Beranjak dari Kawasan Museum Karst Indonesia, Kita berempat yakni Ane, Bang Robert, Hanna dan Sofi bergerak menuju Kabupaten Pacitan. Jalan yang kita lewati mula - mula kecil berkelok dan berlubang.
Jalan berubah menjadi sangat bagus ketika memasuki pasar Pracimantoro. Rupanya bangunan jalan tergolong baru, hal ini ditandai dengan keprasan tebing batuan karst yang terlihat baru. Selain itu marka jalan yang terdapat di aspal masih terlihat sangat jelas dan segar. Sungguh senang hati Ane ketika memasuki sebuah gapura perbatasan yang bertuliskan "Selamat Datang Di Pacitan".
Gambar foto di atas jangan di tiru ya sob. Pokoknya kalau meniru silahkan dan Ane tidak bertanggung jawab. Tapi perlu sobat ketahui setelah gapura tersebut terdapat jalan yang berbelok dan tepat di belokan tersebut terdapat sebuah pos yang menyerupai pos polisi. Ane sangat bersyukur pas mengambil foto tersebut tidak ada petugas yang jaga, jadi aman, hehe.
Tak sabar rasanya ingin segera melangkahkan kaki masuk kedalam. Yuk mari ikuti ceritanya.
Eow iya sob, Goa Gong secara administratif terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, sekitar 30 Km arah Barat Daya Kota Pacitan.
Sekarang Ane mau tanya kepada sobat - sobat semua," apakah yang terlintas pertama kali di benak sobat - sobat semua ketika mendengar kata gua?", gelap, lembab, banyak dihuni oleh kelelawar, atau bahkan terdapat juga sarang burung walet. No no no, di Gua Gong ini anggapan itu semua bisa dibilang tidak berlaku. Sudah terpasang lampu yang menyala berwarna - warni yang tidak begitu terang namun cukup membuat suasana semakin hidup. Selain lampu di sini juga terpasang beberapa kipas angin yang menyala sehingga tidak terasa lembab.
Dalam menelusuri gua kita harus menuruni anak tangga dengan pegangan berupa besi yang memang sengaja dibuat oleh pengelola setempat untuk memudahkan para pengunjung dalam penelusuran.
Sungguh luar biasa ciptaan Tuhan Yang Maha kuasa ini. Stalaktit dan stalagmit yang ada sudah cukup membuat Ane terpesona. Berbagai macam bentuk stalaktit ada di sini. Ada yang melembar menjuntai ke bawah sepanjang beberapa meter sehingga menyerupai tirai, adapula stalaktit kecil yang seperti lonceng.
Ingin tahu bentuk - bentuk stalaktit lainnya yang paling spektakuler? yuk mari klik postingan berikut ini: NgeTrip Ke Pacitan: Goa Gong, Goa Tercantik di Asia Tenggara Part 2.
"Kota Seribu Satu Goa", memang itulah julukan yang pantas untuk Kabupaten Pacitan. Selama di perjalanan menuju Goa Gong yang menjadi destinasi utama kita dengan mudah menjumpai plank yang menunjukkan arah gua tertentu, seperti Gua Tabuhan dan Gua Putri.
Jalan yang dilalui sudah lebar dan sangat halus, ingin rasanya mencari bantal lalu tidur di tengahnya. Sehubungan masih mau hidup di negara tercinta ini, diurungkanlah niat Ane tersebut. Di tengah perjalanan Ane sempat membaca plank yang menunjukkan ke arah Goa Gong, tetapi Ane cuekin saja dan memilih lurus sampai menemukan Pasar Punung.
Cukup jauh sudah kita lurus, alhasil kita belum juga menemukan pasar yang kita maksud. Di sini Ane sempat merasa ragu, apakah jalan yang kita lewati sudah benar ataukah belum. Kebetulan di pinggir jalan terdapat warga sekitar sedang mengumpulkan gabah hasil panen mereka. Dia bilang lurus saja sampai menemukan sebuah masjid besar dan di situ nanti ada papan petunjuk ke arah tujuan kita.
Setelah kita mengikuti petujuk warga tersebut, ternyata memang benar jalan yang kita tempuh namun disini kita tidak melihat masjid yang dimaksud.
Di tengah perjalanan kita menemukan sebuah pertigaan yang cukup besar dan terdapat papan petunjuk ke arah Goa Gong maupun Pantai Klayar. Dari pertigaan tersebut beloklah kita ke kanan. Jalan yang dilalui sangat bagus seperti sebelumnya. Kurang lebih 15 menit sampailah kita di Goa Gong yang sangat mempesona ini. Untuk memasuki Goa Gong kita dikenakan tarif 5k per orang. Cukup murah bukan?
Dalam memasuki goa kita harus menaiki anak tangga terlebih dahulu sejauh kurang lebih 100 meter. Sobat penggemar Batu Akik? yapz, di sini juga terdapat penjual batu akik. Sebelum menaiki anak tangga Ane sempat membaca plank yang menunjukkan dimana batu akik tersebut di jual.
Di sepanjang anak tangga terdapat para pedagang yang sedang menjajakan barang dagangannya. Berbagai macam barang dagangan yang di jajakan di antaranya makanan dan minuman, buah - buahan, pakaian, oleh - oleh khas Pacitan, dll. So, bagi sobat - sobat yang sudah sampai di sini sore hari dan lapar ingin makan, minum atau sekedar makan buah saja, semuanya sudah tersedia di sini. Tidak hanya itu saja sobat juga bisa membawa pulang oleh - oleh khas Pacitan buat keluarga.
Sebelum memasuki gua, kita bertemu dengan dua patung yang seolah - olah menyambut kedatangan kita. Dengan bertemunya dua patung tersebut menandakan akan segera tiba di mulut gua. Mungkin sobat lupa membawa alat penerangan sendiri atau memang sengaja tidak membawanya. Jangan khawatir, mulai dari patung inilah sampai mulut gua banyak terdapat ibu - ibu yang sedang menawarkan penyewaan alat penerangan.
Sesekali Ane ditawari untuk menyewa lampu mereka, namun Ane menolak tawaran mereka dengan halus dikarenakan Ane sudah membawanya sendiri. Tak lama kemudian sampailah kita di depan mulut Goa Gong. Banyak sekali pengunjung yang datang kesini, maklum ketika itu kita datang kesini pada hari sabtu tentunya bertepatan dengan hari libur seseorang atau weekend.
Ingin tahu bentuk - bentuk stalaktit lainnya yang paling spektakuler? yuk mari klik postingan berikut ini: NgeTrip Ke Pacitan: Goa Gong, Goa Tercantik di Asia Tenggara Part 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar