Beranjak dari Museum Sonobudoyo, Museum Koleksi Barang Seni Kebudayaan (Part 3), Ane menuju ke Museum Kereta Keraton Yogyakarta. Ane sebenarnya masih bingung dengan penamaan Museum ini. Nama museum yang benar itu Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta atau Museum Kereta Keraton Ngayogyakarta? jelas kalau Ngayogyakarta itu adalah nama asli yang biasa orang menyebutnya dengan Yogyakarta. Nah yang dua huruf "kareta karaton" itu loh yang membuat Ane bingung.
Namun Ane ada yang lupa rupanya bahwa bahasa jawa dengan bahasa indonesia itu tidak jauh berbeda, kata "kareta karaton" di sini mungkin versi bahasa jawanya sedangkan dalam versi bahasa indonesia yakni kereta keraton.
Jarak antara Museum Sonobudoyo dengan Museum Kereta Keraton Yogyakarta tidaklah jauh hanya terpaut kurang lebih 150 meter saja karena masih berada dalam satu kompleks. Museum ini beralamat di Jl. Rotowijayan, tepat di sebelah barat bangunan keraton Yogyakarta. Bangunan museumnya tidaklah begitu luas namun memiliki nilai seni yang tinggi di bagian arsitektur bangunannya. Disinilah berbagai macam koleksi kereta kuda milik kesultanan Yogyakarta di simpan. Untuk memasukinya Ane dikenakan tarif tiket seharga 7K (biaya tersebut sudah termasuk biaya parkir dan ijin foto). Murah bukan?
Di sebelah utara dalam gedung terdapat kereta yang berjajar - jajar dengan rapi nampaknya kereta - kereta yang ada di sini terawat dengan baik.
Lalu apa saja kereta yang ada di sebelah utara ini? berikut ulasannya. Di bagian depan terdapat Kareta Kyai Jolodoro. Kereta ini di buat pada tahun 1815 di Belanda yang berfungsi sebagai kereta pengendali.
Perlu diketahui juga sob ternyata sebagian besar kereta di sini masih digunakan oleh keraton ketika Kasultanan Yogyakarta mempunyai hajatan atau acara dalam gelaran - gelaran budaya lo. Selain itu sebagian kereta yang ada di sini sudah mengalami perbaikan, misalnya saja warna cat.
Di bagian barat laut dalam museum ini terdapat juga accessoris prajurit keraton yang di simpan di dalam sebuah buffet yang cukup besar. Mungkin accesoris inilah yang biasa digunakan dalam acara misalnya grebeg mulud, dan lain sebagainya.
Puas mengeksplorer bagian luar ruangan utama karena memang di Museum Kareta Karaton ini terdapat dua ruangan utama, Ane bergerak masuk ke dalam ruangan utama yang digunakan untuk menyimpan beberapa kereta yang dikeramatkan.
Pasti sobat penasaran kan mengenai lanjutan ceritanya? silahkan di lanjut:
Mengintip Koleksi Museum Kereta Keraton Yogyakarta Part 2
Ada fasilitas guide lokal yang disediakan di sini bagi para pengunjung jika ingin menggunakannya. Saran Ane jika sobat datang kesini, gunakanlah jasa guide tersebut agar tidak hanya mengetahui koleksi kereta yang ada tetapi juga mengetahui lebih jauh cerita dan latar belakang kereta.
Di dalam gedung bagian depan disambutlah Ane oleh sebuah kereta yang bernama Kareta Kyai Jongwiyat. Kereta yang di buat oleh Belanda pada tahun 1880 ini dahulu biasa di pakai sebagai kendaraan komandan prajurit.
Di sebelah barat Kareta Kyai Jolodoro terdapat Kareta Kyai Roto Biru. Kereta Roto Biru di buat tahun 1901 dan dipergunakan untuk manggala yudha bagi panglima perang. Mungkin karena warna yang mendominasi kereta ini adalah berwarna biru maka kereta tersebut dinamakan Kyai Roto Biru.
Di sebelah barat dari Kareta Kyai Roto Biru terdapat Kareta Kyai Rejo Pawoko. Kereta yang berwarna cokelat ini di buat tahun 1901 yang diperuntukkan sebagai sarana transportasi adik - adik sultan.
Berdasarkan fakta di atas dapat kita ketahui bersama bahwa kereta di sini memiliki nama dan fungsinya masing - masing sesuai dengan keperuntukannya. Selain itu kebanyakan kereta di datangkan dari Eropa. Di setiap kereta terdapat tulisan yang melarang pengunjung untuk menaiki kereta tersebut. Mungkin hal ini mempunyai maksud agar kereta yang ada tetap terjaga dengan baik. Coba bayangkan saja kalau setiap pengunjung yang datang diperbolehkan menaiki kereta tersebut, tentunya akan beresiko mengalami kerusakan lebih besar dan kalu sudah rusak tentunya tidak bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang. Sayang kan?
Di sebelah barat Kareta Kyai Rejo Pawoko terdapat Kareta Landower Ngabean.
Sebelah barat Kareta Kyai Rejo Pawoko terdapat Kareta Premili. Konon kabarnya kereta ini di buat di semarang pada tahun 1925, namun spare-part nya didatangkan dari negara kincir angin. Kegunaan kereta ini adalah untuk menjemput penari - penari keraton.
Bergerak ke arah barat lagi Ane bertemu dengan Kareta Kus No: 10. Sama seperti kereta - kereta sebelumnya, kereta ini di buat di negara kincir angin pada tahun 1901.
Di bagian barat laut dalam museum ini terdapat juga accessoris prajurit keraton yang di simpan di dalam sebuah buffet yang cukup besar. Mungkin accesoris inilah yang biasa digunakan dalam acara misalnya grebeg mulud, dan lain sebagainya.
Adapun di bagian sebelah selatan dalam gedung terdapat beberapa kereta, diantaranya Kareta Kyai Kutha Kaharjo, Kareta Kus Gading, Kareta Kyai Puspoko Manik, dll.
Berbeda dengan kereta yang lainnya yang di buat di Amsterdam, Kareta Kyai Kutha Kaharjo ini di buat di Berlin pada tahun 1927. Kegunaan kereta ini adalah untuk mengiringi acara - acara yang diselenggarakan oleh keraton.
Di sebelah timur Kareta Kutha Kaharjo terdapat Kareta Kus Gading yang di buat di Amsterdam.
Di sebelah timur Kareta Kus Gading terdapat Kareta Kyai Puspoko Manik. Kereta ini di buat di Belanda dan digunakan sebagai pengiring acara - acara yang diselenggarakan oleh keraton.
Pasti sobat penasaran kan mengenai lanjutan ceritanya? silahkan di lanjut:
Mengintip Koleksi Museum Kereta Keraton Yogyakarta Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar