Sobat tentunya tidak asing lagi kan dengan Sebutan Kota Jogja sebagai Kota Gudeg?, Belum pernah menginjakkan Kota Gudeg namanya bila belum merasakan sendiri rasa gudeg itu seperti apa. Walaupun sobat tidak suka gudeg, setidaknya kalau sobat berada di Kota Gudeg wajiblah untuk sekedar mencicipinya biar afdol. Ane pun demikian pumpung masih berada di Kota Jogja, Ane sempatkan untuk berwisata kuliner yang sangat rekomended sekali di kota ini. Salah satunya Gudeg Bu Slamet Wijilan. Loh, bukannya yang paling rekomended itu Gudeg Yu Djum? Nah itu dia sob, kalau Gudeg Yu Djum Ane sudah pernah menyambanginya dan sehubungan sudah pernah maka wajib donk hukumnya mencoba gudeg yang lainnya. Salah satunya Gudeg Bu Slamet yang berada tepat persis bersebelahan dengan Gudeg Yu Djum.
Waktu menunjukkan pukul setengah 8 pagi, cocoklah bila pagi - pagi makan gudeg. Tak mau berlama - lama lagi memikirkan menu apa yang akan Ane santap pagi ini, berangkatlah Ane menuju Warung Gudeg Bu Slamet ini. Untuk sampai disini, waktu yang Ane butuhkan tidaklah terlalu lama hanya sekitar 12 menitan saja. Warungnya cukup bersih, rapi dan nyaman. Nampaknya belum ada orang yang berkunjung dan hanyalah ada Ane seorang semata. Ibunya yang sedang duduk menunggu pengunjung yang datang pastilah sudah tahu kalau Ane mau menikmati gudegnya. Berdirilah Ibu tersebut dari tempat duduknya
Ibunya : Mau makan dengan lauk apa mas?
Ane : Gudeg dengan lauk telor saja Bu
Di ambillah nasi putih, gudeg itu sendiri, krecek dan arehnya. Biasanya kan areh itu berwarna cokleat agak keputihan yaw sob tapi berbeda dengan areh yang ada disini yang cenderung berwarna lebih gelap.
Ane : Itu arehnya Bu?
Ibunya : Iyaw mas.
Ane : Loh kok berwarna cokelat kegelapan, bukan yang berwarna
agak keputihan Bu?
Ibunya : ini dikasih blondo kok yo mas, jadi warnanya seperti ini.
Ane : Lalu perbedaannya apa sieh Bu antara areh yang di kasih
blondo dengan yang tidak?
Ibunya : Areh yang dikasih blondo lebih awet mas, sampai besok nggak
apa - apa. Tapi kalau yang tidak di beri blondo nanti
malem jam 11 an aja sudah basi.
Ane : Eow Begitu tow Bu. Ini dengan Ibu Slametnya sendiri atau
puterinya Bu?
Ibunya : Saya anaknya mas
Ane : Nama Ibu?
Ibunya : Saya Subariyah. Ini pakai suwiran ayam atau tahu mas?
Ane : Boleh deh bu, tahu saja
Di ambillah sepotong tahu dari wadahnya. Inilah penampakannya sob.
Saatnyalah Ane mengeksekusinya. Menurut Ane rasa gudegnya tidaklah terlalu manis dan pas di lidah. Eow iya sob, gudeg ini tergolong gudeg kering loh ya, bukan gudeg basah. Bagi yang tidak suka dengan rasa manis, mungkin ini cocok rasanya. Yang istimewa dari gudegnya yaitu terdapatnya areh yang bagi Ane agak sedikit manis tapi tidak mblengeri (membosankan), pas lah. Dua Kata untuk gudeg ini,"Wuenak tenan, le leduk". Pokoke
Sebenarnya ini tidak sopan sob karena makan sambil ngobrol, tapi apalah daya karena ibunya sangat ramah maka obrolan kita pun berlanjut.
Ane : Enak lo Bu, arehnya agak manis sedikit
IBu Subariyah : Enggak lah mas kalau manis
Ane : Menurut saya sieh agak manisan sedikit Bu, tapi enak
kok Bu. Warungnya mulai berdiri tahun 1946 tow Bu?
(Ane sambil melihat banner yang terpasang di bagian
dinding belakang warung)
Ibu Subariyah : Iya mas.
Ane : Wah sudah lama ya Bu, udah sekitar 70 tahunan
Ibu Subariyah : Iya mas bener.
Ane : Saya dengar - dengar tua'an ini daripada Warung Yu
Djum ya Bu? Apakah benar begitu Bu?
Ibu Subariyah : Iya mas, benar. Beberapa tahun kemudian barulah ada
Gudeg Yu Djum. Tadinya warung Ibu saja yang ada
disini. Semakin lama barulah warung - warung gudeg
lainnya berdiri.
Ane : Eow. Awalnya gimana sieh Bu, Ibu Slametnya membuka
warung ini?
