Sob apa yang ada di benak sobat bila pertama kali mendengar kata "tengkleng gajah?". Hayo, ngaku aja pasti mikirnya olahan tersebut berasal dari daging gajah kan?. Nah kalau Ane jujur pertama mendengar kata "tengkleng gajah", yang terlintas di benak Ane yaw semacam masakan berasal dari daging gajah. Apakah benar begitu?
Ceritanya begini sob, Ane mendengar kata Tengkleng Gajah ini berasal dari seorang sahabat kost Ane. Dia bercerita kalau ada masakan yang enak dan enak banget, nah masakan tengkleng gajah inilah yang dia maksud.
Berbekal modal berselancar di dunia internet, Ane dapatkan lokasinya yang lumayan jauh dari pusat kota yakni di Jl. Kaliurang Km.9,3 Yogyakarta. Sebenarnya sieh nggak persis di sebelah jalan utama kaliurang tersebut, tapi dari Km.9,3 tersebut masih belok ke kanan yaw kurang lebih sekitar 500 meteran lagi.
Oke tanpa ba bi bu lagi berangkatlah Ane menuju ke TeKaPe. Butuh waktu kurang lebih 25 menit dari kost Ane. Menyusuri Jalan Gejayan hingga menemukan Perempatan Ringroad Utara di Condongcatur. Kemudian beloklah Ane ke kiri hingga menemukan perempatan lampu merah lagi di Kentungan. Kemudian belok ke kanan (utara) menyusuri Jalan Kaliurang (atau biasa di sebut juga dengan Jakal) hingga Km.9,3. Sebelum pertigaan lampu merah dan sesudah indomaret beloklah Ane ke kanan (timur) lurus terus hingga menemukan lokasi tengkleng gajah ini.
Lalu bagaimanakah dengan sobat yang ingin kesini dari pusat Kota Jogja dari Malioboro atau Tugu Jogja? Nah cara gampangnya saja, dari Malioboro bergeraklah ke arah Tugu Jogja. Dari Tugu Jogja bergeraklah ke arah utara hingga perempatan lampu merah di Jl. Ringroad utara. Cirinya, sobat akan melihat sebuah bangunan seperti Tumpeng di barat laut perempatan, yaw bangunan tersebut adalah Monumen Yogya Kembali (Monjali). Dari perempatan ini beloklah ke kanan (timur) lurus terus hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Nah dari sini, beloklah sobat ke arah kiri (utara) melewati Jalan Kaliurang lurus terus hingga Km.9,3. Pada pertigaan lampu merah yang kedua (sebelum pertigaan lampu merah yang kedua, tetapi setelah Indomaret), beloklah ke arah kanan (timur) lurus terus hingga menemukan Tengkleng Gajah ini. Letak kedainya di sebelah kanan (selatan) jalan.
Kedainya cukup ramai setiba Ane disini. Ada yang sedang bersantap ria bersama para sahabat, keluarga, pacar ataupun orang yang dikasihi.
Suasana dalam kedainya |
Abangnya bersama pacar / sahabat / keluarga |
Bersantap ria bersama keluarganya |
Nomong - ngomong, Ada yang Ane suka dari kedai ini sob yaitu nasi putihnya ambil sendiri sehingga bisa semau kita mengambilnya dan tentunya sesuai dengan takaran perut kita. "Iyesss, hari ini bakalan kenyang", fikirku.
Begitu masuk Ane di suruh mengisi dahulu menu apa yang akan Ane pesan, karena yang spesial di kedai ini tengkleng gajah nya maka tengkleng gajahlah yang akan Ane pesan. Ternyata ada beberapa macam perlakuan terhadap tengkleng gajah ini sob. Ada yang murni tengkleng gajah saja, tengkleng gajah di tongseng, di goreng, ataupun tengkleng gajah sambal bawang. Tengkleng gajah murni maksudnya di buat seperti sop. Nah bagi sobat yang penyuka rasa pedas bisa tuh menjajal menu tengkleng gajah sambal bawang. Ane mah pilih tengkleng gajah tongseng saja dan sebotol fruit tebs sebagai minumannya.
Selain tengkleng gajah, disini juga tersedia beberapa menu lainnya seperti sate, gule, nasi goreng kambing, dan lainnya. Jadi pilih yang mana itu terserah sobat dan sesuai selera masing - masing.
Tak butuh waktu lama datanglah pesanan Ane yang Ane pesan. Aromanya yang menusuk hidung membuat goyah iman Ane untuk segera melahapnya. Eitz bentar dulu, kita cermati bersama yaw.
Secara visual mengapa tengkleng ini dinamakan tengkleng gajah? karena seporsi dari tengkleng ini cukup banyak atau bisa dibilang juga seporsi gajah sehingga tengkleng ini dinamakan tengkleng gajah. So, bukan karena tengkleng ini berasal dari tengkleng gajah loh sob. Lantas daging apa yang digunakan untuk membuat tengkleng ini? Nah ini masih menjadi misteri sob, menurut Ane sieh dari daging sapi. Apakah benar demikian? setelah makan Ane akan bertanya langsung kepada kasirnya.
Namanya saja Tengkleng Gajah di tongseng, jadi yaw tengkleng ini disajikan bersama kuah yang cukup menggoda dan juga terdapat potongan kubis dan cincangan cabai rawit.
Sekarang saatnya mengeksekusi. "Lumayan susah juga", fikirku karena harus mencari daging - daginya di sela - sela tulangnya. Buat sobat yang memelihara rasa gengsi terhadap pacar, menurut Ane tempat ini tidaklah cocok karena tak mungkin sobat dalam melahapnya menggunakan sendok, tetapi jari - jari tangan kitalah yang akan banyak bekerja disini. Kalau dari rasanya, menurut Ane sieh enak dan wuenak tenan. Ntah karena laper atau tidak yaw sob yang jelas Ane dengan PeDenya nambah nasi putihnya. Cukup lama kemudian habis sudah semuanya yang ada di atas meja dan hanya menyisakan tulangnya saja.
Untuk harga menurut Ane kurang bersahabat dengan kantong apalgi sebagai anak kost, seporsi tengkleng gajah, sebotol fruit tabs dan seporsi nasi putih dibanderol dengan harga 38k.
Seusai membayarnya, Ane masih menyimpan rasa penasaran terhadap tengkleng ini. Bertanyalah Ane beberapa pertanyaan kepada kasirnya yang kebetulan seorang wanita.
Ane : Bu, tengkleng gajah ini berasal dari daging apa yaw bu?
Kasirnya : Daging kambing mas, tapi biasanya para pengunjung
menyangkanya berasal dari daging sapi.
Ane : Wah berarti bukan hanya pengunjung lain saja bu yang
menyangka demikian. Saya pun mengira kalau daging yang
digunakan berasal dari sapi. Habis besar - besar bu.
Kasirnya : Bener mas, itu daging kambing. Berarti kalau begitu bisa
di bilang daging kambing rasa gajah yaw mas? (sambil
tertawa dan bercanda)
Ane : Benar juga yaw bu. (sambil mikir dan ikutan tertawa).
Ngomong - ngomong mualai berdiri tahun berapa bu kedai
ini?
Kasirnya : Tahun 2006 mas.
Ane : Nah kenapa ini dinamakan tengkleng gajah, kok bukan
tongseng kambing, dll.?
Kasirnya : Awal mulanya ada yang bilang mas, kalau tengkleng ini
porsinya segajah. Maka tengkleng gajahlah kedai ini
dikenal.
Ane : Ini ramai sekali yaw bu?
Kasirnya : Ini termasuk sepi mas, tadi pagi hingga sore ramai
sekali hingga tempatnya tidak muat di dalam.
Ane : Wow. keren sekali bu. Apalagi pas mau natal dan tahun
baru yaw bu?
Kasirnya : Iya mas, ini mulai ramai.
Ane : Terima kasih buk, saya mau pamit pulang
Kasirnya : Eow, iya mas terima kasih.
Nah itulah sob, percakapan singkat Ane bersama kasirnya. Terjawab kan sob mengapa kedai ini dinamakan tengkleng gajah dan berasal dari daging apa dibuatnya. Sobat tertarik untuk datang mencicipinya? So, sobat bisa langsung berkunjung kesini yang buka pada pukul 9 pagi hingga 9 malam.
Secara visual mengapa tengkleng ini dinamakan tengkleng gajah? karena seporsi dari tengkleng ini cukup banyak atau bisa dibilang juga seporsi gajah sehingga tengkleng ini dinamakan tengkleng gajah. So, bukan karena tengkleng ini berasal dari tengkleng gajah loh sob. Lantas daging apa yang digunakan untuk membuat tengkleng ini? Nah ini masih menjadi misteri sob, menurut Ane sieh dari daging sapi. Apakah benar demikian? setelah makan Ane akan bertanya langsung kepada kasirnya.
Namanya saja Tengkleng Gajah di tongseng, jadi yaw tengkleng ini disajikan bersama kuah yang cukup menggoda dan juga terdapat potongan kubis dan cincangan cabai rawit.
Sekarang saatnya mengeksekusi. "Lumayan susah juga", fikirku karena harus mencari daging - daginya di sela - sela tulangnya. Buat sobat yang memelihara rasa gengsi terhadap pacar, menurut Ane tempat ini tidaklah cocok karena tak mungkin sobat dalam melahapnya menggunakan sendok, tetapi jari - jari tangan kitalah yang akan banyak bekerja disini. Kalau dari rasanya, menurut Ane sieh enak dan wuenak tenan. Ntah karena laper atau tidak yaw sob yang jelas Ane dengan PeDenya nambah nasi putihnya. Cukup lama kemudian habis sudah semuanya yang ada di atas meja dan hanya menyisakan tulangnya saja.
Untuk harga menurut Ane kurang bersahabat dengan kantong apalgi sebagai anak kost, seporsi tengkleng gajah, sebotol fruit tabs dan seporsi nasi putih dibanderol dengan harga 38k.
Seusai membayarnya, Ane masih menyimpan rasa penasaran terhadap tengkleng ini. Bertanyalah Ane beberapa pertanyaan kepada kasirnya yang kebetulan seorang wanita.
Ane : Bu, tengkleng gajah ini berasal dari daging apa yaw bu?
Kasirnya : Daging kambing mas, tapi biasanya para pengunjung
menyangkanya berasal dari daging sapi.
Ane : Wah berarti bukan hanya pengunjung lain saja bu yang
menyangka demikian. Saya pun mengira kalau daging yang
digunakan berasal dari sapi. Habis besar - besar bu.
Kasirnya : Bener mas, itu daging kambing. Berarti kalau begitu bisa
di bilang daging kambing rasa gajah yaw mas? (sambil
tertawa dan bercanda)
Ane : Benar juga yaw bu. (sambil mikir dan ikutan tertawa).
Ngomong - ngomong mualai berdiri tahun berapa bu kedai
ini?
Kasirnya : Tahun 2006 mas.
Ane : Nah kenapa ini dinamakan tengkleng gajah, kok bukan
tongseng kambing, dll.?
Kasirnya : Awal mulanya ada yang bilang mas, kalau tengkleng ini
porsinya segajah. Maka tengkleng gajahlah kedai ini
dikenal.
Ane : Ini ramai sekali yaw bu?
Kasirnya : Ini termasuk sepi mas, tadi pagi hingga sore ramai
sekali hingga tempatnya tidak muat di dalam.
Ane : Wow. keren sekali bu. Apalagi pas mau natal dan tahun
baru yaw bu?
Kasirnya : Iya mas, ini mulai ramai.
Ane : Terima kasih buk, saya mau pamit pulang
Kasirnya : Eow, iya mas terima kasih.
Nah itulah sob, percakapan singkat Ane bersama kasirnya. Terjawab kan sob mengapa kedai ini dinamakan tengkleng gajah dan berasal dari daging apa dibuatnya. Sobat tertarik untuk datang mencicipinya? So, sobat bisa langsung berkunjung kesini yang buka pada pukul 9 pagi hingga 9 malam.
sering direkomendasikan niih tp blom pernah nyoba..
BalasHapusawalnya kupikir tengkleng dr gajah hahaha...ternyata krn porsinya toh
Hahahaha,,,, iyaw kak Ophi,,,, ternyata bukan saya saja tow yang kejebak dengan Tengkleng ini :-)
HapusLiat foto awalnya bikin ngiler, ekh udah tau daging kambing gak jadi ngiler'a -_-
BalasHapusYaw aku jadi kecewa donk kak... hehehehe. Berarti nggak nafsu yaw kak ama daging kambing? hehehe
HapusSayang rumah saya jauh... kalo deket enak nih buat langganan... :D
BalasHapusSalam kenal Mas
Hehehe,,,, Kalau begitu ntar kalau ke Jogja jangan lupa mampir kesini mas Deddy :-) .... Salam kenal juga mas
Hapuskayaknya enak tuh sob?
BalasHapussayang di tempat ane kgk ada beginian
Iyaw bang Niki, memang enak buanget.... Pokoknya selain enak juga dijamin wareg (kenyang) dah,,,,, Kalau begitu, ntar kalau ke Jogja jangan lupa mampir kesini bang Niki :-)
HapusKayaknya kenyang deh makannya... Kalo bawa kakak saya ke sini pasti dia senang bukan main, soalnya dia suka makan daging kambing. Kalo saya kurang suka...
BalasHapusIyaw kak kenyang banget, lawong nggak kenyang gimana kak nasinya saja ambil sendiri,,, yawdah ntar kalau kesini jangan lupa bawa kakaknya yaw kak, biar dia seneng. Kak Dely kurang suka yaw? mungkin karena bunya kali yaw, setingkat bau jengkol dkk,,, hehehe
Hapuskalau liat ukuran tulangnya sih, iya benar, daging kambing :D
BalasHapusTapi tulangnya lumayan besar loh kak,,,, jadi bisa menipu, hehehe
Hapusmakanan jenis baru ya. heheheh kayaknya enak tuh
BalasHapusNggak baru - baru amat kak Bondan,,,, Emang enak kok :-)
HapusAku ke sini malah tutup hahhahha; besok kudu kuulangi lagi ahhahahha
BalasHapusHahahaha. nggak apa - apa. Iyaw mas,,,, kudu pokokmen :-) mampir kesini makan gajah, hahahaha
HapusBenar mas hahahhahaha
HapusAku pernah mampir kesana, tapi cuma mampir lewat, Daging kambing, adu, jadi mikir-mikir nih. Kolestrol naik.
