Kali ini Ane mau berbagi sedikit pengalaman ketika mengunjungi sebuah perkampungan rumah yang memiliki keunikan di Yogyakarta, dimana itu? jreng jreng jreng yakni rumah dome atau bisa juga disebut dengan rumah teletubbies yang terletak di Dusun Ngelepen, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kenapa unik? yuk ikuti ceritanya!!! Sebelumnya Ane mau mengucapkan kepada sobat yang membaca artikel ini, "Selamat datang di blog Ane dan selamat datang di New Ngelepen".
Berawal dari ajakan dari seorang adik Ane yang cantik sebut saja namanya Merna, berkunjunglah kita kesana yakni pada tanggal 18 Agustus kemarin. Sebenarnya sempat dihantui rasa ragu - ragu dibenak Ane mau kesana atau tidak dikarenakan hari sudah sore. Alhasil, akhirnya jadilah kita berkunjung kesana.
Dari Kota Yogyakarta, kita arahkan laju kendaraan kuda hijau Ane menelusuri Jalan Raya Jogja - Solo ke arah Candi Prambanan. Sesampainya di Pertigaan Pasar Prambanan beloklah kita ke arah kanan / selatan. Tak lama kemudian kita menemui perlintasan rel kereta api. Kita masih lurus saja hingga menemukan Perempatan Jlatren dan tepat di Perempatan Jlatren tersebut terdapat sebuah plank yang menunjukkan ke arah perkampungan rumah dome / teletubbies.
Beloklah kita ke arah timur mengikuti jalan aspal yang ada sampai mentok. Bagi sobat yang ingin berkunjung kesini jangan takut kesasar yaw sob, karena di sepanjang jalan banyak plank yang mengarahkan ke perkampungan rumah dome ini. Tak lama kemudian sampailah kita di perkampungan rumah dome / teletubbies.
Tampaknya perkampungan rumah dome ini mulai berbenah. Berbagai fasilitas mulai tersedia, salah satunya terdapatnya tempat kesekretariatan bagi para pengunjung dan tempat parkir yang di sekitarnya terdapat berbagai macam permainan anak - anak seperti mandi bola, kereta anak, dan pemancingan anak.
Selain itu juga terdapat beberapa macam permainan yang bisa dicoba oleh para pengunjung orang dewasa seperti barbel dan bola dunia yang terbuat dari biji besi. Asyik bukan???
Ane sempat bingung juga sesampainya di TKP karena sepi dan tak ada seorang pun yang bisa Ane tanyai di sekretariat rumah dome. Akhirnya kita putuskan untuk singgah sebentar ke sebuah warung Mbok Giyem untuk sekedar makan dan minum karena lelah dan perut keroncongan karena dari siang kita memang belum makan.
Kita memakan mie, karena warung makan Mbok Giyem ini tidak menjual makanan berat sob. Disini Ane dan Mbok Giyem saling berbincang - bincang. Berikut kurang lebih perbincangan kita.
Ane : Assalamualaikum Buk?
Mbok Giyem : Waalaikumsalam, ajeng maem nopo mas, mbak? (Jawa)
Waalaikumsalam, mau makan apa mas, mbak? (Indonesia)
Ane : Wonten sekul boten buk? (Jawa)
Ada nasi tidak buk? (Indonesia)
Mbok Giyem : Boten Wonten ew mas wontene mie gelas niki (Jawa)
Tidak ada ew mas adanya mie gelas ini (Indonesia)
Ane : eow nggeh mpun, ingkang alit mawon buk (Jawa)
Eow ya sudah, yang kecil saja buk (Indonesia)
Sambil membuatkan kita mie gelas, Ane bertanya kepada beliau mengenai kepada siapa kita bisa bertemu. Beliau menjelaskan bahwa kepada beliaulah kita bisa bertemu dan melakukan proses administrasi masuk rumah dome ini. Dia menawarkan kepada kita setelah makan untuk langsung mengisi buku tamu atau bagaimana dan berhubung kita belum melaksanakan shalat ashar kita putuskan untuk shalat terlebih dahulu.
Segelas mie gelas sudah habis terlahab dan kini saatnya untuk beranjak dari warung menuju ke sekretariatan rumah dome namun sebelumnya kita melaksanakan shalat terlebih dahulu. Bentuk musholanya pun unik sob yakni berbentuk bulat, walaupun terlihat kecil dari luar namun setelah masuk kedalam ternyata cukup luas juga.
Di dalam ruang kesekretariatan kita dipersilahkan mengisi buku tamu terlebih dahulu dan membayar biaya masuk 3k per pengunjung, cukup murah bukan?. Dengan membayar biaya masuk tersebut kita sudah mendapatkan sebuah brosur yang berisi berbagai macam informasi mengenai rumah dome dan kita diperbolehkan mengeksplorer ruangan sekretariat sepuas - puasnya dan memakai seragam Tingky Wingky, Dispsy, Lala, dan Po terkecuali bagian tubuhnya.
Cerita berlanjut di Memotret Lebih Dekat Keunikan Rumah Dome di Yogyakarta Part 2.
Ane Tingky Wingky mengucapkan selamat datang di tempat tinggal kami |
Dari Kota Yogyakarta, kita arahkan laju kendaraan kuda hijau Ane menelusuri Jalan Raya Jogja - Solo ke arah Candi Prambanan. Sesampainya di Pertigaan Pasar Prambanan beloklah kita ke arah kanan / selatan. Tak lama kemudian kita menemui perlintasan rel kereta api. Kita masih lurus saja hingga menemukan Perempatan Jlatren dan tepat di Perempatan Jlatren tersebut terdapat sebuah plank yang menunjukkan ke arah perkampungan rumah dome / teletubbies.
|
Selain itu juga terdapat beberapa macam permainan yang bisa dicoba oleh para pengunjung orang dewasa seperti barbel dan bola dunia yang terbuat dari biji besi. Asyik bukan???
|
|
|
Ane : Assalamualaikum Buk?
Mbok Giyem : Waalaikumsalam, ajeng maem nopo mas, mbak? (Jawa)
Waalaikumsalam, mau makan apa mas, mbak? (Indonesia)
Ane : Wonten sekul boten buk? (Jawa)
Ada nasi tidak buk? (Indonesia)
Mbok Giyem : Boten Wonten ew mas wontene mie gelas niki (Jawa)
Tidak ada ew mas adanya mie gelas ini (Indonesia)
Ane : eow nggeh mpun, ingkang alit mawon buk (Jawa)
Eow ya sudah, yang kecil saja buk (Indonesia)
Sambil membuatkan kita mie gelas, Ane bertanya kepada beliau mengenai kepada siapa kita bisa bertemu. Beliau menjelaskan bahwa kepada beliaulah kita bisa bertemu dan melakukan proses administrasi masuk rumah dome ini. Dia menawarkan kepada kita setelah makan untuk langsung mengisi buku tamu atau bagaimana dan berhubung kita belum melaksanakan shalat ashar kita putuskan untuk shalat terlebih dahulu.
Segelas mie gelas sudah habis terlahab dan kini saatnya untuk beranjak dari warung menuju ke sekretariatan rumah dome namun sebelumnya kita melaksanakan shalat terlebih dahulu. Bentuk musholanya pun unik sob yakni berbentuk bulat, walaupun terlihat kecil dari luar namun setelah masuk kedalam ternyata cukup luas juga.
Di dalam ruang kesekretariatan kita dipersilahkan mengisi buku tamu terlebih dahulu dan membayar biaya masuk 3k per pengunjung, cukup murah bukan?. Dengan membayar biaya masuk tersebut kita sudah mendapatkan sebuah brosur yang berisi berbagai macam informasi mengenai rumah dome dan kita diperbolehkan mengeksplorer ruangan sekretariat sepuas - puasnya dan memakai seragam Tingky Wingky, Dispsy, Lala, dan Po terkecuali bagian tubuhnya.
Cerita berlanjut di Memotret Lebih Dekat Keunikan Rumah Dome di Yogyakarta Part 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar