Kemarin Ane sudah cerita kan tentang kulineran di Sambel Welut Pak Sabar? oke sekarang Ane mau bercerita mengenai petualangan kuliner Ane di salah satu warung yang sudah sangat populer dikalangan para pecinta kuliner nusantara, terutama pecinta kuliner lokal yakni Pecel Baywatch Mbah Warno.
Sebagai orang Bantul Ane berdosa kalau tidak turut mencicipi kuliner yang satu ini. Untuk itu dengan tekad yang kuat segeralah Ane menuju kesana. Halah lebay banget bawa - bawa tekad yang kuat segala. La begini lo sob, warung pecel Mbah Warno letaknya agak tersembunyi berada di tengah perkampungan jadi perlu perjuangan yang lebih untuk sampai sini. Walaupun terletak agak tersebunyi, tapi sobat tak perlu khawatir karena di sepanjang perjalanan sobat akan terhipnotis oleh pemandangan yang ada terutama setelah memasuki Desa Wisata Kasongan yang tentu banyak gerabah - gerabah dan hasil kerajinan lainnya yang terpajang.
Bergerak dari Kota Jogja, Ane arahkan kuda hijau Ane menyusuri Jl. Bantul hingga menemukan sebuah peremptan lampu merah Kasongan. Bila sobat dari Alun - alun selatan Kota Jogja, maka bisa arahkan kendaraannya menuju ke arah barat hingga menemukan sebuah perempatan lampu merah, warga biasa menyebutnya dengan pojok beteng kulon. Nah dari sini beloklah ke arah kiri (selatan) lurus terus hingga menemukan sebuah perempatan lampu merah Kasongan. Tandanya terdapat sebuah gapura masuk yang bertuliskan "Desa Wisata Kasongan".
Dari sini beloklah Ane ke arah kanan (barat) memasuki gapura. Bukan tempat sedang mengambil foto ke kanan yaw (karena Ane di perempatan ini berhenti sebentar dan mengambil foto dari arah berlawanan gapura) tetapi dari arah Kota Jogja ke kanan. Memasuki gapura lurus terus ke arah barat hingga menemukan sebuah jembatan yang diujungnya bertuliskan "Selamat Datang Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan".
Masih lurus ke arah barat hingga menemukan pertigaan yang tengahnya ada bangunan tugunya. Ciri - ciri bangunan tersebut di bagian kakinya terdapat lambang sila pancasila. Sobat tahu kan isi dari sila Pancasila? semoga tahu, nah kalau sudah tahu terus diterapkan yaw. Yang nulis jujur kalau untuk menerapkan atau mengaplikasikan masih terasa berat, hehehe malah curcol.
Oke, dari pertigaan ini beloklah Ane ke arah kanan lurus terus hingga mentok menemukan pertigaan lagi.
Dari pertigaan ini beloklah Ane ke kiri hingga menemukan sebuah masjid yang terletak di sebelah kiri jalan, kemudian masih lurus dikit menemukan pertigaan yang di tengahnya terdapat sebuah bangunan tugu berwarna hijau mudah namun bentuk bangunannya tidak sama dengan bangunan yang pertama tadi.
Dari pertigaan ini, beloklah Ane ke arah kanan lurus terus hingga menemukan sebuah gapura dimana di bagian kaki gapura tersebut bertuliskan "Sembungan". Ntah itu nama perkampungannya, dusun, desa atau kelurahan tapi yang jelas kecamatannya adalah Kasihan dan kabupatennya bernama Bantul, Yogyakarta.
Dari gapura tersebut Ane pelankan laju kuda hijau Ane karena tak jauh dari gapura ini Warung Pecel Baywatch Mbah Warno berada. Benar saja tak sampai 75 meter dari gapura tersebut sampailah Ane di Warung Pecel Baywatch Mbah Warno ini. Warung ini letaknya di sebelah kiri jalan dan harus pelan - pelan dan jeli memang karena papan nama dari warung tersebut berukuran kecil dan tulisannya tidak terlalu kentara.
Sesampainya di warung Ane di sambut dengan ramah oleh Mbah Warno dan asistennya. Ane pesan seporsi pecel dan segelas es jeruk. Sambil meladeni beberapa pengunjung yang memang sudah datang sebelum Ane tiba, dengan bahasa jawa kami mengobrol. Mereka semua sangat ramah, setiap pertanyaan yang Ane berikan selalu dijawabnya dengan lemah lembut dan sesekali disertai dengan candaan dan senyuman diwajahnya.
Ane : Nuwun sewu, niki leres nggene Mbah Warno nggeh?
Permisi, ini benar tempatnya Mbah Warno?
Asistennya: Nggeh mas, leres la niko Mbah Warno ipun (nyambi nunjuk
salah satunggale tiang setri ingkang sampun sepuh)
Iya mas, benar la itu Mbah Warnonya (sambil menunjuk
salah seorang perempuan yang sudah tua)
Mbah Warno: Opo mas, iki aku Mbah Warnone. Rene, rene kok ngerti
simbah.
Apa mas, ini saya Mbah Warnonya. Kesini, kesini kok tahu
simbah.
Ane : Mboten Mbah niki kulo ajeng tumbas pecel. Sampun
sumerep dereng mbah, pecel ipun simbah sampun kawentar
lo mbah.
Tidak Mbah Ini saya mau beli pecel. Sudah tahu belum
Mbah, pecelnya simbah sudah terkenal lo Mbah.
Mbah Warno: meneng, lajeng asistennya njawab
diam, kemudian asistennya menjawab
Asistennya: Mbah Warno mboten ngertos mas
Mbah Warno tidak tahu mas
Ane : Eow
Tak lama kemudian
Asistennya: Mas, pesenane panjenengan sampun kulo paringke riko
(nyambi nunjuk salah satunggaling mejo lan kursi)
Mas, pesenannya kamu sudah saya letakkan di sana
(sambil menunjuk salah satu meja dan kursi)
Ane : Eow nggeh mbah, matur nuwun
Eow iya mbah, terima kasih
Kemuadian Ane menuju ke salah satu tempat duduk yang sudah tersedia pesanan Ane. Lalu asistennya Mbah Warno menawari Ane, lauknya mau apa? ada tahu bacem, belut goreng, maupun kerupuk. Sehubung Ane suka dengan yang namanya belut walaupun kemarin Ane sudah merasakan yang namanya belut, pesanlah Ane belut goreng sebagai lauknya.
Seporsi nasi pecel, segelas es jeruk dan sepiring belut goreng |
Tahu bacem |
Sekaleng kerupuk yang hanya Ane lihat saja |
Warung Pecel Mbah Warno tampak dari depan |
Warung Pecel Mbah Warno tampak dalam |
Kalau ini fotonya Mbah Warnonya |
Mbah Warno sedang memasak |
Mbah Warno dan asistennya sedang memasak |
Foto rebusan sayur bayam, kecambah dan juga sambalnya |
Berbicara mengenai teksturnya, Pecelnya terlihat sederhana seperti pecel yang biasanya kita lihat. Bayam dan kecambah yang di rebus berpadukan dengan sambal pecelnya yang sangat kental. Tak lupa didalamnya ditambahkan dengan nasi putih.
Mau??? |
Untuk soal pecelnya tidaklah masalah dan memang nikmat, tetapi tidak dengan lauknya berupa belut goreng yang terasa keras di kunyah. Sesekali Ane sempat khawatir jikalau nanti bisa bisa gigi Ane patah. Tapi dikit demi sedikit Alkhamdulillah gigi Ane baik - baik saja dan semua yang ada di meja sudahlah beres.
Maksudnya sudah habis dan tinggal gelas dan piringnya saja |
Bagi sobat yang tertarik untuk datang kesini dan mencobanya sendiri tetapi masih bingung dengan arah jalannya, Okelah Ane selipkan sebuah gambar yang semoga bisa sedikit membantu. Tetapi sebelumnya kalau jelek gambarnya mohon ma'af yaw sob, soalnya pelukisnya aja amatir, hehe.
Dah sampai disini dahulu cerita mengenai petualangan kuliner Ane. Misal sobat sudah sampai disini, salamkan salam Ane kepada Mbah Warnonya yaw.
Selamat menikmati dan sampai jumpa.
Kalo udah tenar mah dimanapun tempatnya tetep didatangi ya mass
BalasHapusHe'em mbak,,, betul
HapusWah, Alhamdulillah mbah Warno masih sehat. Memang belut di situ kerasnya nggak ketulungan Bro. Eh iya, siapa ngerti pas masih muda dulu penampilan mbah Warno pakai kutang mirip kayak Pamela Anderson, makanya disebut baywatch, wekekeke. (padahal cewek2 Baywatch kan pakainya one piece, kalau kutang kan two pieces).
BalasHapusIya bro masih sehat,,, tapi kemarin mbah Warnonya sempat heran lo mas, kok katanya belum di ambil - ambil,,,, malah anak yang ketiga kalau nggak salah sudah mendahului Mbah Warno,,,, Hahahaha,,,, sampeyan ki lo mas, berfantasi aja, hahhaha,,, pokoknya peace aja lah
Hapuswwuuuhh kece mas..... peta mas anis sangat bermanfaat buat temen" yg belum punya andro di google maps mas hehe... jng lupa di ping ya mas hehe biar saya juga g tersesat ke situ mantep bangeeett si simbah hehe.....
BalasHapusHahahaha,,,,, Iya sieh mas, ini sasarannya yang belum punya Android, kayak yang punya blog ini, hahaha.... Kalau agak mblusuk yaw dikasih peta, tapi kalau dekat tempat yang terkenal yaw tidak,,,,, hidup simbah, hehe
HapusAhhh pingin, masaknya tradisional gitu rasanya pasti lebih enak.
BalasHapushehehe, pensaran sama kata "baywatch" pikiranku langsung ke mbok Pamela.
Eh ternyata karena mbok Warno bergaya ala Pamela.
GPP mas,sing penting mbok e ora kegerahan.
Hahaha,,, sama mbak, apapun masakannya kalau dimasak dengan cara tradisional dan masih menggunakan kayu bakar, wuw lala rasanya maksnyus.
HapusSama mbak, tadinya saya juga ketika mendengar kata baywatch langsung saja ke Mbok Pamela, ternyata bukan,,,,
Mboknya sieh nggak kegerahan, la wong masak gayanya seperti Pamela Anderson lo mbak,, hahaha
aiih ... masakan mbah biasanya topmarkotop rasanya
BalasHapuskapan2 kalo pas arah bantul mampir..
buka nya sampai jam brp ya mba?