Ini merupakan cerita lanjutan dari Menikmati Malam Tahun Baru di Kota Yogyakarta sob. Tugu Yogyakarta ini sendiri di pakai sebagai landmark dari Kota Yogyakarta. Jadi jika sobat berkunjung ke Kota gudeg ini tidak lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke Tugu ini. Tugu ini terletak di perempatan jl. Jenderal sudirman di sebelah timur, Jl. P. Mangkubumi di sebelah selatan, Jl. P. Diponegoro di sebelah barat, dan Jl. AM. Sangaji di sebelah utara. Tugu ini berada satu garis lurus persis dengan arah puncak merapi, keraton Yogyakarta, dan Pantai Selatan Yogyakarta. Ane sendiri tidak tahu apa makna filosofinya. Inilah Kota Yogyakarta yang mempunyai seribu makna dan cerita.
Ane sendiri tidak menyangka kalau ketika masih berada di Tugu Yogyakarta, masih ada yang menyalakan kembang api sehingga menambah kesan yang sangat mendalam.
Perjalanan kita bertiga lanjutkan menuju ke arah selatan melewati Jl. P. Mangkubumi waktu itu menunjukkan pukul 00.30 WIB. Tidak lama dari Tugu Yogyakarta kita menemui sebuah klub malam yang sedang menunjukkan gemerlapnya di depan gedung namun ane lupa namanya. Kita pun mampir sejenak karena ketika itu untuk menikmati sedikit musik yang membakar semangat tidak di pungut biaya alias gratis (maklum anak kost, hehe).
Kita tidak mau berlama-lama di sini karena masih ada tujuan lain yang ingin kita sambangi yaitu menuju kawasan Malioboro, kawasan nol kilometer, dan selanjutnya sayornara ke kost.
Walaupun hari sudah pagi, namun masih banyak orang yang memadati jalan Mangkubumi ini. Di sebelah selatan dari jalan ini terdapat berjejer angkringan yang biasa untuk nongkrong bagi kaula muda yang di kenal dengan nama Kopi Joss dan suasana pun masih sangat ramai ketika itu.
Kita tidak mampir ke tempat ini dan memang tidak ada niatan untuk mampir. Di sebelah selatan Kopi Joss ini terdapat sebuah stasiun yang bernama Stasiun Tugu Jogja yang merupakan salah satu stasiun yang terpenting yang ada di Yogyakarta selain Stasiun Lempuyangan.
Tidak jauh dari Stasiun Tugu Yogyakarta ini, adalah kawasan Malioboro yang hanya dipisahkan oleh sebuah rel kereta api. Kawasan Malioboro ini sudah sangat terkenal baik oleh kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Di ujung utara dari kawasan Malioboro atau sebelah selatan rel kereta api terdapat Papan nama jalan Malioboro yang biasa untuk bernarsis ria oleh para wisatawan. Kita pun harus mengantri ria untuk berfoto. Nieh hasilnya.
Di kawasan malioboro ini banyak terdapat jejeran toko seperti toko baju, aksesoris khas Jogja, buah tangan khas jogja, para penjual makanan dan minuman dengan berbagai variasi harga tentunya. Berbagai kendaraan seperti becak, motor, mobil, sepeda, andong, dan lain sebagainya pun beroperasi di Kawasan ini. Selain itu terdapat juga Kantor Pemerintahan yang berdiri di kawasan ini, diantaranya Kantor DPRD DIY dan Kantor Gubernur DIY.
Tidak ketinggalan juga para musisi jalanan, para seniman ikut meramaikan dan menghidupkan suasana kota ini sehingga menambah keeksotisan Kota Kebudayaan ini. Di tengah perjalanan menuju ke Kawasan titik nol kilometer, kita bertemu dengan dua orang wisatawan mancanegara yang berasal dari Switzerland yang sedang menikmati Kota Yogyakarta ini di sisi kehidupan malamnya. Tidak ketinggalan gaya pokoknya, Smile
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di kawasan Titik nol Kilometer Yogyakarta dari Kawasan Malioboro, hanya sekitar kurang lebih 15 menitan saja. Ketika sampai di kawasan ini, tidak berbeda jauh dari kawasan sebelumnya di sini masih banyak terdapat para wisatawan yang menghabiskan malam tahun barunya. Ada yang berfoto bersama kreatifitas para seniman, ada yang sedang makan, ngopy, dan ada juga yang hanya duduk santai saja sambil menikmati indahnya kota.
Nah yang sebelah kiri ini namanya mas bonet (kata Chandra) yang mempunyai nama asli Mas Dea. Orangnya memilih untuk memfoto daripada di foto. Ya sudahlah (bukan nyanyian dari kak Bondan Prakoso loh, haha).
