Pada tanggal 15 kemarin Jogja di guyur hujan. Tak hanya Jogja bahkan hampir seluruh wilayah senusantara pun mengalami hal demikian. Nah Ane sempat bingung hujan - hujan gini enaknya ngapain yaw? kayaknya enak nieh kalau makan yang enak - enak. Pikir punya pikir ntah mengapa dan kenapa Ane memilih makan bakmi, tapi bukan bakmi biasa melainkan bakmi jawa racikan Pak Pele.
Sebenarnya sieh saat itu nggak hujan - hujan amat, hanya rintik - rintik hujan saja yang masih tersisa. Warung Bakmi Pak Pele Ane pilih kali ini selain karena belum pernah Ane datangin, juga karena suasananya ituloh dapet banget apalagi saat ini Jogja sedang punya gawe (agenda) besar yakni pelaksanaan Pasar Malam Sekaten. Nah Warung Bakmi Pak Pele ini berada di lingkungan keraton, sehingga sembari menikmati Bakminya bisa langsung melihat Pasar malam sekaten yang sedang diadakan. Ada yang punya rencana ke Jogja pada malam tahun baru? kalau ada datanglah kesini pada akhir tahun, karena selain perayaan malam tahun baru sobat juga bisa melihat grebek sekaten dan tentunya akan menjadi pengalaman yang menyerukan.
Oke back to topic. Tak lama - lama berfikir berangkatlah Ane seorang diri menyusuri jalanan Kota Jogja yang diselimuti hawa dinginnya malam. Tak kurang dari 20 menit sampailah Ane di Warung Bakmi Pak Pele ini.
Cukup mudah memang untuk menemukan warung bakmi ini, karena letaknya yang sangat strategis berada di kompleks lingkungan keraton tepatnya di sebelah timur keraton kesultanan Yogyakarta atau di sebelah tenggara Alun - alun utara Kota Yogyakarta. Kayaknya Ane nggak perlu menerangkan panjang lebar mengenai cara menuju kesini yaw sob.
Tidak seperti pada Bakmi Kadin ataupun Bakmi Jawa Mbah Gito yang sudah menempati bangunan permanen, warung bakmi Pak Pele ini tampaklah cukup sederhana dengan desain warung yang masih menggunakan tenda. Walaupun begitu bakmi ini sudah cukup populer di kota Jogja. Selain tempatnya yang strategis juga konon katanya karena rasa bakminya yang enak. Apakah benar begitu? ntahlah, nanti Ane akan membuktikannya. Ada dua cara pengunjung dalam menikmatinya, sistem meja dan kursi yang terbuat dari biji besi bercat biru dan sistem lesehan yang terletak di emperan gedung. Pada saat itu pengunjung yang datang kesini tidaklah terlalu ramai hanya ada beberapa pengunjung saja yang datang. pengunjung yang datang silih berganti dan tak ada celah sedikitpun waktu senggang para pegawainya untuk santai.
Bergaya dulu biar keren |
"Mau pesan apa mas?" tanya seorang pegawai kepada Ane saat baru saja tiba. Suasana dingin, jadi pilihan paling tepat kalau dingin - dingin begini cocoknya yang berkuah atau paling tidak yang mempunyai kuah sedikit, fikirku. "Bakmi Nyemek pak", jawab Ane. "Untuk minumannya?", tanya seorang pegawai lagi. "jahe hangat saja", timpal Ane. "Baik mas, tunggu sebentar yaw mas", jawab seorang pegawai tersebut sambil menyuruh Ane untuk menunggu dan bersabar nantinya. "Baik pak", jawab Ane kembali.
Di tengah - tengah kesabaran Ane dalam menunggu terlihat dua orang musisi yang sedang menghibur para pengunjungnya termasuk Ane. "Wah suasana jadi hidup kalau begini", fikir Ane. Ntah sungkan atau tidak dua musisi tersebut sepertinya tak tertarik bernyanyi di depan Ane ataupun para anak muda dan memilih bernyanyi di depan para pengunjung setengah baya. Mungkin mereka berfikir kalau mereka bernyanyi di depan anak muda, ujung - ujungnya tidak ngasih minimal gambar Pura Ulun Danu Bratan, ew maksud Ane bergambar Angklung, kelapa sawit ataupun Pulau Maitara dan Tidore. Yawsudahlah nadak apa - apa malah duitnya tetep utuh kok. Yaw kan, yaw kan?
Ayok tarik terus mang |
Lanjut terus sampai pagi |
5 menit kemudian, belum datang.
10 menit kemudian, belum juga datang.
15 menit kemudian, trantang tang tang datanglah pesanan Ane seporsi bakmi nyemek dan segelas jahe hangat. Selain itu juga tersedia acar yang terbuat dari buah mentimun dan irisan wortel. Bagi penyuka rasa pedas, biji cabaipun sudah tersedia yang ditempatkan di dalam wadah mangkok.