Ibu Subariyah : Tadinya itu ada ndoro keraton yang meminta Ibu saya
(Ibu Slamet) untuk membuat gudeg, lalu Ibu saya
menyanggupinya. Tapi itu mas yang beli menengah ke
bawah. Lama kelamaan yang beli tidak saja menengah
ke bawah tetapi juga sudah menengah ke atas hingga
sekarang ini.
Ane : Ibu Slametnya sendiri masih ada Bu, masih sehat
wilujeng kewarasan Bu?
Ibu Subariyah : Masih mas, tapi sekarang sudah tidak jualan lagi
dan sekarang semuanya diserahkan kepada saya. Kadang
di bantu anak - anak saya mas.
Ane : Eow. Kemarin pas liburan bagaiman Bu? ramai banget
nggak?
Ibu Subariyah : Wah kemarin ramai banget mas, sampai saya kewalahan
melayaninya sampai drop tubuh saya.
Ane : Apa tidak ada yang bantu Bu? Maksudnya menyewa
tenaga orang lain?
Ibu Subariyah : Nggak mas, cuman saya bersama anak saya saja. Jadi
yaw keluarga saja yang melayaninya.
Ane : Eow.
Tak terasa habislah sepiring gudeg dan sebotol teh dingin.
Ane : Untuk semuanya berapa Bu? (seporsi gudeg berlaukkan
sebutir telor dan sebotol teh dingin)
Ibu Subariyah : 12 ribu saja mas
Ane : Loh kok murah Bu?
Ibu Subariyah : Iya mas. Lawong kadang yang makan disini itu para
turis loh mas. Kan kalau makan lesehan di kawasan
Malioboro mahal, jadi kebanyakan pada lari kesini.
Ane : Eow. La jam bukanya jam berapa Bu?
Ibu Subariyah : Jam 5 Pagi sampai jam 8 malam.
Gimana sob, harganya sungguh bersahabat bukan?
Buat sobat yang tertarik untuk datang kesini, tetapi belum tahu caranya berikut Ane kasih gambarannya Cara menuju ke Gudeg Bu Slamet ini.
Lokasi Gudeg Bu Slamet ini sangatlah strategis karena terletak sangat dekat dengan Keraton Jogja dan Titik Nol Kilometer. Dari Titik Nol Kilometer Kota Jogja bergeraklah ke arah selatan menuju Alun - Alun Utara Kota Jogja hingga menemukan pertigaan jalan. Beloklah melipir ke arah kiri memutari Alun - Alun Utara hingga sobat menemukan pertigaan jalan lagi menuju ke arah kiri (timur). Beloklah ke jalan tersebut melalui Jalan Ibu Ruswo hingga sobat bertemu lagi pertigaan jalan yang mengarah ke kanan (selatan). dari sini beloklah ke kanan melalui Jl. Wijilan dan melewati Plengkung Wijilan hingga sobat menemukan Plank yang menerangkan kalau Warung Gudeg ini adalah Warung Gudeg Bu Slamet. Sebenarnya di sepanjang Jalan Wijilan ini banyak sentra penjualan gudeg sob, tapi kalau sobat ingin berkunjung ke Warung Gudeg Bu Slamet ini maka warungnya ada di sebelah kiri jalan, tepat di samping kanan Warung Gudeg Yu Djum.
Habis ini mau kemana lagi ya?
Ibunya : Mau makan dengan lauk apa mas?
Ane : Gudeg dengan lauk telor saja Bu
Di ambillah nasi putih, gudeg itu sendiri, krecek dan arehnya. Biasanya kan areh itu berwarna cokleat agak keputihan yaw sob tapi berbeda dengan areh yang ada disini yang cenderung berwarna lebih gelap.
Ane : Itu arehnya Bu?
Ibunya : Iyaw mas.
Ane : Loh kok berwarna cokelat kegelapan, bukan yang berwarna
agak keputihan Bu?
Ibunya : ini dikasih blondo kok yo mas, jadi warnanya seperti ini.
Ane : Lalu perbedaannya apa sieh Bu antara areh yang di kasih
blondo dengan yang tidak?
Ibunya : Areh yang dikasih blondo lebih awet mas, sampai besok nggak
apa - apa. Tapi kalau yang tidak di beri blondo nanti
malem jam 11 an aja sudah basi.
Ane : Eow Begitu tow Bu. Ini dengan Ibu Slametnya sendiri atau
puterinya Bu?
Ibunya : Saya anaknya mas
Ane : Nama Ibu?
Ibunya : Saya Subariyah. Ini pakai suwiran ayam atau tahu mas?
Ane : Boleh deh bu, tahu saja
Di ambillah sepotong tahu dari wadahnya. Inilah penampakannya sob.
Jempol |
Ane : Enak lo Bu, arehnya agak manis sedikit
IBu Subariyah : Enggak lah mas kalau manis
Ane : Menurut saya sieh agak manisan sedikit Bu, tapi enak
kok Bu. Warungnya mulai berdiri tahun 1946 tow Bu?
(Ane sambil melihat banner yang terpasang di bagian
dinding belakang warung)
Ibu Subariyah : Iya mas.
