Sebenarnya Ane kesini tak sengaja sob, waktu itu browsing - browsing tentang makanan yang wajib dikunjungi di Yogyakarta, eh nggak sengaja Ane malah menemukan artikel yang lain yang mengulas tentang tempat ini. Ya, tempat tersebut adalah Bong Kopitown. Setelah baca - baca, lama kelamaan tertarik juga Ane untuk mendatanginya. Tanpa pikir panjang langsung saja Ane masukkan list daftar kunjungan berikutnya.
Agak lama juga sieh rencana ini terlaksana, karena waktu itu masih ada beberapa tempat lagi yang belum Ane datangi padahal sudah masuk di daftar list. Walaupun begitu barulah tanggal 12 Februari 2016 kemarin sampai juga Ane disini. Ane kesini tidak sendiri sob melainkan bertiga, selain dengan seorang sahabat Ane Hanna juga dengan zi yang tak lain juga sahabat kita.
Siang itu Ane sms terlebih dahulu si Hanna, apakah dia sudah pernah kesini dan bila belum pernah, apakah dia mau Ane ajak kesini.
Ane : Han, kamu udah pernah makan ke Bong Kopitown belum? Sebuah
restoran konsepnya seperti penjara!
Hanna : Belum, memang dimana itu nis, di Jogja?
Ane : Iya, letaknya dekat Bundaran UGM.
Hanna : Kapan?
Ane : Nanti sore apa besok, gimana?
Hanna : Ntar sore aja gimana, kalau nggak hujan Zi juga mau ikut!
Ane : Okelah ntar sore aja. Oke, siapz
Hanna : Sore jam berapa?
Ane : Terserah kamu maunya jam berapa!
Hanna : Jam setengah 5 aja ya?
Ane : Oke Han.
Waktu sudah menunjukkan pukul 4.15 sore, itu artinya saatnya Ane untuk bersiap - siap sambil menunggu pesan yang masuk. Tak lama kemudian pesan yang Ane tunggu - tunggu akhirnya datang juga yang isinya memberitahukan kepada Ane kalau mereka otw ke kost Ane. Maklum, untuk menuju ke tempat ini searah dengan menuju ke kostan Ane. dengan cepatnya Ane langsung membalasnya,"OK".
Sesampainya di Kost Ane, tanpa ba bi bu lagi meluncurlah kita di tempat ini. Bong Kopitown terletak di Jl. Sagan Kidul No. 4 Yogyakarta dan merupakan salah satu cabang dari Jakarta. So, kalau sobat tinggal di Jakarta bisa langsung menuju ke Bong Kopitown terdekat. Letaknya yang cukup dekat dengan kostan Ane membuat perjalanan kita cukup singkat, tak sampai 7 menit perjalanan sampailah kita disini.
Cafe ini benar - benar unik berbeda dengan yang lainnya. Di bagian depan cafe tampak seperti penjara. Suasana di penjara akan lebih terasa ketika kita memasukinya, cahaya lampu yang remang - remang, pelayannya memakai seragam ala napi dan interiornya yang berwarna hitam. Suasana cafe saat itu tidaklah terlalu ramai, maklum waktu kita datang kesini terbilang cukup tanggung sekitar pukul 5 sore. Saat itu hanya ada beberapa pengunjung saja yang sedang menikmati makanannya. Dengan ramahnya Sang pelayan menyambut kita dan menanyakan mau duduk dimana serta mau pesan apa. Ada dua macam tempat duduk yang dapat kita pilih yakni smoking dan no smoking. Dengan cepatnya kita langsung menjawab yang no smoking aja. Ane sebagai anak laki - laki satu - satunya di antara sobat Ane, tetap saja Ane lebih memilih no smoking, maklum Ane nggak ngerokok sob. Untuk pesanannya, kita memilih meminta daftar menu terlebih dahulu kepada Sang pelayan tersebut sebelum akhirnya memutuskan menu apa yang hendak akan kita pesan.
Daftar menunya terbilang cukup unik dan tak biasa, bentuknya bukanlah bentuk daftar menu yang biasa kita temui di tempat lain, melainkan bentuknya itu seperti koran yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari - hari. Nampaknya ada yang berbeda pada menunya, ada dua jenis menu yang dapat kita pilih yakni menu yang biasa dan spesial. Sepertinya ada tanda khusus pada menu spesialnya, menu tersebut ditandai dengan sebuah gunting yang seolah - olah menunjukkan bahwa menu inilah yang direkomendasikan.
Setelah baca - baca, akhirnya pilihan Ane jatuh pada menu Nasi Penjara + Seafood sebagai makanannya dan Kopi Tarik Cold Large sebagai minumannya. Sementara Si Hanna memilih menu makanan yang sama dengan Ane dan sebagai minumannya dia memilih Choco Peanut Butter. Pun dengan Zie yang memilih menu makanan yang sama dengan kita dan sebagai minumannya dia lebih memilih Unripe Mango Ice Shaved.
Sembari menunggu pesanan yang datang, kita tak mau melewatkan moment penting ini begitu saja. Sesekali kita berfoto narsis, sesekali ngobrol santai. Pesanan yang pertama kali datang adalah minumannya. Jelas, karena Ane pesan kopi Tarik ya warnanya seperti kopi lebih menyerupai kopi sachetan gitu sob. Begitu juga dengan punyanya Hanna. Berbeda dengan pesanan Zie yang warnanya terlihat lebih bening.
10 menitan kemudian barulah datang pesanan kita yang kita pesan, apalagi kalau bukan Nasi Penjara. Secara penampilan terlihat biasa aja disajikan menggunakan piring seng yang kemungkinan seperti piring yang ada di dalam penjara. Cukup lengkap isinya, sepiring nasi penjara terdiri dari sawi, potongan bakso, buncis, loncang dan bahkan biji jagung. Sehubungan Ane pesan nasi penjara yang pedas maka tak ketinggalan juga cincangan cabai rawit sudah ada didalamnya.
Lalu bagaimana dengan rasanya ya? bentar dulu ya sob, kita mau melakukan ritual yang amat penting dulu nieh. Rugi kan kalau sudah kesini tapi tidak melakukan ritual yang satu ini? Secara suasananya mendukung, sedang sepi dan ada kamera lagi. So, tunggu apalagi?
Sekarang tahap eksekusinya. Menurut Ane sieh enak, cuman kok agak aneh ya, agak pliket - pliket gimana gitu di mulut. Di bilang nasi tapi tak sepadat nasi, pun di bilang bubur juga tak sebecek bubur. Jujur sob, Ane kurang menyukainya. Walaupun begitu tetep donk Ane habiskan semuanya soalnya lapar sieh, mubadzir juga kalau tidak dihabiskan. Pas kebetulan lapar, eh malah ditambahin ama sahabat Ane Hanna ya jadi lumayanlah bisa benar - benar membuat Ane kenyang. 20 menit kemudian.
Sehabis makan santai dulu sob soalnya tempat ini cocok dah buat kongkow - kongkow bersama sahabat, keluarga, ataupun orang yang kita sayangi misalnya saja pacar atau kekasih *Bagi yang punya*. Eh Ane iseng - iseng sob membaca halaman depan bagian daftar menunya, disana tertulis kalau restoran ini didirikan pertama kali di Jakarta oleh Bong Chandra dan berbagai media sudah pernah meliputnya. Nah ada yang lucu nieh, di bagian halaman depan ini ada sebuah cerita lho mengenai 3 orang penjahat. berikut ceritanya:
Penjahat pertama bernama Lee, dia seorang penjahat yang bertubuh mungil yang licin dan pandai meloloskan diri, pada akhirnya dia menyerahkan diri karena penasaran dengan masakan yang bernama Ote - ote. Cerita yang berbeda dilakukan oleh penjahat yang kedua bernama Ming. Seorang penjahat yang terkenal dengan pandai menyamar dengan julukan 1000 wajah. Akhirnya menyerahkan diri demi ingin mencoba makanan bernama Singkawang Rojak. Sedangkan penjahat yang ketiga bernama Ken. Dia seorang penjahat bertubuh gemuk yang sangat pandai bersilat lidah dan mempengaruhi orang lain, namun sifat rakusnya membuat dirinya menyerahkan diri karena tergiur dengan makanan bernama Ham Pan (Sumber: tulisan di daftar menu Bong Kopitown).
Kalau ketiga nama penjahat tersebut digabung jadinya ya LeeMingKen. Lucu ya? ah nggak juga. Eh masih ada satu cerita lagi nieh ya sob, tapi kalau yang terakhir ini orangnya baik. Orang yang keempat ini bernama "Kita", Kita kalau mau makan Nasi Penjara tak perlu bertindak seperti mereka. Ngapain juga harus dipenjara dahulu, kalau tanpa dipenjara kita pun bisa menikmatinya dengan cara langsung datang kesini. Woke!
Sekarang saatnya kita membayarnya. Bagi Ane sebagai anak kost, harganya cukup mahal sieh sob. Untuk semuanya uang yang harus kita keluarkan sebesar 162.800 rupiah, Harga tersebut sudah termasuk pajak. Tapi harga ini standart Jogja loh ya, konon katanya sieh harga ini masih tidak seberapa bila dibandingkan dengan Jakarta dan Surabaya.
Baiklah tak apa - apa yang penting kan sudah tak penasaran lagi dengan restoran yang berkonsep penjara ini. Udah hampir jam 7 an aja nieh sob, Ane pulang dulu ya. Ow iya, Lalu bagaimanakah dengan sobat yang ingin berkunjung kesini? baiklah, berikut gambaran rutenya.
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Jend. Sudirman hingga perempatan lampu merah yang di pojok sebelah kanan terdapat Gramedia. Beloklah ke arah kanan (selatan) melalui Jl. Suroto hingga mentok bertemu dengan jalan yang memutar. Mutarlah sedikit dan begitu ada belokan ke kiri, beloklah ke belokan tersebut dan ikuti jalan tersebut hingga menemukan perempatan lampu merah. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Wahidin Sudirohusodo hingga sobat menemukan perempatan lampu merah lagi yang di sebelah kiri terdapat RS Bethesda. Masih lurus lagi hingga sobat menemukan belokan pertama ke arah kiri. Beloklah ke belokan tersebut melalui Jl. Sagan Kidul hingga sobat menemukan Bong Kopitown yang terletak di sebelah kiri jalan.
Jam Buka: Setiap hari dari jam 10 pagi sampai setengah 12 malam.
Agak lama juga sieh rencana ini terlaksana, karena waktu itu masih ada beberapa tempat lagi yang belum Ane datangi padahal sudah masuk di daftar list. Walaupun begitu barulah tanggal 12 Februari 2016 kemarin sampai juga Ane disini. Ane kesini tidak sendiri sob melainkan bertiga, selain dengan seorang sahabat Ane Hanna juga dengan zi yang tak lain juga sahabat kita.
Siang itu Ane sms terlebih dahulu si Hanna, apakah dia sudah pernah kesini dan bila belum pernah, apakah dia mau Ane ajak kesini.
Angkat jari |
restoran konsepnya seperti penjara!
Hanna : Belum, memang dimana itu nis, di Jogja?
Ane : Iya, letaknya dekat Bundaran UGM.
Hanna : Kapan?
Ane : Nanti sore apa besok, gimana?
Hanna : Ntar sore aja gimana, kalau nggak hujan Zi juga mau ikut!
Ane : Okelah ntar sore aja. Oke, siapz
Hanna : Sore jam berapa?
Ane : Terserah kamu maunya jam berapa!
Hanna : Jam setengah 5 aja ya?
Ane : Oke Han.
Waktu sudah menunjukkan pukul 4.15 sore, itu artinya saatnya Ane untuk bersiap - siap sambil menunggu pesan yang masuk. Tak lama kemudian pesan yang Ane tunggu - tunggu akhirnya datang juga yang isinya memberitahukan kepada Ane kalau mereka otw ke kost Ane. Maklum, untuk menuju ke tempat ini searah dengan menuju ke kostan Ane. dengan cepatnya Ane langsung membalasnya,"OK".
Sesampainya di Kost Ane, tanpa ba bi bu lagi meluncurlah kita di tempat ini. Bong Kopitown terletak di Jl. Sagan Kidul No. 4 Yogyakarta dan merupakan salah satu cabang dari Jakarta. So, kalau sobat tinggal di Jakarta bisa langsung menuju ke Bong Kopitown terdekat. Letaknya yang cukup dekat dengan kostan Ane membuat perjalanan kita cukup singkat, tak sampai 7 menit perjalanan sampailah kita disini.
Tolong!!! |
Tuh daftar menunya |
Tuh kan ada tandanya! |
Begitu juga dengan yang ini |
Sembari menunggu pesanan yang datang, kita tak mau melewatkan moment penting ini begitu saja. Sesekali kita berfoto narsis, sesekali ngobrol santai. Pesanan yang pertama kali datang adalah minumannya. Jelas, karena Ane pesan kopi Tarik ya warnanya seperti kopi lebih menyerupai kopi sachetan gitu sob. Begitu juga dengan punyanya Hanna. Berbeda dengan pesanan Zie yang warnanya terlihat lebih bening.
Depan: Punya Ane, Tengah: Hanna, dan Belakang: Zi |
Lalu bagaimana dengan rasanya ya? bentar dulu ya sob, kita mau melakukan ritual yang amat penting dulu nieh. Rugi kan kalau sudah kesini tapi tidak melakukan ritual yang satu ini? Secara suasananya mendukung, sedang sepi dan ada kamera lagi. So, tunggu apalagi?
