Yogyakarta memang dikenal sebagai Kota Gudeg. Ada banyak tempat warung gudeg yang terkenal di kota ini salah satunya Gudeg Bu Djuminten yang terletak di Jl. Asem Gede 14 / Jl. Kranggan 69 Jogja. Tanggal 22 Desember Tahun lalu (ceileh berarti udah 1 tahun aja yaw sob Ane kesini) suasana cukup cerah, Ane yang akhir - akhir ini senang kulineran sudah tak betah lagi untuk sedikit meredam keinginan tidak berkulineran. Selain tempatnya cukup dekat dengan kost Ane, juga konon katanya gudeg ini cukup enak dan sangat direkomendasikan untuk dicicipi. Ane yang saat itu sedang mempunyai keinginan yang menggebu - gebu, berangkatlah menuju ke TeKaPe. Waktu yang Ane butuhkan untuk sampai sini tidaklah terlalu lama hanya sekitar 10 menit saja.
Lokasi Gudeg Bu Djuminten sangatlah strategis karena terletak sangat dekat dengan Tugu Kota Jogja. Sobat mungkin dalam hati bertanya,"bagaimanakah cara menuju ke tempat ini?".
Cara menuju Gudeg Bu Djuminten:
Bila sobat berjalan kaki, dari Jl. Malioboro bergeraklah ke arah utara menuju Tugu Jogja. Dari sini masih lurus lagi dan pada belokan yang kedua sebelah kiri (barat), beloklah ke kiri (barat) tersebut hingga menemukan perempatan. Nah di pojok perempatan ini Gudeg Bu Djuminten berada.
Bila sobat menggunakan kendaraan pribadi. Dari Nol kilometer bergeraklah ke arah barat sampai bertemu pertigaan lampu merah yang dipojoknya terdapat RSU PKU Muhammadiyah Kota Jogja. Beloklah ke kanan (utara) melewati Jl. Bhayangkara lurus terus hingga mentok di pertigaan lampu merah. dari sini beloklah ke kiri (barat) melewati Jl. Jlagran Lor hingga menemukan perempatan lampu merah. Kemudian beloklah ke kanan (utara) melewati jalan di bawah rel kereta api hingga menemukan bundaran depan Samsat Kota Jogja. Dari bundaran ini ambillah jalan ke arah utara melewati Jl. Tentara Pelajar hingga bertemu perempatan lampu merah. Dari sini beloklah ke kanan (timur) melewati Jl. Diponegoro lurus sampai bertemu Tugu Jogja. Kemudian beloklah ke kiri (utara) hingga menemukan belokan ke kiri yang kedua. Beloklah ke jalan masuk tersebut hingga menemukan perempatan jalan. Nah di pojok perempatan inilah Gudeg Bu Djuminten berada.
Suasana jawa terasa ketika memasuki ruangannya. Setidaknya ada dua buah tulisan aksara jawa yang terpatri di dindingnya. Di bagian atas pintu masuk dan bagian depan sisi warungnya. Tak hanya itu hampir di bagian sisi ruangan juga terpampang dengan jelas foto Bu Djuminten yang merupakan awal pendiri warung gudeg ini.
Ada berbagai pilihan menu yang dapat kita pilih. Ada nasi gudeg polos, nasi gudeg telur + tahu, nasi gudeg + ampela, nasi gudeg suwiran + telur, dll dengan variasi harga dari 5k - 38k saja. Sedangkan untuk minumannya ada air es, teh tawar, teh manis, dan sebagainya dengan harga mulai dari 1k sampai 7k.
Kali ini Ane memesan seporsi nasi gudeg + telur sebagai makanannya dan segelas es teh manis sebagai minumannya. Tak butuh waktu lama Ane menunggu pesanan yang datang. Inilah menu pagi ini yang akan Ane sikat habis tak bersisa.
Ada yang unik sob pada penampilannya. Biasanya kan gudeg mempunyai struktur lembut pada nangkanya. Nah pada gudeg Bu Djuminten ini justru struktur nangkanya masih terlihat seperti aslinya dan cenderung tidak lembut sama sekali. Selain itu terdapat juga campuran areh yang berwarna krem dan sudah menjadi ciri khas dari gudeg ini.
Sekarang saatnya Ane merasakannya. Gudegnya cukup manis dan sambal kreceknya pun tidak terlalu pedas. Tapi sob, menurut Ane yang membuat gudeg ini istimewa karena ada campuran arehnya. Arehnya itu loh terasa lezat sekali gurih - gurih gimana gitu dan mampu membuat Ane ketagihan. Pokoknya gudeg ini wuenak tenan.
Kekurangan pada gudeg ini terletak pada nasinya, dimana nasinya kurang begitu banyak sehingga setelah pulang dari sini perut Ane pun masih merasakan lapar walaupun tidak kebangetan laparnya. 10 menit kemudian
Bagaimanakah dengan harganya? Harganya cukup bersahabat dengan kantong kok. Seporsi nasi gudeg telur dan segelas es teh manis hanya dibanderol dengan harga 18k saja. Seusai membayarnya, Ane meminta izin kepada pegawainya untuk sekedar mengambil gambar berbagai macam menu masakan yang ada. Dia pun mebolehkannya. Di sela - sela mengabadikan foto Ane pun bercakap - cakap singkat dengan salah satu pegawai laki - lakinya. Dan Inilah beberapa foto yang sempat Ane abadikan ketika itu.
Ane : Mas sejak tahun berapa warung gudeg ini berdiri?
Pegawai: Tahun 1926 mas
Ane : Wah cukup lama juga yaw mas, apa benar sudah membuka cabang
di Bintaro?
Pegawai: Benar mas.
Ane : Memang buka warungnya dari jam berapa sampai berapa mas?
Pegawai: Dari jam 7 pagi hingga 9 malam.
Ane : Eow. Eow iya mas yang namanya areh itu bukan mas? (Ane
sambil menunjuk salah satu menu yang ada)
Pegawai: Benar mas, memang yang itu.
Nah, inilah areh yang Ane maksud.
Eow iya sob, Bagi sobat yang ingin membeli gudeg ini sebagai buah tangan buat keluarga juga bisa kok. Sobat bisa memesannya dalam bentuk kemasan kendil atau Box. untuk gudeg dalam kemasan kendil dihargai mulai dari 170k hingga 220k dan gudeg dalam kemasan box dihargai mulai dari 55k hingga 95k. Perbedaan harga tersebut tergantung macam dan jumlah lauk yang dipilih.
Dah sampai sini dulu yaw sob cerita kuliner di Gudeg Bu Djuminten ini. Pokoknya nieh tempat Ane rekomendasikan deh dan rasakan sendiri nikmatnya gudeg tersebut. Sebelum pulang gaya dulu deh.
Berhubung ini adalah tahun baru 2016, maka Ane mau mengucapkan, "selamat Tahun Baru 2016 sob, buat sobat. Semoga di tahun ini kita lebih baik dibandingkan tahun kemarin". Sampai jumpa.
Di baca: Sugeng Rawuh |
Di baca: Matur Nuwun |
Ini dia Bu Djuminten nya |
Kali ini Ane memesan seporsi nasi gudeg + telur sebagai makanannya dan segelas es teh manis sebagai minumannya. Tak butuh waktu lama Ane menunggu pesanan yang datang. Inilah menu pagi ini yang akan Ane sikat habis tak bersisa.
Ada yang unik sob pada penampilannya. Biasanya kan gudeg mempunyai struktur lembut pada nangkanya. Nah pada gudeg Bu Djuminten ini justru struktur nangkanya masih terlihat seperti aslinya dan cenderung tidak lembut sama sekali. Selain itu terdapat juga campuran areh yang berwarna krem dan sudah menjadi ciri khas dari gudeg ini.
Sekarang saatnya Ane merasakannya. Gudegnya cukup manis dan sambal kreceknya pun tidak terlalu pedas. Tapi sob, menurut Ane yang membuat gudeg ini istimewa karena ada campuran arehnya. Arehnya itu loh terasa lezat sekali gurih - gurih gimana gitu dan mampu membuat Ane ketagihan. Pokoknya gudeg ini wuenak tenan.
Kekurangan pada gudeg ini terletak pada nasinya, dimana nasinya kurang begitu banyak sehingga setelah pulang dari sini perut Ane pun masih merasakan lapar walaupun tidak kebangetan laparnya. 10 menit kemudian
Habis sudah semuanya |
Dari depan ke belakang: Telur, Krecek, dan Gudeg |
Dilihat aja udah bisa membuat orang menelan ludah, apalagi dirasakan? |
Pegawai: Tahun 1926 mas
Ane : Wah cukup lama juga yaw mas, apa benar sudah membuka cabang
di Bintaro?
Pegawai: Benar mas.
Ane : Memang buka warungnya dari jam berapa sampai berapa mas?
Pegawai: Dari jam 7 pagi hingga 9 malam.
Ane : Eow. Eow iya mas yang namanya areh itu bukan mas? (Ane
sambil menunjuk salah satu menu yang ada)
Pegawai: Benar mas, memang yang itu.
Nah, inilah areh yang Ane maksud.
Arehnya berada di paling depan ituloh sob |
Ini dia Arehnya, enak kan kelihatannya? |
Dah sampai sini dulu yaw sob cerita kuliner di Gudeg Bu Djuminten ini. Pokoknya nieh tempat Ane rekomendasikan deh dan rasakan sendiri nikmatnya gudeg tersebut. Sebelum pulang gaya dulu deh.
Berhubung ini adalah tahun baru 2016, maka Ane mau mengucapkan, "selamat Tahun Baru 2016 sob, buat sobat. Semoga di tahun ini kita lebih baik dibandingkan tahun kemarin". Sampai jumpa.
gudegnya memang enak kalau yang ini, meski belum pernah makan di warungnya langsung tapi saya pernah beberapa kali dibelikan oleh bude kalau lagi main ke jogja :D
BalasHapusWah bersyukur mas kalau begitu, hehehe. Lain kali semoga bisa merasakan gudegnya langsung di warungnya :-)
HapusWah blognya isinya wisata kuliner semua :D bikin ngiler terus tiap mampir kesini. Hahahaha
BalasHapusHehehe,,, lagi pengen aja mas, habis musim hujan kalau enak - enak yaw wiskul aja,, :-)
Hapusoohhhh ada di bintaro juga?? Tapi biasanya kao gudeg buka cabang di jakarta, biasanya nih mas rasanya udh dimodif sesuai lidah org sini, artinya, jd kemanisan -__-.. kyknya lbh enak gudeg sebelumnya yg kamu review ya, lbh pedes sepertinya :D
BalasHapusIyaw mbak,,,, tapi kalau sebelumnya itu nggak ada arehnya dan nunggu jam 9 malam dulu baru buka habis itu antri lagi. Nah kalau disini kan ada arehnya, jadi arehnya itu loh mbak yang ngangeni,,, hehehe. Iyaw biasanya sieh katanya kalau sudah buka cabang di daerah lain rasanya sudah nggak asli lagi artinya sudah dimodifikasi menyesuaikan lidah daerah dimana cabang tersebut berada. Yaw kalau ke Jogja langsung bisa kesini mbak Fanny :-) , langsung dari sumbernya, hehehe
HapusUdah lama saya ga makan gudeg. Jadi kangen Dolan lagi ke Jogja dan kulineran di sana.
BalasHapusHehehe,,,, monggo kak Efi, kesini dan kulineran sampai puas, hehehe
Hapussaya baru sekali ke jogja... kapan ya bisa ke sana lagi? #aturschedule
BalasHapusLangsung kesini dah kak brizki,,,, selain wisata budaya, wiskul juga sangat banyak loh yang layak di coba :-)
Hapusngeliat sambelnya aja udah ngiler
BalasHapusHehehehe,,,, :-) jangan lupa lap ilernya yaw kak, hahaha
HapusWah mas Anis, gudegnya buat ngiler...untungnya di Batam ada juga yang jual gudeg, dan rasanya juga enak...lapar...jadi pengen makan gudeg..he he he
BalasHapusWah syukurlah kalau di Batam ada. Tak kira hanya ada di Kota gudeg aja, secara gudeg kan identik dengan kata manis dan banyak yang mungkin kurang suka. Berarti bisa coba langsung makan gudeg di Batam kak Monica? hehe
Hapuskalo di Tangerang ada Gudeg Yu Djum. Entah dari mana lagi,itu.
BalasHapusBude saya sih malah jualan gudeg di Pasaraya, namanya Gudeg BU Yati. Mampir yaa kalo ke Jakarta aku traktir
Loh, justru kalau Gudeg Yu Djum itu sudah melegenda loh mbak,,,, tapi ternyata setelah aku blusukan lagi di Wijilan dekat kraton ada yang lebih tuaan lagi loh mbak Tanti,,,, tunggu ya ceritanya, hehehe. Oke deh mbak,,, siap pokokmen, kalau di traktir mah ayok - ayok aja, hehehehe... itu di Pasar mana mbak? Pasar Tangerang atau salah satu pasar di Jakarta???
Hapuswah jadi ngiler aja kalo kedampar di sini hehe.. itu telur" menggoda sekali ms hehehe
BalasHapusBener mas,,, arehnya ituloh, wuih bikin ingin kesana lagi mas,,,, Mau dah misal dapat gratisan seperti Mas Angkis, hehehehe
Hapuspertama kali nyoba gudeg ini bareng keluarga besar ketika mudik sekitar tahun 2007,itupun gak sengaja nemu warungnya setelah lelah dan lapar d perjalanan dr kmpung kami Kebumen menuju Jogja... langsung jatuh cinta sama suasana tempat dan rasa gudegnya... dan sampai sekarang setiap ada kesempatan k Jogja,pasti makan di tempat ini...
BalasHapusEnak ya mas ya arehnya? jossslah, mantab
Hapus