Hai sob, bagaimana nieh kabarnya? semoga baik - baik saja yaw. Oke, mungkin sobat sudah tahu kan kalau akhir - akhir ini banyak tayangan TV yang menayangkan tentang wisata kuliner dari berbagai daerah baik itu di Jakarta, Bali, Makassar, Jogja, dll. Di Jogja sendiri banyak rekomendasi tempat wisata kuliner yang dapat di coba, mulai dari Gudeg, Soto, Loteg, dll.
Dari berbagai tayangan TV tersebutlah yang membuat Ane penasaran dan kepincut untuk mencoba berbagai kuliner yang ada di kota ini. Sudah lama di Jogja kok baru sedikit mencoba kuliner - kuliner yang tenar, kan rugi "fikirku". "Seperti apa sieh rasanya, enak nggak, atau biasa - biasa saja"? nah pertanyaan itulah yang selalu muncul dari fikiran Ane. Mulai dari searching - searching di internet dan membaca dari berbagai blog akhirnya Ane memutuskan untuk berwisata kuliner berupa soto. Nah soto yang akan Ane coba adalah "Soto Pak Sholeh Al-Barokah".
Tadi pagi akhirnya Ane membulatkan tekad untuk mencoba soto ini. Dari kost dimana Ane tinggal bergerak menyusuri Jalan Jend. Sudirman hingga ke Tugu Jogja dan terus ke arah barat menyusuri Jl. P. Diponegoro dan Kyai Mojo dan selanjutnya Ane arahkan laju kendaraan Ane berbelok ke arah kiri/selatan menyusuri Jl. Hos Cokroaminoto lurus terus hingga memasuki Jl. Wiratama bertemulah Ane pada lokasi Soto Pak Sholeh ini yang tidak jauh dari pertigaan tepatnya di Jl. Wiratama no. 84 Yogyakarta. Mungkin kalau sobat memulai perjalanan dari Malioboro akan berbeda ceritanya untuk itu Ane kasih gambaran menuju ke lokasi ini.
Nuansa jawa terasa ketika Ane memasuki warung soto ini. Bagaimana tidak warung soto ini lebih berbentuk seperti pendopo namun tertutup dengan sedikit modifikasi. Meja dan kursi terbuat dari kayu berjajar rapi yang siap sedia untuk ditempati oleh para pengunjung. Pelayan dengan ramah menyambut kedatangan para tamunya tak terkecuali dengan Ane. Terdapat beberapa pilihan menu yang dapat di pesan, sehubungan menu spesialnya adalah soto maka semangkok soto dengan segelas es teh pun menjadi pilihan Ane. Soto disini adalah Soto daging sapi. Mungkin dari sobat ada yang bertanya - tanya, "berapakah kira - kira harga menu soto tersebut?" okelah Ane kasih langsung fotonya berikut ini.
Sambil menunggu pesanan yang datang Ane sempat memperhatikan keadaan sekitar. Mata Ane sempat tertuju pada bagian dinding sebelah timur, setelah Ane dekati ternyata tertempel foto - foto orang - orang hebat yang pernah berkunjung kesini. Mulai dari kalangan pejabat, sebut saja Pak Amien Rais, Alm. Gusdur, sampai kalangan artis seperti Ahmad dhani, Syahrini dan Iwan Fals.
Ada Pak Amien Rais |
Alm. Gusdur |
Ahmad dhani |
dan Adapula Syahrini serta Iwan Flas |
Tak lama Ane menunggu sambil motret - motret akhirnya pesanan Ane datang juga. Semangkok soto dan segelas es teh. Aromanya sungguh menggoda tak sabar rasanya ingin segera melahapnya. Ada berbagai pilihan lauk yang dapat di pilih disini mulai dari kerupuk, tempe goreng, tahu goreng hingga potongan daging sapi. Selain itu tak lupa pula sebotol kecap, potongan jeruk nipis dan semangkuk kecil sambal sebagai bumbu penyedap.
Potongan daging sapi |
Sepiring tahu dan tempe goreng |
Seperangkat bumbu penyedap |
Berdasarkan strukturnya, semangkok soto ini terdiri dari mie bihun, kecambah, nasi, kubis, dan bertaburkan daun bawang, sledri, bawang goreng, dan tentunya potongan daging sapi yang berjumlah kurang lebih 7 potong. Dengan perlahan Ane mencicipi kuahnya terlebih dahulu dan kemudian daging sapi, nasi dan lainnya. Rasanya memang gurih dan lezat berbeda dengan soto pada umumnya. Apalagi setelah Ane tambahkan dengan sepotong tempe goreng, rasanya uwenak tenan. Benar saja banyak orang yang berkunjung kesini dan merasakan sendiri kelezatan Soto Pak Sholeh ini.
Foto penampakan sepiring soto daging sapi Pak Sholeh yang menggoda |
Mungkin soto ini tersohor karena kuahnya yang gurih dan khas dan bukan karena isinya. Pasalnya dalam semangkok soto menurut Ane kebanyakan nasinya dibandingkan dengan rempah - rempahnya sehingga isinya bisa dikatakan standar. Itu pendapat Ane yaw sob, so misal sobat berpendapat yang berbeda yaw monggo. Selang beberapa menit kemudian.
Jreng - jreng |
Makan sudah, minum pun sudah dan kini saatnya Ane menanggung apa yang telah Ane perbuat yakni bertanggungjawab kepadamu, ew bukan dink, hehehe, maksud Ane membayarnya. Semangkok soto daging sapi, segelas es teh dan sepotong tempe goreng dibanderol dengan harga 19k saja. Yaw untuk ukuran anak kost seperti Ane harga segitu termasuk kurang bersahabat dengan kantong tetapi untuk mengobati rasa penasaran maka sepadanlah dengan apa yang Ane rasakan.
Ada cerita yang unik sob, setelah membayarnya Ane tanpa rasa malu - malu meminta izin kepada salah seorang pegawai untuk sekedar bertanya - tanya mengenai tempat ini.
Ane :Permisi mas," ma'af mengganggu apakah saya dapat bertanya -
tanya dengan Anda mengenai Soto Pak Sholeh ini?
Masnya :Eow bisa mas (sambil senyum ramah), masnya darimana dan
bertanya untuk keperluan apa ya?
Ane :Saya dari Bantul, nggak ada keperluan apa - apa mas dan
cuman mau bertanya - tanya saja.
Tetapi tak di sangka - sangka yang awalnya hanya ingin bertanya - tanya saja dengan salah seorang pegawai, ew Ane malah dipersilahkan untuk masuk ke dapur dan berfoto - foto ria. Yaw langsung saja Ane mengiyakan dan masuk ke dapur dan ditemani oleh salah seorang pegawai tersebut dan tak lain adalah anak alm. Pak Sholeh yakni mas Kholis. Ketika Ane memasuki dapur suasana menjadi sedikit ramai karena Ane memfoto sana, sini dan bahkan sempat mengganggu sedikit jam kerja dari salah seorang pegawainya, ma'af yaw mas, hehehe. Inilah beberapa foto yang sempat Ane abadikan di dalam dapur Soto Pak Sholeh.
Ane :Permisi mas," ma'af mengganggu apakah saya dapat bertanya -
tanya dengan Anda mengenai Soto Pak Sholeh ini?
Masnya :Eow bisa mas (sambil senyum ramah), masnya darimana dan
bertanya untuk keperluan apa ya?
Ane :Saya dari Bantul, nggak ada keperluan apa - apa mas dan
cuman mau bertanya - tanya saja.
Tetapi tak di sangka - sangka yang awalnya hanya ingin bertanya - tanya saja dengan salah seorang pegawai, ew Ane malah dipersilahkan untuk masuk ke dapur dan berfoto - foto ria. Yaw langsung saja Ane mengiyakan dan masuk ke dapur dan ditemani oleh salah seorang pegawai tersebut dan tak lain adalah anak alm. Pak Sholeh yakni mas Kholis. Ketika Ane memasuki dapur suasana menjadi sedikit ramai karena Ane memfoto sana, sini dan bahkan sempat mengganggu sedikit jam kerja dari salah seorang pegawainya, ma'af yaw mas, hehehe. Inilah beberapa foto yang sempat Ane abadikan di dalam dapur Soto Pak Sholeh.
Seorang pegawai wanita yang sedang mengiris - iris daging sapi |
Seorangnya lagi sedang sibuk dengan pekerjaannya |
Nah, Ane sendiri juga tak mau kalah sibuknya dengan Mas Kholis |
Jadi pemilik Soto Pak Sholeh sekarang sudah bukan lagi Pak Sholehnya yaw sob melainkan anaknya yakni Bu Siti. Terlihat bahwa kondisi dapurnya masih mempertahankan sisi tradisionalnya, di sisi sebelah barat berdinding dari anyaman bambu dan kalaupun berdinding semen yang berada di sebelah timur nampak terlihat dinding tersebut sudah berubah warnanya menjadi hitam karena kepulan dari asap - asap yang ditimbulkan dari kayu bakar. Hal ini menandakan bahwa Soto Pak Sholeh ini sudah cukup berumur. Padahal kan bisa saja kalau memang ada niatan untuk merenovasi dapur yang mereka inginkan, secara Soto Pak Sholeh ini kan sudah terkenal dan pelanggannya dari mana - mana. Tapi dengan tetap mempertahankan kekhasan dari dapur ini menambah nilai tersendiri bagi para pengunjung yang datang. Mantab.
Menurut berbagai sumber bahwa Soto Pak Sholeh ini berdiri di Jl. Wiratama pada tahun 1982. Sebelumnya Pak Sholeh menjajakan sotonya berkeliling kampung dan buka lapak di Alun - alun pada tahun 1950 dan pada tahun 1970 Pak Sholeh menyewa kios di Purwadiningratan.
Ada yang unik sob di dapur ini yakni dalam mengolah berbagai masakan masih menggunakan anglo yang terbuat dari tanah liat sebagai kompornya dan juga luweng yang mempunyai fungsi yang sama dengan Anglo yang juga terbuat dari tanah liat. Tentu sebagai bahan bakarnya adalah kayu bakar atau arang. Padahal di zaman sekarang kan sudah serba praktis bisa menggunakan kompor. Hal ini tetap dilakukan mungkin dimaksudkan agar cepat matang dalam hal masak memasak dan untuk menjaga agar api yang dihasilkan tetap stabil dan panasnya merata.
Yang di bawah itu namanya Anglo |
Nah, kalau yang di bawah itu bernama Luweng |
Puas sudah mengeksplorer dapur Soto Pak Sholeh dan di akhir sesi tanya - tanya, Ane memberitahukan kepada beliau bahwa Soto Pak Sholeh ini akan Ane masukkan dalam blog dan beliau meminta alamat blog ini dan Ane langsung memberikannya. kini saatnya Ane segera pulang tetapi sebelumnya Ane berniat mampir dahulu ke Museum Pangeran Diponegoro yang terletak sangat dekat dari tempat ini. Bagi sobat - sobat semua yang penasaran dengan lezatnya Soto Pak Sholeh ini bisa langsung datang ke tempat ini. Tapi adanya hanya ada di Yogyakarta yaw dan tidak membuka cabang di luar DIY.
Jam operasional berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari petugasnya yakni pada pukul 06.30 - 15.00 WIB.
Biasanya banyak pengunjung yang datang pada hari libur, namun pengunjung tidak perlu khawatir dikarenakan tempat ini memiliki ruangan yang cukup luas dan memiliki lahan parkir yang cukup memadai.
Biasanya banyak pengunjung yang datang pada hari libur, namun pengunjung tidak perlu khawatir dikarenakan tempat ini memiliki ruangan yang cukup luas dan memiliki lahan parkir yang cukup memadai.
Tak hanya para pejabat dan artis saja yang berfoto disini. Ane pun tak melewatkan untuk berfoto ria bersama dengan adiknya bu Siti yaitu Bu Menur yang juga anak Pak Sholeh. Soalnya Bu Sitinya sedang tidak berada di tempat.
Foto Ane bersama Bu Menur |
Sobat kapan? :-)
Dah, sampai disini saja yaw sob cerita petualangan kuliner Ane di Soto Pak Sholeh Al-Barokah ini semoga catatan ini bisa sedikit memberikan manfaat bagi yang membacanya. Sampai jumpa.
kayaknya enak mas kalo gratisan haha haseeehh
BalasHapusWah,,, 2015 kok gretongan mas,,,, wakakakaka,,,, yaw kalau ada yang gretongan, nggak hanya mas angki, akupun iyes,,,, haha
Hapus