Ane : Wah sudah lama ya Bu, udah sekitar 70 tahunan
Ibu Subariyah : Iya mas bener.
Ane : Saya dengar - dengar tua'an ini daripada Warung Yu
Djum ya Bu? Apakah benar begitu Bu?
Ibu Subariyah : Iya mas, benar. Beberapa tahun kemudian barulah ada
Gudeg Yu Djum. Tadinya warung Ibu saja yang ada
disini. Semakin lama barulah warung - warung gudeg
lainnya berdiri.
Ane : Eow. Awalnya gimana sieh Bu, Ibu Slametnya membuka
warung ini?
Ibu Subariyah : Tadinya itu ada ndoro keraton yang meminta Ibu saya
(Ibu Slamet) untuk membuat gudeg, lalu Ibu saya
menyanggupinya. Tapi itu mas yang beli menengah ke
bawah. Lama kelamaan yang beli tidak saja menengah
ke bawah tetapi juga sudah menengah ke atas hingga
sekarang ini.
Ane : Ibu Slametnya sendiri masih ada Bu, masih sehat
wilujeng kewarasan Bu?
Ibu Subariyah : Masih mas, tapi sekarang sudah tidak jualan lagi
dan sekarang semuanya diserahkan kepada saya. Kadang
di bantu anak - anak saya mas.
Ane : Eow. Kemarin pas liburan bagaiman Bu? ramai banget
nggak?
Ibu Subariyah : Wah kemarin ramai banget mas, sampai saya kewalahan
melayaninya sampai drop tubuh saya.
Ane : Apa tidak ada yang bantu Bu? Maksudnya menyewa
tenaga orang lain?
Ibu Subariyah : Nggak mas, cuman saya bersama anak saya saja. Jadi
yaw keluarga saja yang melayaninya.
Ane : Eow.
Tak terasa habislah sepiring gudeg dan sebotol teh dingin.
Ane : Untuk semuanya berapa Bu? (seporsi gudeg berlaukkan
sebutir telor dan sebotol teh dingin)
Ibu Subariyah : 12 ribu saja mas
Ane : Loh kok murah Bu?
Ibu Subariyah : Iya mas. Lawong kadang yang makan disini itu para
turis loh mas. Kan kalau makan lesehan di kawasan
Malioboro mahal, jadi kebanyakan pada lari kesini.
Ane : Eow. La jam bukanya jam berapa Bu?
Ibu Subariyah : Jam 5 Pagi sampai jam 8 malam.
Gimana sob, harganya sungguh bersahabat bukan?
Buat sobat yang tertarik untuk datang kesini, tetapi belum tahu caranya berikut Ane kasih gambarannya Cara menuju ke Gudeg Bu Slamet ini.
Lokasi Gudeg Bu Slamet ini sangatlah strategis karena terletak sangat dekat dengan Keraton Jogja dan Titik Nol Kilometer. Dari Titik Nol Kilometer Kota Jogja bergeraklah ke arah selatan menuju Alun - Alun Utara Kota Jogja hingga menemukan pertigaan jalan. Beloklah melipir ke arah kiri memutari Alun - Alun Utara hingga sobat menemukan pertigaan jalan lagi menuju ke arah kiri (timur). Beloklah ke jalan tersebut melalui Jalan Ibu Ruswo hingga sobat bertemu lagi pertigaan jalan yang mengarah ke kanan (selatan). dari sini beloklah ke kanan melalui Jl. Wijilan dan melewati Plengkung Wijilan hingga sobat menemukan Plank yang menerangkan kalau Warung Gudeg ini adalah Warung Gudeg Bu Slamet. Sebenarnya di sepanjang Jalan Wijilan ini banyak sentra penjualan gudeg sob, tapi kalau sobat ingin berkunjung ke Warung Gudeg Bu Slamet ini maka warungnya ada di sebelah kiri jalan, tepat di samping kanan Warung Gudeg Yu Djum.
Habis ini mau kemana lagi ya?
Nah, gudeg gak manis begini cocok buat ane nih, :)
BalasHapusHarganya murah sekaliiii.
Iya mas, langsung di coba :-)
Hapusmas, kali ini aku ga ngiler lihat gudegmu, ha ha ha.... tadi siang aku sudah beli gudeg, akhirnya setelah ngiler bolak balik lihat gudegmu...
BalasHapusmonggo kalau mau lihat penampakan gudeg di batam...silakan meluncur ke blogku..he he he...
kali ini aku ga telan liur...
eh btw cabenya kok ga ada mas?
Hahahaa,,,, akhirnya ada yang tergoda juga tow,,, Siap mbak segera meluncur... Ow iya ya mbak, aku malah nggak titen ew kalau nggak ada cabainya. Sipzlah, jangan sering - sering telan air liur mbak, ndak gimana gitu, hehehehe
HapusMemang endulita gudeg bu slamet...pas liat foto2nya lngsung keinget rasanya...pngen beli tp kejauhen :'(
BalasHapusEow, ya ntar kalau ke Jogja bisa mampir kesini kak, :-)
Hapus