Diawali dari Ruang ke-11, banyak terdapat panji - panji yang tentu masih berhubungan dengan ke TNI an seperti panji PINDAD, KOWAD, Pataka - pataka tingkat Kodam jajaran TNI AD mulai dari Pataka Kodam I Iskandar Muda hingga Pataka Kodam XV Pattimura, dan lain sebagainya. Eow iya sob, sebelumnya baca dulu ya Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama Part 1 supaya nyambung ceritanya.
Sementara itu di Ruang 12 ada berbagai macam seragam dan tanda pangkat tentara di Indonesia di antaranya ada seragam Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD), pakaian seragam TNI yang dipakai dalam perang kemerdekaan II, Seragam TNI AD periode 1950 - 1956, tanda pangkat tentara di Indonesia tahun 1945 - 1947, tanda pangkat TNI AD periode tahun 1972 - 1993, dan lain sebagainya.
|
|
|
Di ruangan sebelumnya kita dapat melihat berbagai macam seragam dan tanda pangkat, di ruangan ini kita dapat menyaksikan berbagai tanda jasa seperti bintang pahlawan gerilya, bintang kartika eka paksi pratama, dan tanda - tanda kehormatan lainnya.
Tahu tidak sob ketika Ane memasuki ruangan selanjutnya, Ane dikagetkan oleh sosok pahlawan nasional kita Gatot Subroto. Bagaimana tidak kaget lawong patung tersebut terpasang dalam keadaan duduk dengan santainya dan tidak terlihat sedikitpun dari luar ruangan. Wuh, deg - degan jantung Ane. Coba kalau bisa bergerak, pasti pingsan Ane, hahaha.
Beliau pernah menduduki jabatan Gubernur militer Semarang - Surakarta yang ditugaskan untuk menyelesaikan operasi penumpasan terhadap pemberontakan PKI/muso di Madiun. Di ruangan ini kebanyakan benda yang di pajang berkaitan dengan kejadian pemberontakan PKI di Madiun.
Masih di Ruang Peristiwa, di ruangan yang ke-15 ini khusus menyajikan peristiwa pemberontakan DI/TII di berbagai daerah di Indonesia di antaranya di Aceh, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah hingga Sulawesi Selatan. Di Sulawesi Selatan misalnya, gembong DI/TII yang paling terkenal adalah Kahar Muzakkar yang melakukan teror di daerah Sulawesi Selatan dan tenggara. Dia wafat pada tahun 1965 karena berhasil di tembak oleh Kopda Ili Sadeli anggota Ton I Kompi D Yon 330/Kujang I.
Masih di Ruang Peristiwa lagi, di ruangan ini ada yang menceritakan tentang penumpasan pemberontakan RMS dan peristiwa integrasinya rakyat Timor - Timur ke NKRI. So, disini dalam otak Ane muncul sebuah pertanyaan, "apakah dahulu kala Timor - timur ini bukan bagian dari NKRI sehingga ada kata "integrasi"? Hmmm, sepertinya harus mempelajari lebih jauh nieh tentang integrasinya Timor - timur ke NKRI.
Tak banyak yang dapat Ane saksikan di ruang yang ke-17 (Ruang Peralatan). Dari tiga buah tempat buffet kaca, yang terisi hanya dua saja yakni berisi peralatan dan senjata yang pernah digunakan Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) dalam rangka menegakkan NKRI.
Nampaknya posisi Indonesia semakin kuat dan diakui di dunia. Buktinya di Ruang Piagam Keutuhan TNI AD dan Kontingen Garuda ini Indonesia di percaya PBB untuk ikut dalam pasukannya dalam menjaga perdamaian di Kongo tahun 1963. Dengan megahnya Bendera RI Merah Putih dikibarkan berdampingan dengan Bendera PBB dan Bendera Kongo di markas pasukan PBB di Kongo. Tak hanya itu selepas proklamasi kemerdekaan Indonesia, Indonesia terutama Kontingen Garuda XII juga pernah bertugas di luar negeri yakni di Kamboja pada tahun 1992.
|
|
|
|
Ruangan selanjutnya yang Ane lihat adalah Ruang Pahlawan Revolusi. Disini terpajang foto - foto pahlawan revolusi yang pernah diculik dan dibunuh oleh G 30 S/PKI pada tahun 1965. Namun ada seorang tokoh yang berhasil menyelamatkan diri (lolos) ketika itu yaitu DR HC. Abdul Haris Nasution. Tahu tidak sob bahwa pada tahun 2002 beliau juga telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional lho. So, tambah deh pahlawan nasional kita.
Memasuki Ruang Trikora isinya tentu tak jauh - jauh dari pembebasan Irian Barat dari penjajahan Belanda tahun 1962. Berbagai benda yang berkaitan dengan itu diantaranya ada mobil helden yang pernah dipakai oleh Mayor Jenderal TNI Soeharto panglima komando mandala, seragam loreng, senjata api, peralatan masak dan peralatan lainnya yang pernah digunakan oleh salah seorang anggota YON 454.
Ruangan terkhir yang ada di Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama adalah Ruang Penumpasan G 30 S/PKI. Berbagai foto dan senjata terpajang, namun dari kesemuanya itu ada dua buah benda yang berhasil menarik perhatian Ane, di antaranya kendaraan sepeda dan sebuah alat yang terasa asing bagi Ane ketika melihatnya. Lalu apa kaitannya sebuah sepeda dengan penumpasan G 30 S/PKI ya? ternyata setelah Ane membaca tulisan yang ada di sepedanya bahwa sepeda ini merupakan hasil sitaan dari pemuda yang pernah digunakan untuk menyebarkan paham komunis di Klaten. Sedangkan barang yang terasa asing bagi Ane tersebut adalah penyembur api. Benda tersebut pernah digunakan dalam operasi pembersihan sisa - sisa pemberontakan G 30 S/PKI di Blitar Selatan pada tahun 1965.
Cara menuju kesini:
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Jend. Sudirman hingga perempatan lampu merah yang di pojok sebelah kanan terdapat Gramedia. Beloklah ke arah kanan (selatan) melalui Jl. Suroto hingga mentok bertemu dengan jalan yang memutar. Mutarlah sedikit dan begitu ada belokan ke kiri, beloklah ke belokan tersebut dan ikuti jalan tersebut hingga menemukan perempatan lampu merah. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Wahidin Sudirohusodo hingga sobat menemukan perempatan lampu merah lagi yang di sebelah kiri jalan terdapat RS Bethesda. Kemudian beloklah ke arah kiri melalui Jl. Jenderal Sudirman dan tepat sebelum perempatan lampu merah lihatlah ke arah kanan (utara) jalan. Disini sobat akan membaca tulisan "Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama". Masuklah kedalam museum tersebut.
Jam buka museum:
Senin - Jumat : Pukul 08.00 - 14.00 WIB
Sabtu dan Minggu : Tutup
Hari Besar Nasional : Tutup
*Sebagian teks yang Ane tulis berdasarkan tulisan yang ada di setiap obyeknya di Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama*
kunjung ke museum ada sisi edukasinya, baru tau tempat musuem tni ad ini, kalo kke jogja harus mampir neh
BalasHapusHarus mampir mas, hehehe
HapusWah, baru tahu ada museum ini. Kapan-kapan ke Jogya, bisa jadi pilihan tujuan nih.
BalasHapusMonggo Mbak :-)
Hapuswah kalo ngajak anak TK pasti pad amupeng jadi TNI AD mas hehe
BalasHapusCita - cita jadi guru jadi tergantikan ya mas ya? hehehe
Hapus