Saoto Bathok Mbah Katro? eh, itu salah ketik atau gimana yaw sob. Yang bener kan Soto, masa saoto?. Nah itulah anggapan atau perasaan Ane ketika pertama kali datang kesini.
Berawal dari rasa penasaran Ane terhadap saoto ini yang telah ngehits beberapa bulan yang lalu, pada akhirnya tanggal 28 Desember kemarin barulah Ane kesampaian juga datang kesini. Sebenarnya tempat ini dengan dimana Ane tinggal cukup dekat namun karena selalu malas dan malas yaw akhirnya barulah sekarang - sekarang ini kesampaiannya. Waktu itu hari masih pagi dan sang mentaripun baru saja menampakkan sinarnya. Tak ingin menunda - nunda lagi, sekitar jam 6 kurang seperempat berangkatlah Ane menuju ke lokasi. Sesampainya di lokasi warungnya nampak belum banyak pengunjung yang datang hanya ada beberapa pengunjung saja yang sedang menikmati saotonya. Gimana mau banyak? lawong warungnya aja baru buka. FYI, warung ini buka dari jam 6 pagi hingga habis. Sementara Ane sampai sini jam 6 lewat 10.
Bagaimanakah caranya sobat menuju kesini?
Berikut rute cara menuju Saoto (soto) Bathok Mbah Katro dari pusat Kota Jogja.
Dari Nol Kilometer, arahkan kendaraan sobat menuju timur (ke arah Kebun Binatang Gembira Loka Zoo). Sesampainya di Gembira Loka Zoo, masih ke timur lagi dan sobat akan menemui perempatan lampu merah. dari sini beloklah ke arah kiri (utara) ikuti jalan besar tersebut melewati gedung Jogja Expo Center (JEC) hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Kemudian beloklah ke kiri (utara) melalui jalan Ringroad timur dan ikuti jalan tersebut hingga melalui belokan kekanan (ke arah timur) jalan layang dan kemudian sobat akan menemukan pertigaan lampu merah. Dari sini masih lurus ke timur hingga menemukan pertigaan lampu merah lagi. Masih lurus lagi melewati depan pintu gerbang Bandara Adisucipto dan pelankan laju kendaraan sobat. Tepat sebelum melewati pintu gerbang yang bertuliskan," Ksatrian Akademi Angkatan Udara", terdapat belokan ke arah kiri (utara). Beloklah ke arah tersebut melalui Jl. Candi Sambisari. Lurus terus hingga sobat menemukan Kompleks Candi Sambisari. Tepat di depan tempat parkir candi, melipirlah (beloklah) ke arah kiri dan ikuti jalan tersebut hingga sesudah melewati jalan sobat akan menemukan lokasinya yang terletak di sebelah kanan (timur) jalan.
Rutenya |
Tampak banyak kendaraan yang sedang parkir di depan warungnya |
Tempatnya sangat luas berada di pertengahan sawah yang disekelilingnya ditanami padi dan berbagai macam sayuran. Tempat ini sepertinya sengaja dibuat seperti tempat nongkrong dan dibuat senyaman mungkin agar pengunjung betah berlama - lama disini. Terdapat saung - saung dengan ukuran yang berbeda - beda. Ada yang bisa diduduki 4 orang, 5 orang bahkan ada yang bisa ditempati orang banyak.
Tak hanya tempat makannya saja yang diperhatikan disini, berbagai tempat untuk bermain anak - anak pun juga diperhatikan loh sob. Misalnya saja ayunan dan jungkat - jungkit. Jadi bagi orang tua yang sedang mempunyai baby atau anak - anak balita tak usah risau jika rewel. Cukup gunakan fasilitas yang ada anak - anak akan diem ceklakep dengan sendirinya.
Lalu apa uniknya kok dari tadi ngomongin cara menuju kesini dan tempatnya saja. Oke, jadi gini sob, yang unik dari tempat ini adalah cara penyajiannya. Setelah memesan soto daging sapi karena memang disini hanya menyediakan menu soto saja dan lauk pauknya ntah itu berupa sate usus, telur atau tempe. Kemudian ambil nomor antriannya dan langsung menempati tempat duduk yang masih ada, datanglah pesanan kita.
Nah yang unik disini adalah wadah sotonya yang biasa kita sebut dengan mangkok. Mangkok ini bukanlah mangkok pada umumnya yang terbuat dari kaca, seng, atau bahkan atom, melainkan terbuat dari bathok kelapa. "Loh, memang bisa? nggak tumpah tuh?". Nah sebelumnya Ane mempunyai fikiran demikian, tapi setelah menyaksikan sendiri memang nggak tumpah karena di bawah mangkok tersebut ternyata diberi pengganjal yang terbuat dari semacam kayu dan diberi bawahan piringan kecil yang terbuat dari tanah liat. Unik bukan?
Penampakan saoto (soto) nya |
Tuh kan di bawah bathoknya ada pengganjalnya |
Lalu tempat lauknya gimana? apa yaw pakai wadah biasa saja?. Untuk lauk yang kita pilih dan pesan pun tak ketinggalan juga ditempatkan di piringan kecil yang juga terbuat dari tanah liat. Sepertinya tempat ini sangat totalitas selain memperhatikan kenyamanan pengunjung, juga memperhatikan cara penyajiannya, walaupun tempat minumannya masih berupa gelas dan sendoknya berupa stainless steel. Kira - kira bisa nggak yaw tempat minum dan sendoknya dikreasikan juga? kalau bisa kan jadi nilai plus sendiri di mata pengunjung!
Lalu bagaimana dengan rasanya?, apakah hanya karena keunikannya tersebut saoto atau soto ini menjadi hits? Bentar sob, Ane tak melakukan ritual terlebih dahulu. Nggak afdol kan kalau yang satu ini nggak dilakukan.
Cekrek, aduh kurang jelas mukanya |
Cekrek, nah ini baru jelas |
Mau? Ini kalau mau sob |
Nah saatnya Ane mengamati dan sekaligus mencicipi makanan tersebut. Secara visual sebathok saoto (soto) ini berisi nasi putih, potongan kecil - kecil daging sapi (sebenarnya kalau besar - besar lebih bagus, tapi sananya yaw bisa rugi), tauge (kecambah), taburan sledri dan berambang goreng. sedangkan pada kuahnya tampak bening dan sangat banyak, bahkan boleh dibilang perbandingan antara kuah dan isinya 60% : 40%. Nggak kebayang kan kalau hanya makan soto saja? Untuk menemani soto di pagi ini Ane ambil beberapa lauk pauknya yakni setusuk sate telur dan dua biji tempe garit (bukan tepung loh yaw). Mantebe' bener.
Menurut Ane rasa kuahnya agak manis dan gurih pas di lidah. Ane kan suka yang pedas - pedas, maka Ane tambahkan tuh soto dengan sesendok sambal dan ternyata cukup pedas sekali sambalnya (lap keringat). Pokoknya wuenak tenan. Kalau masalah lauknya yang berupa sate telur dan tempe garit tow rasanya seperti pada umumnya yang terdapat pada warung - warung.
Memakan sebathok soto daging sapi dengan ditemani lauk pauknya dan segelas es teh di pagi hari sambil melihat pemandangan sekitar yang berupa hamparan lahan sawah itu rasanya sesuatu banget sob. Josslah, enak makanannya, indah pemandangannya.
Bening kan kuahnya sampai bisa untuk mengaca |
Setusuk sate telur dan dua biji tempe garit |
Memakan sebathok soto daging sapi dengan ditemani lauk pauknya dan segelas es teh di pagi hari sambil melihat pemandangan sekitar yang berupa hamparan lahan sawah itu rasanya sesuatu banget sob. Josslah, enak makanannya, indah pemandangannya.
Untuk soal harga tak perlu khawatir sob, cukup bersahabat dengan kantong kok apalagi Anak kost yang seperti Ane. Seporsi soto daging sapi, setusuk sate telur, dan dua biji tempe garit serta segelas es teh hanya dibanderol dengan harga 10k saja. Dengan rinciannya seporsi soto daging sapi 5k, segelas es teh manis 2k, setusuk sate telur 2k, dan dua biji tempe garit 1k. Gimana cukup menarik untuk mencobanya bukan? jika tertarik dan malas antri datanglah paling pagi. Karena semakin siang tempat ini akan disesaki oleh pengunjung yang datang. Terbukti ketika Ane mau pulang sudah banyak pengunjung yang antri. Bisa dilihat dari foto - foto yang Ane ambil setelah Ane makan sotonya.
aku inget Janti....wadahnya batok asli ya.
BalasHapusIya Kak, Batok asli
HapusWah beneran unik ini mas... tempatnya dan mangkoknya...
BalasHapusealah mas...murah banget ya makan di sana...duh kalau di Batam mana ada lagi menu yang murah begitu...
btw, liputan mas Anis kali ini ada yang kurang, mangkok kosong dan gelas kosongnya belum kefoto, wakakak...
Kalau bagian barat mana ada mbak makanan yang murah,,, Nah ini Jogja Mbak, jadi uang seribu lima ratus pun masih bisa makan, hehehehe,,,
HapusEow iya lupa, ah nggak apa - apa deh mbak, kan biar sedikit beda gitu mbak Monica :-)
kirain juga salah cetak papan :D
BalasHapusEnak banget tempat saungnya, abis makan soto jadi ngantuk tuh, hehe
Iya Mbak Lia, tepat banget. Pagi - pagi kesininya, masih nagntuk lagi. Habis makan ew tambah ngantuk, hehehe
Hapushehehe makan mas anis 3 kalis ehari lama" bsi gemuk tar ms kwkwkwk g SABAR lihat bentuk chubbynya ms anis hehehe.... lanjutkan mas jng lupa baca bismillag dl sblm makan biar brkah santapannya hehe
BalasHapusAh nggak apa - apa mas, yang penting sehat, hehehe. Wah chubby to mas? makasih banget mas, tapi itu kelihatan bo'ongnya, lawong nggak ada tuh sebelumnya orang yang beranggapan seperti itu. Nah itu dia mas Angkis, biasanya setelah poto langsung makan ew mas, lupa nggak baca do'a. eh tapi ya kadang baca dink,,,, makasih loh mas, sudah diingatkan :-)
Hapussotonya mah sbnrnya sih sama aja kayak soto2 yg dijual di jogja dan solo ya mas.. kuah bening gitu... cuma penyajiannya aja dlm batok... aku prnh coba soto bathok, tp yg di medan.. cuma bedanya ama soto jawa, kalo di medan itu sotonya pake santan.. :D bukan bening kyk di jawa
BalasHapusIya mbak, kurang lebih sama sieh sotonya dengan yang dijual pada umumnya di Jogja. Bener mbak cara penyajiannya yang berbeda. Wah aku ternyata sudah terlambat juga tahunya ya, sudah ada ternyata :-) Berarti kapan - kapan ntah kapan kalau ke Medan bisa tak masukkan list tuh soto (iseng - iseng membandingkan) saja Mbak
Hapuswah, ane pernah ke sini gan, lumayan enak tuh, tempatnya juga adem
BalasHapusYo'i,,, adem ayem lah gan pokoke,,, :-)
HapusSeger bgt kyknya,,,,jd pengen,,
BalasHapusKalau begitu, silahkan dicoba Ma, :-)
Hapus