Setelah kurang lebih 1 minggu Ane tidak kulineran, rasanya kok ada yang kurang ya. Apalagi secara tidak sengaja Ane baca - baca di internet tentang soto sampah ini, Ane sontak keheranan,"kok ada yaw yang namanya soto sampah?". Bagaimana dengan Sobat, kaget atau malah bingung? berarti kalau hal demikian adanya Ane tak sendiri.
Kalau diperhatikan di Jogja ini memang banyak yang aneh - aneh loh sob mulai dari Tengkleng Gajah (gajah kok di makan), wedang uwuh (uwuh artinya banyak sampah), Mie lethek (lethek artinya kotor atau lusuh), Saoto (Soto) Bathok (aneh - aneh aja, memang gimana sieh sotonya?) dan sekarang Soto Sampah.
Untuk mengobati rasa penasaran Ane akan sotonya, akhirnya berangkatlah Ane langsung menuju ke TeKaPe pada tanggal 8 Januari 2016. Cukup dekat memang tempat ini dengan kost - kostan Ane, yaw kurang lebih sekitar 8 menitan saja karena terletak di Jl. Kranggan, utara Tugu Pasar Kranggan (Depan SPBU Kranggan) dan tak jauh dari Jl. Munggur dimana Ane berada.
Lalu bagimanakah dengan sobat yang ingin menuju kesini?
Caranya cukup mudah kok sob, cari aja Tugu Jogja yang berwarna putih ituloh yang udah bolak - balik menghiasi layar TV. Dari sini bergeraklah ke arah utara melalui Jl. A. Moh. Sangaji sampai menemukan SPBU di sebelah kanan (timur) jalan. Tepat di seberang SPBU ini ada pertigaan jalan yang mengarah ke arah kiri (barat), nah beloklah sobat ke arah jalan tersebut. Soto sampah ini berada tak jauh dari pertigaan ini, kurang lebih 40 meter di samping kiri jalan.
Warungnya cukup sederhana yaw semacam pedagang kaki lima dengan beberapa meja dan kursi yang disusun memanjang. Bila tak suka dengan meja dan kursi ini pengunjung juga bisa menikmati sotonya dengan sistem lesehan yang biasa digelar di samping barat warung tanpa atap. Bila tak hujan tak masalah, tapi kalau hujan yaw berabe. Ane kali ini lebih memilih meja dan kursi saja karena saat itu kondisi warung sedang nggak banyak pengunjung yang datang. Tepat berada di sebelah berbagai macam lauk itulah Ane duduk, jadi bisa memandangi menu apa saja yang ada disini. Mulai dari bahan utama pembuatan sotonya sampai aneka lauk - pauknya yang tersedia, seperti sate usus, telur, tempe goreng, dan lain - lain.
Tampak seorang wanita dan beberapa pegawai laki - lakinya cukup sibuk meladeni pesanan pengunjung yang ada. Dengan ramahnya seorang wanita tersebut bertanya kepada Ane berapa jumlah soto yang akan Ane pesan, dan kemudian Ane menjawabnya,"sepiring soto dan segelas es jeruk saja. Sebenarnya ada dua buah menu yang tersedia, selain soto sampahnya itu sendiri juga terdapat nasi rames.
Di sela - sela kesibukan beliau meladeni para pengunjungnya, Ane sempat berbincang - bincang sebentar mengenai warung ini:
Ane : Bu, kenapa bu soto ini dinamakan soto sampah?
Ibunya : Ini kan nganu mas, dinamakan soto sampah karena soto ini
berisikan berbagai macam bahan sayuran yang dijadikan satu
dan bila pengunjung ingin menambahkan lauk - pauknya bisa
langsung dijadikan satu bersama sotonya. Semua yang ada di
ublek (di campur) menjadi satu.
Ane : Eow, katanya soto ini buka 24 jam non stop yaw bu? apa
benar begitu? (Ane sempat cari info sebelumnya kapan warung
ini buka dan Ane temukan begitu adanya).
Ibunya : Secara teknis seperti itu mas, tapi tidak 24 jam kenyataan
nya, buka mulai dari jam 7 pagi dan tutup sampai jam 3 pagi
Ane : Eow. Sudah dari tahun berapa bu warung ini berdiri?
Ibunya : Tahun 50 an mas, ini sudah generasi yang ketiga.
Tak lama kemudian datanglah pesanan Ane sepiring soto sampah dan segelas es jeruk.
Secara visual soto sampah ini tidaklah jauh berbeda dengan soto pada umumnya. Berbagai sayuran terdapat didalamnya mulai dari potongan kubis, toge (kecambah), mie, dan bertaburkan daun sledri dan berambang goreng serta tak ketinggalan juga dengan nasi.
Setidaknya ada dua keunikan sob yang terdapat di soto ini, selain soto ini disajikan menggunakan sebuah piring juga daging yang terdapat di dalamnya bukanlah daging sapi atau ayam pada umumnya melainkan lemak (gajih) sapi. Disini Ane malah punya fikiran inilah mengapa soto ini dinamakan soto sampah karena lemak (gajih) sapi yang biasanya orang tak suka dan malas mengolahnya justru di warung ini lemak (gajih) tersebut malah berguna sekali.