Bakminya memang sungguh menggoda. Kalau diperhatikan dengan seksama tekstur Bakmi Jawa Pak Pele ini tidaklah jauh berbeda bila dibandingkan dengan Bakmi Kadin. Tekstur semangkok bakmi terdiri dari telur bebek, suwiran daging ayam kampung yang lumayan banyak dan bakminya itu sendiri yang terlihat besar pada teksturnya. Tentu Dengan adanya potongan loncang, daun sledri dan berambang goreng menambah rasa nikmat pada bakminya itu sendiri. Kuahnya sedikit karena memang Ane pesan bakmi nyemek sehingga aromanya begitu kuat dan menggoda Ane untuk segera melahapnya. Apalagi ditemani dengan segelas jahe hangat yang terbuat dari jahe dan gula jawa yang tentunya nggak kebayang kan gimana nikmatnya.
Dah sekarang Ane mau menyikatnya secara langsung. Dari kuahnya memang gurih dan cocok di lidah, tidaklah amis walaupun bercampur dengan telur bebek. Rasa mienya juga tidaklah jauh berbeda bila dibandingkan dengan Bakmi Kadin. Pokoknya rasanya wuenak tenan, mantab. 10 menit kemudian
Jreng jreng |
Untuk seporsi bakmi nyemek dan segelas jahe hangat cukup dibanderol dengan harga 23k saja. Gimana cukup terjangkau bukan?. Dalam menikmati bakmi ini lantas Ane tidak begitu saja pulang ke kost. Obrolan kecilpun Ane mulai bersama para pegawainya.
Ane : Permisi Pak, apakah saya boleh mengambil gambar?
Pegawainya : Boleh mas, monggo silahkan (dengan ramahnya mereka
menanggapi pertanyaan Ane). Mas nya darimana?
Ane : Dari Lampung Pak (sambil mengeluarkan kamera poket Ane
dari tas yang kebetulan sudah Ane masukkan di dalamnya)
baru sebentar Pak tinggal di Jogja ya sekitar 9 tahun.
Pegawai : (tersenyum kecil) dan menjawabnya," itumah nggak baru
mas tapi sudah lama".
Ane : (tersenyum kecil). Pak Pelenya ada Pak? (tanya Ane ragu
- ragu karena Ane nggak tahu yang mana orangnya)
Pegawainya : Eow, baru di rumah mas, tadi baru pulang (sambil
mengolah mie yang sedang pengunjung pesan).
Ane : Eow.
Anepun langsung mengambil gambar mereka. Tak disadari mereka pun dengan ramahnya mengatakan kalau mau bereksen dulu biar cakep fotonya. Anepun langsung menjeprat sana - sini dan juga mengambil semua gambar yang ada di gerobak miliknya.
Setelah menjepret sana sini, ada kejadian yang sungguh mengesankan bagi Ane sob. Salah satu dari pegawainya menawari Ane untuk menggantikan posisinya.
Pegawainya : Masnya nggak mau menggantikan saya disini?
Ane : Maksudnya Pak? (Ane kurang tahu apa yang beliau maksud)
Pegawainya : Masnya nggak mau berfoto di posisi saya ini?
(Beliau mengulangi lagi pernyataannya dan memahamkan
Ane).
Ane : Eow, memang boleh Pak? (sambil tersenyum kegirangan ada
lampu hijau nieh buat Ane
berfoto di posisi mereka). Ma'af yaw pak minta tolong
untuk difotokan (Sambil memohon pertolongan kepada
salah satu pegawainya yang lainnya walaupun ada rasa
kurang begitu enak).
Pegawainya : Sini mas saya fotokan (sambil menyodorkan tangannya).
Dan inilah ekspresi yang berhasil bapak abadikan.
Lagaknya bak seperti seorang pemain badminton profesional |
Ew maksud Ane seorang Chef dink |
Ane : Pak cara memasaknya satu persatu tow pak nggak
sekaligus dalam jumlah banyak biar cepat.
Pegawainya : Iyaw mas.
Ane : hanya dengan menggunakan anglo ini sebagai kompornya
dan arang sebagai bahan bakarnya?
Pegawainya : Iya mas, biar panasnya merata dan matangnya sempurna.
Eow mungkin inilah yang menyebabkan kalau Bakmi Jawa Pak Pele ini selalu mendapat tempat sendiri di hati para pembelinya, kelezatannya terjaga.
Ane : Ayamnya ayam apa ya Pak? kemudian telurnya kelihatannya
telur bebek dan bakminya besar - besar seperti buatan
sendiri? (tanya Ane beruntun karena keingintahuan Ane
yang begitu besar mengenai bakmi ini).