Cekrek,,, Mau? |
Kiri: Hanna dan Kanan: Zi |
Habis sudah semuanya |
Penjahat pertama bernama Lee, dia seorang penjahat yang bertubuh mungil yang licin dan pandai meloloskan diri, pada akhirnya dia menyerahkan diri karena penasaran dengan masakan yang bernama Ote - ote. Cerita yang berbeda dilakukan oleh penjahat yang kedua bernama Ming. Seorang penjahat yang terkenal dengan pandai menyamar dengan julukan 1000 wajah. Akhirnya menyerahkan diri demi ingin mencoba makanan bernama Singkawang Rojak. Sedangkan penjahat yang ketiga bernama Ken. Dia seorang penjahat bertubuh gemuk yang sangat pandai bersilat lidah dan mempengaruhi orang lain, namun sifat rakusnya membuat dirinya menyerahkan diri karena tergiur dengan makanan bernama Ham Pan (Sumber: tulisan di daftar menu Bong Kopitown).
Kalau ketiga nama penjahat tersebut digabung jadinya ya LeeMingKen. Lucu ya? ah nggak juga. Eh masih ada satu cerita lagi nieh ya sob, tapi kalau yang terakhir ini orangnya baik. Orang yang keempat ini bernama "Kita", Kita kalau mau makan Nasi Penjara tak perlu bertindak seperti mereka. Ngapain juga harus dipenjara dahulu, kalau tanpa dipenjara kita pun bisa menikmatinya dengan cara langsung datang kesini. Woke!
Sekarang saatnya kita membayarnya. Bagi Ane sebagai anak kost, harganya cukup mahal sieh sob. Untuk semuanya uang yang harus kita keluarkan sebesar 162.800 rupiah, Harga tersebut sudah termasuk pajak. Tapi harga ini standart Jogja loh ya, konon katanya sieh harga ini masih tidak seberapa bila dibandingkan dengan Jakarta dan Surabaya.
Baiklah tak apa - apa yang penting kan sudah tak penasaran lagi dengan restoran yang berkonsep penjara ini. Udah hampir jam 7 an aja nieh sob, Ane pulang dulu ya. Ow iya, Lalu bagaimanakah dengan sobat yang ingin berkunjung kesini? baiklah, berikut gambaran rutenya.
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Jend. Sudirman hingga perempatan lampu merah yang di pojok sebelah kanan terdapat Gramedia. Beloklah ke arah kanan (selatan) melalui Jl. Suroto hingga mentok bertemu dengan jalan yang memutar. Mutarlah sedikit dan begitu ada belokan ke kiri, beloklah ke belokan tersebut dan ikuti jalan tersebut hingga menemukan perempatan lampu merah. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Wahidin Sudirohusodo hingga sobat menemukan perempatan lampu merah lagi yang di sebelah kiri terdapat RS Bethesda. Masih lurus lagi hingga sobat menemukan belokan pertama ke arah kiri. Beloklah ke belokan tersebut melalui Jl. Sagan Kidul hingga sobat menemukan Bong Kopitown yang terletak di sebelah kiri jalan.
Jam Buka: Setiap hari dari jam 10 pagi sampai setengah 12 malam.
mungkin tekstur nasinya dibikin kayak di penjara? Eits, kayak saya oernah ngerasain ajah hihihi
BalasHapusIya mbak, memang bener lho... tapi kalau misal di penjara beneran dan lebih parah daripada ini,,, ah nggak mau ah di penjara, hehehe... sekali - klai ngerasain mbak :-)
HapusPasti berasa kaya tahanan, tapi nuansanya berbeda..
BalasHapusYapz betul :-)
Hapuswuah harganya, dompet harus segera dipenjara nih haha.. unik juga ya konsepnya
BalasHapusHahaha, dompetnya di penjara buat makan nasi penjara ya Mbak? :-)
Hapuskonsep cafe penjara yang unik. saya suka deh ada map yang dibuat pake tangan alias hand made..lain daripada yg lain saja dan tersirat ada usahanya gitu..hehe
BalasHapusTerima kasih mbak,,, :-) terima kasih juga udah mau mampir kesini :-)
Hapuswwuuhhh josh nikmat mantap mas anis... keren dah... hasil kerja keras itu emang terlihat nikmat ya mas mantap....
BalasHapusYapz, bener mas,,, :-)
HapusMba. Di "penjara" ada mushola nya gag ya? 😅
BalasHapusKalau di penjara ada mbak,,,
HapusCuman kalau di Bongkopitown ini kurang tahu mbak, soalnya kemarin nggak ngeksplorer sampai ke belakang ew, hehehe...
keren map tulisan tangannya:)
BalasHapus