraton pada masa sekarang. Paseban adalah ruang tunggu bagi tamu yang akan menemui raja.
Tak banyak yang dapat dilihat disini, selanjutnya Ane langkahkan kaki menuju Pendopo. Di tengah perjalanan Ane melihat beberapa rumah yang berdiri di dalam kompleks. Nampaknya tak hanya bangunan candi saja yang berdiri disini tetapi juga terdapat beberapa bangunan rumah penduduk. Kayuhan kaki Ane semakin cepat karena sinar matahari yang begitu terik dan panas.
Berbicara mengenai pendopo, yang terlintas di benak Ane adalah bangunan berbentuk limasan khas jawa. eh, ternyata Ane salah. Bangunan pendopo yang ada disini adalah bangunan semacam batur yang mirip dengan Paseban. Cuman bedanya di pendopo ini terdapat bangunan pagar yang megelilinginya.
Sama dengan Paseban, jumlah batur pada pendopo ada dua buah yakni batur sebelah utara dan selatan yang disebut juga dengan pringgitan. Kedua batur tersebut dihubungkan dengan selasar. Batur yang ada di sebelah utara lebih luas daripada batur yang ada di sebelah selatan. Di atas batur utara (batur pendapa) terdapat 24 umpak, sedangkan di atas batur selatan (batur pringgitan) terdapat 12 umpak. Umpak - umpak tersebut diperkirakan berfungsi sebagai landasan tiang penyangga yang terbuat dari kayu, dengan begitu dahulu diperkirakan bangunan ini mempunyai dinding.
|
|
Semakin penasaran aja Ane dibuatnya. Tak puas memandangi dari atas pendopo, segeralah Ane turun ke bawah. Bukan karena apa - apa ya sob, tapi karena takut kalau hujan segera turun. Secara ini kan musim hujan, sekalipun langit cerah bisa - bisa mendadak turun hujan.
Seperti yang terlihat dari atas, di bawah area pendopo terdapat sebuah kompleks kolam yang terbagi menjadi 2 bagian, kolam utara dan kolam selatan. Kedua bagian kolam ini dipisahkan oleh dinding pagar dan dihubungkan dengan gapura. Ntah apa dulu fungsi dari kolam ini, Ane tidak tahu. Mau tanya, tanya kepada siapa? mau baca, di penjelasannya juga nggak tercantum. Yasudahlah. Tapi ya sob, kolam ini sepertinya ada ikannya, bagaimana tidak ketika Ane sedang berada di sini ada bebarapa orang yang sedang memancing. Kalau gitu tadi dari kost tak bawakan pancing. Dapat 2 kilo kan lumayan, bisa menggantikan uang tiket masuk (nggak mau rugi).
Tak jauh dari sini, terdapat sebuah tempat yang bernama Keputren. Keputren ini terdiri dari 2 buah batur juga yang berdampingan utara selatan dan menghadap ke arah barat. Sama seperti sebelumnya, di atas batur terdapat umpak sebanyak 84 buah yang diduga sebagai tempat dudukan tiang kayu penyangga atap. Letaknya yang berada di ujung timur dan jauh dari gapura membuat tempat ini tak seramai tempat - tempat lainnya.
|
|
|
|
Ah, tuh orang dari tadi nggak pergi - pergi, yasudahlah nggak apa - apa |
|
|
|
|
So, bila sobat merasa penasaran silahkan datang langsung kesini aja ya sob dan buktikan sendiri keunikan dan keindahannya. Ingin tahu cara menuju kesininya? berikut rute yang bisa sobat tempuh.
Dari titik Nol Kilometer Kota Jogja, bergeraklah ke arah timur searah menuju ke Kebun Binatang Gembira Loka Zoo. Sesampainya di Kebun Binatang Gembira Loka Zoo, masih lurus lagi sedikit hingga sobat menemui perempatan lampu merah. Dari sini, beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Janti melewati gedung JEC hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Beloklah ke arah kiri (utara) lagi hingga sobat menemukan jalan layang Janti. Lewatilah jalan layang tersebut dan kemudian ambil ke arah kanan menuju ke arah Solo. Ikuti jalan ini hingga sobat menemukan Candi Prambanan di kiri (utara) jalan. Di sebelah selatan dari candi ini ada sebuah pertigaan yang mengarah ke arah kanan (selatan), nah beloklah ke arah tersebut melalui Jl. Raya Piyungan hingga sobat menemukan pertigaan jalan ke arah kiri (timur), tenang saja disini sudah ada petunjuk jalannya kok sob. Beloklah ke arah jalan tersebut hingga kurang lebih 600 meteran. Pada perempatan pertama, beloklah ke arah kiri (utara) dan ikuti jalan ini hingga sobat sampai di Kompleks Candi Ratu Boko.