Pegawainya : Iya mas, benar telurnya telur bebek, ayamnya ayam
kampun dan kalau bakminya itu sendiri bukan buatan
sendiri tapi beli depan... (ntah apa nama tempatnya Ane
lupa). Bakmi Kadin juga ambil di tempat situ mas.
Ane : Eow. (Dalam hati berkata kalau Bakmi Pak Pele ini
ternyata nggak hanya mirip dengan Bakmi Kadin, tetapi
malah satu produk).
Di sela - sela obrolan kita yang semakin hangat, datanglah seorang bapak - bapak yang memakai kemeja batik.
Pegawainya : Lah itu mas Pak Pelenya. (Sambil menunjuk ke arah bapak
tersebut).
Ane : Eow, Pak Pele nya itu tow Pak?
Pegawainya : iya mas, itu dia kalau mau bertemu dengannya.
Ane : Eow, terima kasih yaw Pak.
Pegawainya : Iya mas
Kemudian Ane mendekati beliau dan meminta izin untuk bertanya - tanya mengenai warungnya.
Ane bersama Pak Pele |
ngobrol - ngobrol dengan bapak mengenai warung bapak?
Pak Pele : Eow monggo mas, bisa - bisa (senyum ramahnya pun
menyambut Ane).
Ane : Kapan yaw Pak warung bapak ini mulai berdiri?
Pak Pele : Tahun 1983 mas.
Ane : Kenapa pak kok warung bapak dinamakan warung Bakmi Pak
Pele?
Pak Pele : Nah. Itu sebutan yang diberikan kepada saya mas. Dulu
saya sebagai pelatih sepakbola SSB dan anak - anak didik
saya memanggil saya dengan kata "Pak Pele", jadilah
nama tersebut.
Ane : Latar belakang bapak mendirikan warung bakmi ini?
Pak Pele : Dulu isteri saya kan penjual bakmi. Nah dari situ saya
ikut membantu isteri saya seusai mengajar. Tapi malah
saya yang memasaknya. Jadilah saya yang memasak dan nama
saya yang dikenal. Padahal nama saya dikenal dengan "Pak
Pele". Jadilah warung ini yang saya namakan Warung Bakmi
Pak Pele.
Ane : Bapak tahu nggak, kalau warung bapak udah dikenal di
Jogja ini?
Pak Pele : Tahu mas, udah banyak wartawan yang datang kesini dan
meliputnya.
Ane : Kalau boleh tahu, lantas apa sieh Pak kok bakmi bapak
sampai dikenal?
Dengan panjang lebar dia menceritakan mulai dari hobinya, dulu seperti apa, dan selanjutnya beliau menceritakan tentang kejujuran.
Pak Pele : Mas, modal utama berusaha adalah kejujuran. Tanpa
kejujuran apapun usahnya tak akan laku dan ramai. Contoh
kecilnya saja yaw mas, kan banyak sekarang bakmi jawa
bertebaran di Jogja ini. Dalam mengolah bakmi tersebut
menggunakan telur bebek. Misal ini saya yaw mas, kalau
pengunjung pesan dan mereka tidak tahu kemudian saya
ganti telur ayam yang lebih murah. Mereka kan nggak tahu
tapi mas yang di atas tahu. Jadi modal utama adalah
jujur. Tuh kan mas, ayamnya saya gantung supaya pembeli
tahu akan kesehatan ayam yang saya gunakan. Selain itu
telur bebeknya pun saya taruh atas gerobak, biar pembeli
juga tahu. Sebenarnya ada satu lagi mas, yakni konsisten
mempertahankannya mas. Misal pedagang bakso. Dulunya
enak, lama kelamaan karena mengejar keuntungan yang
lebih besar, dicampurlah bahan dagingnya dengan daging
lain yang lebih murah. Misalnya mencampurkan dagingnya
dengan daging babi. Itukan udah nggak bener niatnya mas.
Jadi konsisten itu perlu. Konsisten yang baik maksudnya.
Ane : Eow gitu tow. Lantas apakah bapak ada niatan untuk menam
bah variasi menu baru?
Pak Pele : Nggak mas, tapi kalau mengembangkan iya. Misal saya buka
cabang di Semarang, atau di tempat lain.
Ane : Pak Perkenalkan nama saya Anis Hidayah yang kebetulan Ane
lupa tidak memperkenalkan diri di awal percakapan kita.
Pak Pele : Siapa? Anis Hidayah?
Ane : Iya pak, benar. Kalau boleh, saya minta foto bersama
bapak.
Pak Pele : Monggo mas.
Jadilah Ane berfoto bersama bapaknya yang terlihat pada foto terakhir di atas. Pembicaraan kita semakin hangat, tapi berhubung waktu sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam lantas Ane berpamitan kepadanya.
Ane : Wah ngobrol dengan bapaknya seru. Tapi ma'af Pak hari
sudah semakin gelap jadi saya mau berpamitan.
Pak Pele : Eow iya mas.
Ane : Semoga warung bapak yang sudah ramai ini tambah ramai
lagi yaw pak dan semakin dikenal masyarakat.
Pak Pele : Eow, terimakasih mas atas do'anya.
Ane : Sama - sama Pak.
Nah itulah perbincangan Ane bersama dengan pemilik Warung Bakmi Pak Pele yakni dengan beliaunya sendiri. Sebenarnya ada satu lagi yang spesial dari warung ini yaitu pada nasi gorengnya. Tertarik untuk mencoba? datang saja langsung ke warung ini yang buka mulai pada pukul 5 sore sampai 11 malam. Dah dulu yaw sob mau cari bakmi jawa lagi yang melegenda tentunya. Sampai jumpa.
Tetep mas, blog sampeyan memang lain, nggak cuma nulis thok dan foto diam2, tp ada wawancara dg pemilik. Sip tenan. Barutau asal nama Pele :))
BalasHapusYaw sebenarnya iseng - iseng aja mbak,,, hehehe. Kalau yang punya nggak sedang sibuk ya bisa bertanya - tanya kepada yang punya. Beda cerita kalau yang punya sedang sibuk walau punya pegawai, yaw nggak mbak. Lihat - lihat sikon. Nah itu mbak, tadinya aku yaw penasaran dengan nama Pak Pele ini. La nggak penasaran gimana wong jualannya aja dekat Keraton, pasti Pak Sri Sultan tahu. Setelah ngobrol - ngobrol dg beliau ew yaw baru tahu tentang dia (orangnya asyik banget lo mbak di ajak ngobrol istilah orang jaw mbetahi, hehehe). Pokoknya kalau kesini jangan sungkan - sungkan ngobrol dengan beliau. :-)
Hapusdi jogja mah bakmi jawa tersebar di mana2 ya mas.. dan spertinya enak semuaa ;).. Eh, aku penasaran ama bakmi jawa mbah mo, yg dgr2 katanya mkn di sana kita nunggu ampe 2 jam :D.. itu katanya loh..aku sih blm prnh mkn di sana.. trs katanya juga selalu rame walo lama, dan enaak.. kamu prnh revview ga ya..
BalasHapusIyaw mbak bener banget. Nah mengenai Bakmi Mbah Mo tenang saja mbak udah tak kunjungi tapi sedang proses penulisan mbak. Apakah benar nunggu 2 jam? tunggu saja ceritanya yaw mbak, hehehe
HapusWiiihhh bakminya muantab.
BalasHapusmuantab surantab pokoke mbak
HapusSepintas kayak spaghetti #ngiler
BalasHapusIyaw bang, benar.... tapi memang bikin ngiler,,, udah kesana tapi pingin kesana lagi
Hapusemang enak musim hujan makan bakmie jawa panas mhhh
BalasHapusIya mbak bener banget apalagi bakmi nyemek atau godok
Hapustungku memasakanya pakai kayu ya?
BalasHapusiya sih, konon katanya kalau pakai kayu lbh maknyus taste-nya
Iyaw kak Ririe. Betul memang lebih maknyus dan wuenak tenan. Pokoknya nendang deh mbak :-)
HapusBakmi dengan keletusan cabe plus minumnnya jahe dengan gula jawa di kala jogya turun hujan. Subhanallah Nikmat mana yang Engkau dustakan Bro ?
BalasHapusBeneran Kamu nih, yah, semua kuliner lengkap dengan denah peta bikinan sendiri. Salut.
Wah pokoknya rasanya mbak,,, nggak bisa bayangin. Hujan turun nggak apa - apa, yang penting makan bakmi jawa di tambah acar dan minumannya Jahe hangat dengan gula jawa,,, mari bersulang
HapusYaw, sebenarnya nggak guna - guna amat Mbak,,, udah ada GPS soalnya. Siapa tahu guna bagi yang membacanya, toh kalau nggak guna yaw nggak apa - apa. Selama tahu tak cantumin Mbak peta lokasinya :-)
Aaaaaaak, bakmi jawaaaaa. Bayanginnya aja ngiler dah :9
BalasHapusKapan ya bisa liburan lagi ke Jogja, udah lama banget terakhir tahun 2013 kesana aku mas.
Wah udah lama banget kak Anggi. Ayok segera kesini... bentar lagi ada grebeg maulid loh, jogja tambah ramai. Ayok kesini - kesini :-)
Hapuswah, ini sih makanan yang enak disantap saat hujan :D
BalasHapusIyaw mbak, benar sekali :-)
Hapuswah mantap jsoh dah mas anis hahaha saya malah gak seahli sampeyan haha haseehh.....
BalasHapushalah gek opo mas,,, hehehe
Hapus