Bagaimanakah dengan rasanya?
Menurut Ane sieh enak, gurih dan terkesan jauh dari kata sampah yang mengandung makna denotasi jorok, tak berguna dan harus di buang. Apalagi malam itu cuaca cukup dingin karena Kota Jogja baru saja terguyur hujan, pas rasanya kuah yang panas ini menemani Ane saat ini dan menghangatkan. Pokoknya wuenak tenan, Cocok. Tak lama kemudian
Tak hanya namanya saja yang mengagetkan, harganya juga cukup mengagetkan bagi Ane. Sepiring Soto Sampah dengan sebiji tempe goreng dan segelas es jeruk hanya dibanderol dengan harga 8,5k saja. Gimana cukup bersahabat bukan? Nah buat sobat yang menyimpan penasaran terhadap soto ini bisa langsung menuju ke TeKaPe.
Kalau diperhatikan di Jogja ini memang banyak yang aneh - aneh loh sob mulai dari Tengkleng Gajah (gajah kok di makan), wedang uwuh (uwuh artinya banyak sampah), Mie lethek (lethek artinya kotor atau lusuh), Saoto (Soto) Bathok (aneh - aneh aja, memang gimana sieh sotonya?) dan sekarang Soto Sampah.
Untuk mengobati rasa penasaran Ane akan sotonya, akhirnya berangkatlah Ane langsung menuju ke TeKaPe pada tanggal 8 Januari 2016. Cukup dekat memang tempat ini dengan kost - kostan Ane, yaw kurang lebih sekitar 8 menitan saja karena terletak di Jl. Kranggan, utara Tugu Pasar Kranggan (Depan SPBU Kranggan) dan tak jauh dari Jl. Munggur dimana Ane berada.
Lalu bagimanakah dengan sobat yang ingin menuju kesini?
Caranya cukup mudah kok sob, cari aja Tugu Jogja yang berwarna putih ituloh yang udah bolak - balik menghiasi layar TV. Dari sini bergeraklah ke arah utara melalui Jl. A. Moh. Sangaji sampai menemukan SPBU di sebelah kanan (timur) jalan. Tepat di seberang SPBU ini ada pertigaan jalan yang mengarah ke arah kiri (barat), nah beloklah sobat ke arah jalan tersebut. Soto sampah ini berada tak jauh dari pertigaan ini, kurang lebih 40 meter di samping kiri jalan.
Suasana warung soto sampah ketika Ane tiba |
Gambaran rutenya |
Tampak seorang wanita dan beberapa pegawai laki - lakinya cukup sibuk meladeni pesanan pengunjung yang ada. Dengan ramahnya seorang wanita tersebut bertanya kepada Ane berapa jumlah soto yang akan Ane pesan, dan kemudian Ane menjawabnya,"sepiring soto dan segelas es jeruk saja. Sebenarnya ada dua buah menu yang tersedia, selain soto sampahnya itu sendiri juga terdapat nasi rames.
Di sela - sela kesibukan beliau meladeni para pengunjungnya, Ane sempat berbincang - bincang sebentar mengenai warung ini:
Ane : Bu, kenapa bu soto ini dinamakan soto sampah?
Ibunya : Ini kan nganu mas, dinamakan soto sampah karena soto ini
berisikan berbagai macam bahan sayuran yang dijadikan satu
dan bila pengunjung ingin menambahkan lauk - pauknya bisa
langsung dijadikan satu bersama sotonya. Semua yang ada di
ublek (di campur) menjadi satu.
Ane : Eow, katanya soto ini buka 24 jam non stop yaw bu? apa
benar begitu? (Ane sempat cari info sebelumnya kapan warung
ini buka dan Ane temukan begitu adanya).
Ibunya : Secara teknis seperti itu mas, tapi tidak 24 jam kenyataan
nya, buka mulai dari jam 7 pagi dan tutup sampai jam 3 pagi
Ane : Eow. Sudah dari tahun berapa bu warung ini berdiri?
Ibunya : Tahun 50 an mas, ini sudah generasi yang ketiga.
Tak lama kemudian datanglah pesanan Ane sepiring soto sampah dan segelas es jeruk.
Secara visual soto sampah ini tidaklah jauh berbeda dengan soto pada umumnya. Berbagai sayuran terdapat didalamnya mulai dari potongan kubis, toge (kecambah), mie, dan bertaburkan daun sledri dan berambang goreng serta tak ketinggalan juga dengan nasi.
Setidaknya ada dua keunikan sob yang terdapat di soto ini, selain soto ini disajikan menggunakan sebuah piring juga daging yang terdapat di dalamnya bukanlah daging sapi atau ayam pada umumnya melainkan lemak (gajih) sapi. Disini Ane malah punya fikiran inilah mengapa soto ini dinamakan soto sampah karena lemak (gajih) sapi yang biasanya orang tak suka dan malas mengolahnya justru di warung ini lemak (gajih) tersebut malah berguna sekali.
Bagaimanakah dengan rasanya?
Menurut Ane sieh enak, gurih dan terkesan jauh dari kata sampah yang mengandung makna denotasi jorok, tak berguna dan harus di buang. Apalagi malam itu cuaca cukup dingin karena Kota Jogja baru saja terguyur hujan, pas rasanya kuah yang panas ini menemani Ane saat ini dan menghangatkan. Pokoknya wuenak tenan, Cocok. Tak lama kemudian
Habis sudah semuanya |
Udah lama banget nggak kesini, padahal biasanya kalo sepedaan pasti mampir sini hehehehhe
BalasHapusHahahaa,,, ketahuan deh kalau suka yang murah! :-) pizzzzz
HapusDi jogja banyak bangat yach makanan enak, list makanan yang kukunjungi kayaknya bakalan nambah ini. Entar kalau ke jogja mau nyobain dech makan soto sampah.
BalasHapusIya Mbak,,, hehehe,,, monggo, silahkan :-)
HapusSoto sampahhhhhhh... namamnya... tapi kelihatannya enakk.. pengen nyoba jugaaa
BalasHapusiyaaaaaa,,,, Monggo mbak di coba :-)
Hapuswah lama" tukang soto sampah naik haji ini mas hehehe.... mantap mas .... soto salah satu menu favorit saya kalo jalan-jalan... selain ekonomis juga segeeerrrr... hehe lanjutkan nyampah perutnya mas kwkwkw... hehe sampeyan kie bikin saya nambah pinter masalah ginian mas hehe
BalasHapusAmiiieeen, kalau ke Makkah Almukaromah Ajak - ajak ya mas, hehehehe, asal gratis, hehehe... pissss. Bener mas, Soto memang seger mas,,,, salam soto :-) ,,,, Oke lah mas, lanjutkan nyampah di perutnya :-)
HapusWah mas mantep sotonya, kelihatannya seger ya... wah jadi pengen nyoto juga neh jadinya he he he...
BalasHapusLangsung saja mbak, di buat resepnya dan masak sendiri dengan sedikit modifikasi :-) kan bisa marem
HapusSetelah membaca artikel ini, jadi ngences dan pengen banget untuk mencoba soto sampah ini. Rasanya sama gk ya dengan soto medan?
BalasHapusKurang tahu ya mas,,, saya sendiri belum pernah nyobain Soto Medan :-) nanti mas/mbak bisa merasakan langsung bila bertandang ke Jogja dan membandingkannya :-)
Hapusunik namanya, menggoda penampilannya, tp saya mah ga suka gajih euy :D
BalasHapusYaw,,, padahal enak loh mbak,,, tapi misal di suruh milih mendingan mana ama dagingnya, ya mending milih dagingnya dink, hehehe
HapusMuraaah, di tempat saya seporsi soto 10 rb
BalasHapusIya Mbak kalau soto yang ini memang murah,,, tapi lainnya ya sama rata - rata harganya 10 rb ke atas :-)
Hapusjujur ya, aku kurang sreg ama makanan2 yg suka dikasih nama dengan hal2 ga bgs.. soto sampah, sambel setan, rawon setan dll.. ngerti bgt sih ini utk menarik perhatian, tp hrsnya ada nama yg lbh bgs kan ya :D.. yg positif..
BalasHapusNah setuju aja sieh mbak Fanny, itu strategi pemasaran. Tapi soto ini masalahnya udah ada sejak tahun 50 an loh mbak, berarti kan mulai dari Pak Presiden pertama kita sudah berdiri. Kalau aku mah dari sudut pandang yang berbeda mbak, kalau udah berumur tua biasanya rasanya sudah tidak di ragukan lagi. Jadi bukan masalah namanya mbak :-) Kalau yang sekarang - sekarang kan seperti sambel setan, rawon setan dan sebagainya, itu bisa di bilang ya biar ramai lah. Sedangkan umurnya mungkin baru beberapa tahun. Soal rasa? :-)
Hapuspadahal memang soto begitu, ya. semua dicampur. Tapi namanya unik :D
BalasHapusIya sieh mbak,,, Nah itu dia memang unik dan bahannya pun agak berbeda daging yang digunakannya :-)
HapusWah benar benar menggugah. Saya termasuk penggemar hidangan Berkuah seperti Bakso dan Soto. Hihi. PAS alias KLOP lah. Tossssssssssss
BalasHapusOkelah mas,,, *tosssss* :-)
Hapusnamanya aneh :)
BalasHapusmurah banget mas, ternyata enak ya.. mantap bikin penasaran
Iya mas enak,,,, monggo kalau ke Jogja bisa mampir kesini mas :-)
HapusWaduh namanya kok soto sampah... Sayurnya yg dicampur apa aja mbak?
BalasHapusNanti bikin soto daur ulang ya... Hehe :)
Iya mbak,,,, ma'af saya laki - laki mbak, bukan wanita, hehehe. Bisa di lihat di fotonya Mbak,,,, wah kalau soto daur ulang gmana caranya ya mbak? hehehe
Hapuslengkap banget gan dagangannya. lreatif si peddagang
BalasHapusIya mas :-)
Hapus