BalasHapusYah,,,, sayang mas, padahal nieh makanan enak loh,,,, yaw kalau kolestrol naik, nyicip dikit aja gak apa - apa, hahaha
Hapusnamanya cukup memikat yah. terlihat enak, dan sepertinya gak bau kambing, pada mengira dari sapi, hehehe...
BalasHapusYapz, kadang juga menipu kak. Enak sieh enak, juga tidak bau kambing,,,, Nah selain namanya yang terkesan menipu juga pada dagingnya kak Lia :-) hehehe
HapusTengkleng Kambing dan porsinya buanyakk kayak gini trus kolesterolku langsung cekot cekot. Aku tuh nggak suka daging utuh, sukanya makan daging kreket kreket kayak tengkelng gini. terakhir makan tengkleng waktu annajak ke Merbabu.
BalasHapusWaduh, aku malah belum ngecek kolestrolku ew,,,, bisa - bisa tinggi juga ya, wah kayaknya harus dikurangi nieh makan daging kambingnya.... Tapi memang kalau di fikir - fikir enakan yang ginian mak bila dibandingkan dengan sate ayng terbilang dari daging mentah langsung di bakar. Eh itu ke Merbabu kapan Mak?
HapusTahun 2013 :)
HapusWah berarti belum lama mak :-)
Hapuswaktu ke Yogya aku cuman makan Mercon Oseng sama Nasi Lombok Ijo itu mas, ntar deh kapan kapan aku mampir sini
BalasHapusSiepz deh mbak,,,, setidaknya mbak udah pernah ke Jogja, hehehe. La itu udah makan 2 tempat yang juga sangat terkenal, hehehe. Aku malahan belum ke tempate Mbak Tanti, Jakarta yaw.... paling - paling lewat pernah dari Kedoya ke arah bogor saja mampir cuman di Pasar Pesing mbak,,,,, kapan - kapan tak ngerasain Ibukota ah,,,, hehehe
Hapusaku suka tengkleng... ^o^.. dulu prtama kali dikenalin tengkleng ama mertua aku rada jijik mas.. krn tengkelng solo itu bnr2 serem penampakannya, ampe ada gigi kambingnya segala ;p.. tp ternyata rasanya tob bgtttt ;). Eh tp tengkelng solo ama jogja rada beda ya.. kalo yg asli solo kuahnya encer bgt.. ini kyknya rada kental
BalasHapusIyaw Mbak Fanny, bener kuahnya rada kental,,, kayak kuah tongseng ituloh, yaw pokoknya itulah,,,, Kurang tahu kalau yang tengkleng solo mbak, soalnya belum pernah ngerasain, hehehe. Wah kapan - kapan perlu ngerasain nieh. Nggak ke gigit kambing tow mbak Fanny? hehehe, just kriting
Hapuswuhhh blog mas anis nie menggoda selera perut hehe... oia mas peta sampeyan yg hits itu jng dihilangkan dari blog khas ini ya mas... itu beneran khas wis... membantu yg gak punya googlemaps... or andoridd... mantap mas...
BalasHapusInsya Allah ya mas Angkis,,, misal tahu yaw dicantumin, tapi kalau nggak tahu yaw daripada menyesatkan lebih baik nggak mas,hehehe,,, sesuai sikon aja, tapi tetap berusaha untuk mencantumin, hehehe... Ini efek mau jadi pelukis, tapi kayaknya nggak bakat mas, Hahahaha. oke - oke, :-)
HapusBuat saya sbagai penikmat kambing dan sapi, setelah saya coba tengkleng gajah, fix saya simpulkan ini daging sapi, dr tekstur daging dan ukuran tulang fix sapi.
BalasHapusSaya tanya kasir dengan tegas jg dia jawab kadang di campur sapi Pak, susah kambingnya, apapun jawaban alasan si kasir sudah cukup menjelaskan yg saya makan sepiring sapi semua.
Dan saya kecewa, krn di internet semua review pd taunya itu kambing, stlh sy coba ternyata sapi.
Mau dikata pihak penjual bohong tp gak juga, wong mereka tulis menunya tengkleng gajah, bukan kambing
Kalau pas saya kesana sieh katanya daging kambing kak....
HapusPas kakaknya kesana, daging sapi. Mungkin betul itu kak daging kambingnya sekarang susah didapat.
Apapun itu, mereka nggak salah ya mas lawong tengkleng gajah bukan tengkleng kambing,,, Hehehe