Jam buka berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari petugasnya: Dari pukul 6 pagi hingga 6 sore.
*Sebagian teks Ane kutip dari tulisan yang ada di setiap obyeknya di Candi Ratu Boko*
ya ampun...
BalasHapusfoto2nya bikin iri mas, secara saya sering baca sejarah mengenai korelasi candi boko dan kerajaan majapahit
narasinya mantep euy, serasa diajak ke sana langsung :)
Wah, berarti saya harus banyak belajar banyak dari kamu mas yang sudah baca sejarahnya, keren dah buat mas...
HapusTerima kasih mas,,, :-)
Saya sering lihat foto candi ini. Kalau lagi sore, viewnya cakep banget, ya
BalasHapusIya mbak bener sekali,,, tapi konon katanya bayarnya juga beda, tarif lihat sunset gitu,,, :-)
HapusWah reportasenya lengkap banget. Saya kalau ke Wonogiri pengen ke Candi Cheto lagi. Tempatnya asyik, dingin dan serasa diatas awan.
BalasHapusTerima kasih mas,,, tapi ma'af ini di Jogja ew mas,,, bukan di Wonogiri, :-)
HapusHabis baca dan lihat hasil fotonya kok jadi pengen kesana, Indonesia emang keren tak ada habisnya untuk di eksplore
BalasHapusIya kak betul banget, setuju :-)
HapusSaya pikir ini dulu kompleks keraton, tempat tinggal raja. Kalau dia candi sebagai bangunan ibadah mungkin seperti candi Borobudur atau Prambanan.
BalasHapusIya mas,,, malahan saya pikir awal pertama kali dengar kata Ratu Boko adalah seorang ratu dan bukan merupakan sebuah tempat,,, hehehe
HapusSelamat ultah ya mas Anis...wish u all the best ya...
BalasHapusbtw unik juga ya ultah2 ke candi, he he he... pemandangannya bagus ya mas..
Iya mbak,,, terima kasih atas ucapan dan do'anya :-) ....
HapusHehehe, Iya mbak pemandangannya sungguh menarik..
Merayakan ultah di Ratu Boko. Seru itu Mas Anis. Tempatnya indah ya walau cuma puing-puing. Selamat ultah ya Mas. Insya Allah capai semua cita-citanya. Amin :)
BalasHapusHehehe,,, Iya mbak,,,,
HapusTerima kasih ya mbak atas ucapan dan do'anya, Amiiieen :-)
selama ultah ya panjang umur
BalasHapusIya mbak,,, Terima kasih :-)
HapusWah, keren-keren fotonya. Saya belum pernah ke Keraton Ratu Boko. Jadi kepingin ke sana.
BalasHapusThanks Mbak,,, Semoga ntar kalau pas Ke Jogja nggak kelupaan buat mampir kesini, hehehe... Terima kasih ya mbak sudah mau mampir kesini :-)
Hapusini candi sudah ajdi incaran yang belum kesampaian hingga kini. Pengen menikmati sunset indah di sini.
BalasHapusIya mbak,,, nggak sunset aja udah indah apalagi pas sunsetnya,,, hmmm, kapan - kapan kayaknya perlu di coba juga nieh pas sunsetnya :-)
Hapuskeren ya candi ratu boko. Waktu ke jogja, sayang waktunya terlalu mepet jadi jadwal ke candi ini di cancel.
BalasHapusbtw ... selamat ulang tahun mas anis .. sudah 1/4 abad .. semoga selalu sehat dan terus berkarya .. aamiin
Lain kali siapa tahu bisa kesini lagi mas,,,
HapusThanks ya mas atas ucapan do'anya,,, Amiieen :-)
Temenku pernah sih kesini tapi kok viewnya gak sebagus yang ini yah..
BalasHapusIya pow Kak? itu kapan,,,,
HapusKalau sebelum tahun 2011 mungkin iya mbak,,, soalnya pembukaan Candi Ratu Boko ini beritegrated dengan Candi Prambanan juga belum lama mbak,,,,
Sekarang tow memang udah bagus buat dikunjungi, :-)
wah dah lama banget mas gak dimari... kalo candinya masih kan mas?? betewe kalo kuenya masih gak mas?? hehe ngile rkue.. hahaha
BalasHapusMasih donk mas,,,
Hapusemang hilang kemana?,,,
Kue nya juga masih, tapi masih di toko,,, hahahaha pizzzz
Mau gratisan masuk Ratu Boko? Bisa, mas. Lewat belakang aja. Aku pernah nyobain dan cuma bayar parkir motor aja 2rb :D
BalasHapusHahaha,,,, aku sebenarnya tahu mbak, sebelum pertigaan ke kiri, ada jalan nanjak.Tapi biarlah mbak, hitung - hitung biaya masuknya buat merawat tuh candi, :-)
Hapus