Sangat memprihatinkan sob keadaan Kawasan ini di tahun baru, banyak sampah berserakan di perempatan jalan ini. Tidak percaya? okelah ane kasih buktinya, ntar di sangka di buat-buat lagi.
Tuh kan benar, terdapat banyak sampah berserakan akibat perayaan malam tahun baru. Okelah, kita di sini tidak berlama - lama dan kita habiskan hanya untuk beristirahat sekedar meluruskan kaki saja yang memang kita sudah menempuh jarak kurang lebih 6 Km dengan berjalan kaki.
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi dini hari. Saatnya kita segera pulang. Rute kali ini kita mengambil arah ke timur. Melalui Jl. Senopati tempat Taman Pintar berada.
Setelah itu ke arah utara melewati Jl. Mayor Suryotomo, ke timur lagi melewati Jl. Juminahan, dan bertemu dengan perempatan lampu merah kita mengambil arah ke utara melewati Jl. Hayam Wuruk sampai mentok berbelok ke kanan melewati Jl. Lempuyangan dimana Stasiun Lempuyangan berada. Kita lanjutkan lagi perjalanan kita melewati Jl.Kompol Suprapto, Jalan Mojo, dan akhirnya sampailah di Kost kita masing - masing.
Nah di sini ada cerita unik sob, kita bertiga berlomba jalan cepat dari Jl. Hayam Wuruk sampai Jl. Mojo. Ane selalu ketinggalan tuh sob dikarenakan langkah kaki ane lebih kecil dibandingkan dengan kedua sobat ane tuh sob. Ane lari aja tuh untuk mengimbangi langkah mereka. Masa bodoh di bilang curang, yang penting sampai kost, haha. Di sela - sela lomba jalan cepat dan haripun Semakin pagi, membuat pembicaraan kita semakin ngelantur kemana - mana karena kondisi kaki yang semakin terasa agak nyeri.
Terlepas dari semua itu akhirnya kita sampai di Kost kita masing - masing. Kalau di bilang lelah ya lelah sob, kalau di bilang tidak ya tidak. Mungkin karena efek hobi sering mendaki gunung kali ya. Jadi total jarak yang kita tempuh dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 12 Km. Wuaaah, wuaaaah, dah dulu ya sob soalnya sudah ngantuk. Sampai jumpa.
Walaupun hari sudah pagi, namun masih banyak orang yang memadati jalan Mangkubumi ini. Di sebelah selatan dari jalan ini terdapat berjejer angkringan yang biasa untuk nongkrong bagi kaula muda yang di kenal dengan nama Kopi Joss dan suasana pun masih sangat ramai ketika itu.
Kita tidak mampir ke tempat ini dan memang tidak ada niatan untuk mampir. Di sebelah selatan Kopi Joss ini terdapat sebuah stasiun yang bernama Stasiun Tugu Jogja yang merupakan salah satu stasiun yang terpenting yang ada di Yogyakarta selain Stasiun Lempuyangan.
Tidak jauh dari Stasiun Tugu Yogyakarta ini, adalah kawasan Malioboro yang hanya dipisahkan oleh sebuah rel kereta api. Kawasan Malioboro ini sudah sangat terkenal baik oleh kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Di ujung utara dari kawasan Malioboro atau sebelah selatan rel kereta api terdapat Papan nama jalan Malioboro yang biasa untuk bernarsis ria oleh para wisatawan. Kita pun harus mengantri ria untuk berfoto. Nieh hasilnya.
Sangat memprihatinkan sob keadaan Kawasan ini di tahun baru, banyak sampah berserakan di perempatan jalan ini. Tidak percaya? okelah ane kasih buktinya, ntar di sangka di buat-buat lagi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi dini hari. Saatnya kita segera pulang. Rute kali ini kita mengambil arah ke timur. Melalui Jl. Senopati tempat Taman Pintar berada.
Nah di sini ada cerita unik sob, kita bertiga berlomba jalan cepat dari Jl. Hayam Wuruk sampai Jl. Mojo. Ane selalu ketinggalan tuh sob dikarenakan langkah kaki ane lebih kecil dibandingkan dengan kedua sobat ane tuh sob. Ane lari aja tuh untuk mengimbangi langkah mereka. Masa bodoh di bilang curang, yang penting sampai kost, haha. Di sela - sela lomba jalan cepat dan haripun Semakin pagi, membuat pembicaraan kita semakin ngelantur kemana - mana karena kondisi kaki yang semakin terasa agak nyeri.
Terlepas dari semua itu akhirnya kita sampai di Kost kita masing - masing. Kalau di bilang lelah ya lelah sob, kalau di bilang tidak ya tidak. Mungkin karena efek hobi sering mendaki gunung kali ya. Jadi total jarak yang kita tempuh dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 12 Km. Wuaaah, wuaaaah, dah dulu ya sob soalnya sudah ngantuk. Sampai jumpa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar