Musim hujan selain enaknya merasakan yang hangat - hangat juga bisa merasakan yang pedas - pedas, yaw nggak sob?. Kemarin Ane blusukan ke bagian utara Kabupaten Sleman di Entok Slenget Kang Tanir yang lumayan pedas. Kali ini Ane mau merasakan lagi yang pedas - pedas dan yang menjadi sasaran tembak kali ini adalah Ayam Geprek Bu Rum.
Ayam Geprek Bu Rum terletak di Jl. Wulung Lor Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Meskipun terletak di tengah kota lantas tak bisa ditemukan begitu saja oleh para penikmatnya, karena letaknya agak tersembunyi di antara perumahan warga.
Untuk sampai sini Ane harus melihat dahulu google maps yang ada. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari kost membuat Ane langsung menuju ke TeKaPe. Hanya dibutuhkan waktu kurang lebih 7 menit saja Ane sampai sini.
Bagaimanakah dengan sobat bila ingin berkunjung kesini?
Baiklah, Ane kasih gambarannya yang paling mudah. Dimulai dari Kampus UNY dan Saphier Square.
Dari Gedung Pusat Rektorat UNY, arahkan kendaraan sobat menuju ke arah timur melalui Jl. Colombo hingga mentok menemukan pertigaan lampu merah. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara) hingga menemukan sebuah pertigaan yang ada di sebelah kanan jalan. Kemudian beloklah ke arah kanan (timur) tersebut melalui Jl. Mrican Baru sampai mentok (disini ada sebuah kampus yang bernama Universitas Atma Jaya Yogyakarta tapi hanya Fakultas Hukumnya saja). Setelah itu beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Demangan Baru. Sebelum jalan mentok ada sebuah pertigaan yang mengarah ke kanan (timur) yaitu Jl. Beo. Nah dari sini beloklah ke arah kanan tersebut hingga mentok lagi. Kemudian belok ke arah kanan (selatan). Lurus ke arah selatan masih di Jl. Beo hingga menemukan sebuah pertigaan pertama ke arah kiri (timur). Beloklah pada pertigaan pertama tersebut hingga menemukan jalan yang membujur dari utara ke selatan. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara). Tak lama sampailah sobat di Ayam Geprek Bu Rum ini.
Akan lebih mudah lagi bila sobat dari Saphier Square. Dari Saphier Square ke arah kanan (timur) hingga melewati gapura perbatasan Kota Jogja dengan Kabupaten Sleman. Lurus sedikit ke timur dan kemudian akan menemukan pertigaan ke kiri (utara). Beloklah di pertigaan tersebut dan lurus terus hingga menemukan kampus UAJY Fakultas Hukum di sebelah kiri jalan dan juga menemukan kampus Sanata Dharma. Masih lurus ke arah utara sebelum mentok ada sebuah pertigaan ke kanan (timur) yaitu Jl. Beo. Beloklah ke arah Jalan Beo tersebut hingga mentok dan beloklah ke arah selatan. Masih di Jalan Beo, setelah menemukan pertigaan pertama ke arah kiri (timur), beloklah ke jalan tersebut hingga menemukan jalan yang membujur dari utara ke selatan. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara). Tak lama lagi sampailah sobat di Ayam Geprek Bu Rum ini.
Warungnya cukup sederhana hanya berupa tenda yang memanjang dari utara ke selatan dengan meja dan kursi yang juga tertata rapi mengikuti arah tenda. Warung ini selalu ramai, terbukti ketika Ane tiba tak henti - hentinya para pengunjung yang mengantri untuk melahapnya.
Pengunjungnya didominasi oleh kawula anak muda. Kelihatannya sieh para mahasiswa karena kebanyakan dari mereka semua menggunakan tas dan berdandan ala anak kampus gitu. Tak heran hal itu terjadi karena tempat ini berada tak jauh dari 2 buah kampus.
Cara memesannya pun unik dan berbeda dengan warung pada umumnya. Pertama ketika Ane datang ke dalam warung, kemudian ambil piring dan mengambil sayur serta nasi sesukanya. Setelah itu Ane mengambil daging ayam goreng tepung dan diserahkan ke tukang gepreknya. Disini Ane bilang 20 biji cabai (harapan Ane dengan jumlah tersebut sudah pedas dan kebetulan Ane penyuka rasa pedas) kepada tukang gepreknya tersebut. Ayam goreng tepung yang Ane ambil kemudian di tumbuk dan di ulek bersamaan dengan cabainya hingga remuk. Buat sobat bagi penyuka rasa pedas bisa pesan kepada abangnya berapa biji jumlah cabai yang sobat inginkan. Sedangkan bagi yang tidak suka pedas bisa pesan hanya 1 biji atau 2 cabai saja. Gimana simple kan?
|
Ayok mang tarik terus |
|
Ulek sampai pagi |
Sebagai minumannya Ane kali ini pesan segelas es nutrisari. Secara penampilan, ayam geprek ini cukup sederhana yang terlihat hanyalah daging ayam yang bercampur dengan ulekan cabai rawit yang tak bisa membayangkan betapa pedasnya ayam tersebut. Sebagai teman ayam gepreknya Ane pilih sayur kacang, walaupun sebenarnya ada beberapa macam sayur lainnya yang bisa di pilih. Ane sengaja tak menambahkan apapun didalamnya ntah itu lauk berupa tahu, tempe, dll yang sebenarnya juga tersedia. Jadi murni rasa ayam gepreknyalah yang akan Ane rasakan.
|
Seporsi ayam geprek dan segelas es nutrisari, mantab |
|
Waow kelihatan menggoda, mau??? |
Walaupun ayamnya di geprek (di ulek) menurut Ane rasanya itu tetap renyah, gurih dan rasa ayamnya tetap terasa. Khusus pada sambalnya mengingatkan Ane kepada sambal korek yang hanya berbumbu cukup sederhana dengan bawang putih, garam secukupnya dan di ulek bersama dengan biji lomboknya. Sobat mungkin bertanya - tanya apakah dengan jumlah 20 lombok sudah bisa menggoyang lidah? menurut Ane sudah, tapi yaw lain kali mungkin coba yang agak banyak lagi. *Biar cairan di dalam hidung dan mata juga keluar semuanya*, Ih jorok. 25 menit kemudian setelah melalui perjuangan dan akhirnya
|
Habis juga ternyata |
Seporsi ayam geprek dengan 20 biji cabai rawit dan segelas es nutrisari hanya dibanderol dengan harga 12k saja. Cukup bersahabat bukan?. Ane kira dengan harga segitu cocoklah untuk mahasiswa apalagi akhir bulan sudah tiba. So, tidak hanya untuk mahasiswa saja kok sob, bagi sobat yang tertarik bisa datang langsung kesini. Selain disini sebenarnya masih ada beberapa cabang lagi Ayam Geprek Bu Rum yang bisa sobat kunjungi seperti di sekitar kampus Sanata Dharma, kios Mrican Baru, maupun di Jl. Baru Lembah UGM. Tapi baru tempat ini saja yang Ane coba. Lainnya belum sob, mungkin lain kali yaw.
|
Foto dapur Ayam Geprek Bu Rum |
|
Ayamnya lagi di goreng tuh |
Ayam Geprek Bu Rum buka dari pukul 10 pagi hingga 4 sore. Lain kali coba yang 45 biji cabai ah. Ada yang mau menemani?
20 cabe rawit, hikss. perut ku langsung mules bacanya. Tapi kelihatannya enak gitu yach, porsi ayam nya banyak trus makannya gampang karena sudah disuwir-suwir tanpa tulang. Paling tinggal minta cabenya dikurangin aja takut perutnya sakit hehehehe.
BalasHapusYaw lumayan pedes juga sieh kak,,, tapi enak. La kata abangnya malah ada yang sampai 45 cabai. Penasaran juga jadinya, hehehe. Iyaw kak kalau nggak suka pedas yaw sedikit saja bisa, hehe
Hapushmmm... laper...
BalasHapusPisanan thok mrene, merga bar kuwi mencret2, tobat...
BalasHapusHahahaha,,,, berarti dalam perutnya yang nggak cocok mas,,, tpi nak marang Tobat karo seng nggawe urip, duduk tobat sambal,,, wekekekek
Hapusehh aku wis pernah nraktir nraktir ayam geprek daerah kunu juga mas hehehe....
BalasHapusWah ketinggalan berarti akunya mas, :-) ... do kepedesen nggak mas? hehehe
Hapusya ampun, aku doyan banget ayam ini
BalasHapusSama kak :-) ,,,, krenyes - krenyes rasanya
HapusBaca ini tetiba mulutku sudah penuh dengan liur. Ayam renyah dipenyet dengan sambel sederhana yang seger. Duh du duh, masuk list. Sudah berapa ya list kuliner yg kudapat dari blogmu, banyak banget, sebuku ra cukup :)
BalasHapusHehehe,,,, nak nggak cukup 1 buku, beli buku baru juga boleh mak,,,hahaha. Sip dah, nanti pulang ke Indo terus menyambangi Jogja jangan lupa ajak aku kulineran ya mak, aku siap kok di traktir,,, hahahaha
HapusWah ane suka banget sama olahan ayam ayaman gini ..
BalasHapuspenasaran kayak apa sensasinya :D Hahahaha
Hhaahahaha,,,, kalau olahan ayam dan cabainya banyak yaw sensasinya paling yaw cuman pedes saja kak, hehe
Hapusokelah...kalo kamu sampe mesen 20 cabe, berarti level pedes kita sepertinya sama :D.. aku juga seringnya mesen sebanyak itu kalo cabenya boleh milih ;p..
BalasHapusSiplah kak,,, itu milih paling yang kecil - kecil dan hijau yaw kak? itu bukannya pedes malah menurut ku manis kak kayak orangnya,,,, wekakakakaka pizzzzzz
Hapus